'cookieChoices = {};' Nasihat Islami, Dan Kesehatan Islami.: 2015

Thursday, December 10, 2015

Pak Jokowi banyak "orang bertopeng" sekeliling anda

Pak Jokowi banyak "orang bertopeng" sekeliling anda, jangan lupa itu. Waspada pada orang " yang bertopeng", jangan sampai sangka jelek pula pada setiap orang, dosa. "Orang bertopeng" ini biasanya punya kepentingan pribadi semata, tidak untuk membangun rakyat atau bangsa. Lempar batu sembunyi tangan, telunjuk lurus kelingking berkait. Nawacita pak Jokowi, hanya dimulutnya, tak paham maksudnya, tak ngerti aplikasinya, baginya yang penting ada duit dan ketenaran.
Lunturnya kepahaman dosa dan pahala, membuat orang membabi buta mengisi kehidupan. Itu arti nya dia tak pernah puas. Termasuk orang yang bertopeng. Bila dibiarkan akan menyusahkan juga. Angan-angan manusia seperti ini baru berakhir di liang kubur. Negeri yang hanya diisi orang yang mengejar perut dan keserakahan , tidak syukur, akan di laknat Allah. Negeri ini tidak akan ditolong Allah. Betul! Revolusi mental semacam itu harus dilakukan. Kebiasaan buruk, kebuasan zaman lalu sudah menyatu dalam tubuh, sehingga tidak tahu lagi perbuatannya salah atau benar; menjadi pejabat pula lagi, akibatnya penjara dimana-mana penuh. Sedikit banyak akibat pembangunan rakyat pintar dan maju sampai kedesa. Sementara "orang bertopeng" tetap dengan kebiasaannya, akibatnya rakyat mentertawakan badut pergajul tak tahu malu. Karena mentalnya harus direvolusi, supaya kenal pahala dan dosa. Rahasia Allah ingin diukur dengan "isi gundulnya". Tidak! Otak dan mata manusia diciptakan hanya mampu untuk melihat "nasi" hijaunya duit". Adapun untuk melihat hal "yang disana",hanya keimanan."Orang bertopeng" tak percaya pada malaikat yang ada dikiri dan kanannya, sehingga pahala dan dosa dibabat jadi satu. "Orang bertopeng" tak percaya kalau Allah tidak pernah tidur. "Orang bertopeng " tidak paham apa itu cobaan, apa itu musibah, akibatnya dia akan sangat menderita; kasihan keluarganya yang tidak terbina dengan baik.
Kelakuan orang zaman dulu, terulang lagi sepanjang zaman sampai sekarang, karenanya kalau punya kepahaman agama tidak kuat, bakal hanyut dan larut; kasihan pemuka bangsa yang berhati bersih dan paham agama yang tak henti hentinya berjuang.
Rakyat harus diajak bersyukur walaupun nikmat itu kecil. syukur pada orang yang memberi nikmat dan syukur pada Allah Swt., kalau tidak mau syukur siksa Allah sangat pedih. Ingat pada Allah hal yang wajib dan selamat, membelakangi Allah adalah laknat
Harus seimbang bapak(!), kebutuhan jasmani dan rohani, kalau mau rakyat sejahtera dan tenteram. Konsep beribadah dengan benar, konsep ketaatan beribadah harus ditemukan, agar negara dapat mendukung dan memfasilitasi. jangan sampai memberi fasilitas yang mubazir tidak terarah. Mudah-mudahan negeri yang indah ini kembali dalam pelukan anak negeri.
 Prilaku manusia dan alam di zaman akhir perlu dicermati dan dipahami, dan dicari dan disiapkan solusinya, untuk keselamatan dan kesejahteraan rakyat, dibidang pangan, papan dan usaha-usaha rakyat. Siapa yang ingin dunia harus dengan ilmunya dan barang siapa ingin akhirat harus dengan ilmunya, dan barang siapa yang ingin keduanya harus dengan ilmunya ( itu alhadist)

Wednesday, October 28, 2015

Pak Jokowi ajaklah putra putri bangsa beribadah dengan taat dan benar.

Pak Jokowi ajaklah putra putri bangsa beribadah dengan taat dan benar. Banyak sudah musibah yang diderita negeri ini. Banyak sudah penderitaan rakyat yang lemah negeri ini. Banyak sudah cobaan yang diderita rakyat negeri ini. Sekian puluh ribu orang yang mati karena narkoba setiap hari. Hancurnya mental penerus bangsa karena pencabulan terhadap dirinya tak berdaya. Longsor , kerusakan alam lingkungan karena keserakahan mengikuti hawa nafsu tak terkendali.Kebakaran diseluruh negeri mencapai tiga perempat negeri yang terbakar, yang memakan korban rakyat tak berdaya, oleh keserakahan, dan juga sebagai musibah.
Negeri ini telah dipertahankan dari penjajah dengan berdarah-darah oleh putra putri bangsa, yang diperingati dalam sumpah pemuda 28 Oktober.
Tanpa beribadah dengan taat dan benar , tidak akan ada kesyukuran bagi semua insan. Makhluk manusia tidak cukup dengan mencukupi kebutuhan secara pisik tapi dia butuh kebutuhan rohani. Kebuthan rohani ini tidak dapat datang dengan sendirinya tapi harus disosialisasikan, dididik, diajarkan, dinasehatkan. Sesuai dengan dalilnya " addinu nasehah, addinu nasehah, addinu nasehah. Agama itu harus dinasehatkan, agama itu harus dinasehatkan, agama itu harus dinasehatkan.
Kita harus mendidik putra bangsa untuk bersyukur, walau sekecil apapun kenikmatan yang diterimanya. Tenaga-tenaga potensial bangsa ini harus dibekali lahir batin. Jangan sampai dibiarkan hanya menguber kebutuhan perut semata. Menjadikan Allah didepan disegala urusan, untuk penerang kebijakan-kebijakan bapak untuk membahagiakan dan mensejahteraan bangsa khususnya putra putri bangsa.
Pak Jokowi harus ada konsep yang jelas agar bagaimana agar putra putri bangsa taat beribadah dan benar dalam kesehariannya, dalam rangka melaksanakan Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, dalam panca sila, jangan hanya sebagai lambang. Tanpa adanya ketaatan beribadah dengan cara benar sesuai keyakinannya masing-masing. Akhlak yang mulia tidak akan terwujud dalam masyarakat; budi pekerti yang luhur tidak terwujud dalam negeri ini, bila rakyatnya membelakangi agama, yang berarti membelakangi Allah Swt, berarti menjadi makhluk manusia yang sombong, berarti menentang Allah; berarti akan ada bencana besar.
Pak Jokowi , prilaku zaman akhir supaya dipahami, baik manusianya maupun alamnya. Dengan demikian Bapak akan bisa mempersiapkan segala sesuatunya untuk melindungi rakyat yang bapak cintai, seperti syarat dan membantu membangun rumah rakyat, mengingat prilaku zaman akhir, kesehatannya, usahanya, kebutuhannya.
Seperti ada korelasi antara manusia dengan alamnya dalam prilaku zaman akhir. Ketika "wahnun" menjadi jiwa makhluk manusia, cinta dunia benci pada mati, maka manusia akan menguber kesenangan dunia dengan cara tidak tahu malu tanpa batas . Tingkah polah manusianya akan maaf "bejat". Barang halal haram sama , disikat habis. Tak ada urusan dengan mahrom bukan mahrom. Tak peduli mana menikah dan yang mana zina. Yang mana orang tua dan yang dituakan untuk ditakzimi, dan yang mana teman. Mana cara sah mana yang tidak sah sama sama dikerjakan. Nah manakala itu terwujud, tunggulah saatnya angin merah, gempa, longsor dan segala macam bencana dan musibah akan datang silih berhenti.
Pak Jokowi prilaku zaman akhit sepertinya "tak bisa dielakkan", pesan kami rakyat persiapkan segala sesuatunya untuk kepentingan rakyat baik lahir maupun batin, jasmani rokhani. Mudah-mudahan bermanfaat.

Sunday, October 25, 2015

Pak Jokowi di setiap musibah di negeri ini carilah hikmahnya.

Pak Jokowi, disetiap musibah di negeri ini carilah hikmahnya. Jadikan Alquran di didepan untuk menerangi keputusan dan ilham bapak, Insya Allah Selamat dan Barokah. Walaupun putusan hal yang sepele jangan tinggalkan Allah. Selalulah Salat Istiharoh dan salat hajat di semua keputusan dan kebijakan untuk rakyat. Nanti Allah akan menuntun Anda dan mencarikan solusinya.
Hikmahnya, umpama :
- Pak Presiden jadi mengetahui cara kerja pembantu bapak dibawah belum maksimal.
- Didaerah tempat bencana, bapakjadi tahu kinerjanya sungguhan atau tidak, dan mungkin saja perlu di audit izin-izin dan peraturan yang dikeluarkan setempat.
- Bapak menjadi tahu prilaku lahan gambut, perlu mengumpulkan dan mendatangkan ahli-ahli dalam dan luar negeri untuk mencari solusinya.
- Mungkin Bapak jadi terpikir membuat gedung-gedung evakuasi yang banyak didaerah potensi bencana, yang lengkap dengan rumah sakit , gudang bahan pokok, rumah ibadah, sekolah, yang dapat mensterilkan asap; serbaguna ketika tidak dipakai buat evakuasi.
- mungkin bapak dapat ilham barokah, bahwa inilah "mulai jaman", yang walaupun bukan orang sengaja membakar, tapi hutan bisa terbakar sendiri, dan akan menjadi bencana dunia; tak bisa dielakkan, tapi harus dipersiapkan bagaimana melindungi rakyat, ( pesan Alquran dan Alhadist?")
- Mungkin Bapak dapat ilham, bahwa bencana ini tidak semata mata ulah tangan manusia, tapi cobaan dari Allah; dan bapak akan mengajak rakyat bapak untuk beribadah dengan benar tulus ikhlas karena Allah. Dan bahwa hidup itu "Tidak" mengurus perut semata.
- Dan lain lain, dan lain lain,  yang setidaknya Bapak timbul pikiran, bahwa mengejar kesejahteraan rakyat tidak bepikir secara ratio semata, tapi mengedepankan Allah ( lewat Alquran) menjadi penerang jalan bapak.

Tidak mudah memang, siapapun presidennya negeri ini, ketika suatu tekad sudah bulat membela kepentingan rakyat, tiba tiba dihadapkan situasi dunia seperti saat ini. Sementara kebiasaan lama yang selalu saja mengambil kesempatan dalam kesempitan disemua level kehidupan dan disemua level status sosial bangsa ini, yang selalu menggerogoti kebijakan kebijakan pemimpinnya.

Macam macam musibah yang dihadapi negeri. Dari mulai ekonomi dunia yang melambat berimbas kenegeri ini. Kebakaran yang luar biasa di seluruh tanah air luar biasa kerugian yang di derita negara dan rakyatnya, itu juga ulah segelintir orang yang ingin memperkaya diri. Pencabulan terhadap anak anak, generasi penerus bangsa. Masalah korupsi disegala lini kehidupan merambah dan mengoyak ngoyak akhlak moral bangsa, ternyata juga sudah berpolusi dalam birokrasi paling bawah. Tapi nun jauh dari itu semua tak terasa anak bangsa ini seperti sudah membelakangi agama yang diyakini sendiri. Disinilah akar masalahnya. Agama hanya seperti hiasan belaka, formalitas belaka. Kitab tutuntunan agama yang diyakininya hanya dipakai buat pintar pintaran belaka.

Maka sudah menjadi Dalil, ketika manusia lebih cinta dunia dan takut mati, maka manusia akan berlomba lomba menguber kesenangan dunia tanpa memikirkan halal dan haram, akan tanpa perduli lagi sah tidak sah dari harta yang diperolehnya, apalagi urusan dosa dan pahala sudah hapus dari kamus kehidupannya.

Anak akan berani kepada orang tua dan yang dituakan dan sebaliknya.
Sudah tidak ada rasa malu, walaupun ditonton masyarakat umum.

Karena itu pak Jokowi, jangan biarkan anak bangsa seperti itu, jangan rido dengan penerus bangsa seperti itu. Kalau betul Ketuhanan Yang Maha Esa kita junjung tinggi, ditempat pada nomer satu didalam Pancasila. Tapi agamanya ditinggal, hanya lambang, negeri ini tidak akan aman dan tentram.
Harus ada solusi bagaimana agar anak bangsa, toat dengan peraturan agama berdasarkan keyakinannya, tetapi dengan mengutamakan juga akhlak yang luhur dan persatuan bangsa. Pastilah agama itu beda, kitabnya beda, nabinya juga beda. Tapi kita dalam perbedaan itu kita ditakdirkan didalam satu wadah satu bangsa, bersaudara. Harus ada yang bertanggung jawab dalam ketoatan beragama masing masing, tapi kedepankan akhlak yang mulia  dalam menjalankannya dan persatuan bangsa.

Jangan sampai bapak biarkan, Harta berlimpah ruah, dimiliki rakyat atas usaha keras bapak, tapi rakyat menikmatinya hanya untuk kesenangan dunia semata tidak punya keyakinan kehidupan akhirat. Allah akan menantang hambanya. Kalau tidak suka dengan hukumku , kalau tidak rido dengan qodarku, keluarlah kamu semua dari bumi dan langitku, dan carilah Tuhan selain Aku.

Semoga ini bisa menjadi masukan yang manfaat, kekurangannya mohon maaf.

Thursday, July 23, 2015

Take advantage of the month of fasting to increase faith.


Take advantage of the month of fasting to increase faith. In this month many people are trying to improve himself each. The proof, of people who had never or rarely go to mosque to mosque, is now trying to take the time to worship into mosques. As a Muslim should be obliged to fulfill the five pillars of Islam as a religion that believes. In the month of fasting many people run fast, although was never pray. On a normal day many people who do not care about the Koran Alhadist moreover, in this fasting month at least they want to hear. Even many who do not understand what it is what it is alhadist Quran, they many not know if it is a book of guidance as a Muslim, the religion honor the manual in which he believed.
Irony indeed! While we uphold the first principle of Pancasila, belief in one God and reinforced in the 1945 Constitution, but every day the press reported violations of moral, sadistic murder, disease communities everywhere, breaking news corruption among officials. Society on did not get along, parliament did not get along, fellow party did not get along. Whether in the family or also on the stairs at home do not get along? A religious fellow on do not get along, let alone different religions. One ethnicity alone does not get along, let alone different ethnicity. So what do you want, where are you going? Coming out as the nation of Indonesia. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. True the saying goes: Gardens always greener and seductive ".
Take advantage of the month of fasting to increase faith . Faith that we have, although this slightly; this is still his name as a gift of Allah. Let together we are grateful! How can I be grateful? Allah months sow reward doubled, we endeavor to understand the religion that we believe this, perhaps only God hears us, that live in this world and hereafter blessing to our future blessing also.
Why is it so important faith ?. All religious community certainly believe that after undergoing the life of the world , all human beings must be live in the afterlife. Understand that.
All we resume practicing in this world there must have its rewards and punishment in the afterlife. If Heaven reward good deeds, bad deeds if his punishment torments of hell. Strictly speaking good deeds in the world, in the afterlife go to heaven, bad deeds in the world, in the afterlife in hell. No free goods, all imported practice and will be held accountable. Note Luqman's advice to his son.
"O my son, if there is such deeds weighing mustard seeds (you keep) in a rock or in the heavens or on earth, Allah will undoubtedly bring with charitable deeds" (Q 31:16)

Are you sure you definitely have to know, they just do not taufik able guidance.
Through the Qur'an and Alhadist we will come to know that fifty thousand years before the earth and the heavens were created destiny already being written first. God created the pen and command, "Write!". Pena said, "What do I write?", God commands, "write the destiny of all things until the Day of Judgement"
 What is written about the fate of his world affairs and destiny of faith and kafirnya the only person. Right, question your heart.
"No one who knows about his destiny". That is why he must be careful, vigilant, mutawari religious language, because we do not know what our destiny. Are we doomed faith or disbelieve in the end of our life.

Do not let the dazzling success of our world, or blinding our eyes, as if because of the wealth we have, God is pleased with us, when we do good ugly and reckless in worship.
Thanks if you already know with the following hadith.

(hadith Ahmad)
From Abdillah bin Mas'ud he said that Rasul SAW said, Allah divides ahklak you all as God gives sustenance among you all, and in fact God gave the world to loved ones and to those who do not The loved her, and God gave religion only to those who love God alone , then whoever is given faith by God verily God love her. That person must go to heaven her God.
   
So the problem pleasures of the world treasure, throne, women, God will give it to anyone no matter his faith or no faith. But God will not give religion to people who do not love God. Remember that. Now let us measure ourselves, if we have any symptoms or symptoms of the people of faith not faith? The following verse: 
"Allahu yuridi Faman an yahdiyahu yasyrah shadrahu lil-islaami Waman yurid an yudhillahu yaj'al shadrahu dhayyiqan harajan ka-annamaa yashsha''adu alssamaa FII-i kadzaalika yaj'alu alrrijsa Allahu 'alaa alladziina laa yu / minuuna." (Q 6: 125)So whoever wants God gets His guidance, - So Allah enlarges his chest to Islam; - And whoever Allah wants him to get lost, make God their narrow chest, as if they were ordered to go to heaven: So God made the penalty on those who do not want to faith (Q 6: 125)If we were the happiest people in the world, all the all-sufficiency and all desires can be fulfilled, the facts show that happiness can only be enjoyed only about a hundred years. The property has been left behind wives and children. treasure became seizure were still alive, a very beautiful wife remarried. Though our life time is still struggling to forget God and regulations. Then we will undergo hereafter extremely long journey and hard before receiving a reward acts in the world, whether reward or punishment, whether we put into heaven or tortured in hell. Masha Allah. May God give faith to live in a state of blessing, blessing the world, die incorporated into heaven, ameen!
 
You would never know the story of Pharaoh, man who never existed a thousand years old. Vast kingdom, palace beautiful, beautiful gorgeous women should not be asked anymore, abundant rich, all his
wishes fulfilled, never ill, in good health, dashing continued throughout his life. But during his life destined those who shirk, and will be the leader unbelievers in the hereafter. During his earthly life is so happy, when in hell asked "Are you happy for your life in the world"? The answer is "no", I was never happy. Thus it happened that the severity of the punishment to fall into the torments of hell. May be a muse for all of us in the blessed month of this Ramadhon.

 
Strengthen paragraph (Q 6: 125) above, a hadith (ash David) said,"Allah the almighty
Allah Sublime, when creating a slave to (sign) heaven, then God made him practice the deeds of Paradise so that he died remains practice the deeds of Paradise, then God put it into heaven because of the practice. And when creating a slave to (sign) Hell, then God made him practice deeds expert hell so that he died remained in a state of practicing practice expert hell, then God put it into hell because these deeds. "


Belief in God Almighty is there a solution enlightenment?

  As citizens of our nation are grateful to God, that this country has the philosophy of Pancasila by placing first principle , believe in the one  "Almighty God", was seated in the first place. That means what, our impression sages of this land ever really understand and formulate with deep sincerity that when a nation of citizens will be safe, affluent, prosperous nation if the citizens have confidence God Almighty. If the first precept is abandoned , or used as a "decoration" mouth alone, however rich its festival of the country, would have tangled. There will be no peace of life. The stronger he wins, hidden jungle law in modern life. the law will be used as toys, consumer business for those who have and feel strong. Yet God never sleeps.
 Residents will be suppressed in the maelstrom treasures of the world, forgetting the infinite divine Rabbi "Love", until punishment to them, with no solution leaders of this country. It seems a solution that needs to be looked at again. Agree! State provides for freedom of religion in accordance confidence citizens of the nation. But if obedience beragamanya allowed to exempt in accordance wants, no responsibility and no one is responsible, without any clear instructions, how the citizens of this nation so that they actually adhere to the religion he follows , yes like the fact that now. He said religion, but never pray, do not fasting, drinking beverages that are prohibited, even do worse than that. Some of worship, but breaking the path continues. Who's responsibility, the residents of this kind. There must be thinking to make a solution. How to keep toat citizens to worship according conviction. Suppose of the household, should be how and so on. Do not let that already serve better, anyway harassed, vilified for political and other reasons,
 must be of procedures, there must be responsible. If religion is only left in the ID card, our country is never safe, there will be no cheerful in our children down. That there is only fear without certainty a way out.
 In the month of fasting which is full of rewards merit, good time for us to reflect on life's good that only briefly. All our deeds, good words, deeds, our attitude will be brought in and be in the reckoning.
 The world we live this moment (at most 100 years), is just a "bridge", just a "nandur (Javanese)" farming then in the next harvest, after which there will be a very tough journey in the hereafter before the verdict to heaven or to hell. Without the religious people have confidence like this, without the citizens of the nation does not have a strong of understanding on religion, our country will continue to experience turmoil, such as the facts above. Hopefully, all of this could be good for all of us, the advantage of the month of fasting to increase our faith, respectively. May Allah Paring (Java) gives blessing for us all, ameen !.

Thursday, June 18, 2015

Manfaatkan bulan puasa untuk meningkatkan keimanan.

Manfaatkan bulan puasa untuk meningkatkan keimanan. Di bulan ini banyak orang yang berusaha untuk memperbaiki dirinya masing-masing. Buktinya, orang yang tadinya tidak pernah ke mesjid atau jarang pergi ke mesjid, kini berusaha meluangkan waktu beribadah ke mesjid. Sebagai muslim seharusnya wajib menetapi lima rukun Islam sebagai agama yang diyakininya. Di bulan puasa banyak orang menjalankan puasa, walaupun tadinya tidak pernah sembahyang. Pada hari biasa banyak orang yang tidak perduli dengan Alquran apalagi Alhadist ,pada bulan puasa ini setidaknya mereka mau mendengar. Bahkan banyak yang tidak mengerti apa itu alquran apa itu alhadist, mereka banyak tidak tau kalau itu adalah buku tuntunan sebagai Muslim, buku pedomannya dalam menetapi agama yang diyakininya.
Ironi memang! Sementara kita menjunjung tinggi sila pertama Pancasila, Ketuhanan yang maha Esa dan diperkuat dalam Undang Undang Dasar 1945, tapi setiap hari media memberitakan pelanggaran moral, pembunuhan sadis, penyakit masyarakat dimana mana, berita berita korupsi di kalangan pejabat. Masyarakatnya pada tidak akur, dewan perwakilan rakyat tidak akur, sesama partai tidak akur. Apakah di keluarganya atau dirumah tangganya juga pada tidak akur? Sesama agama saja pada tidak akur, apalagi berbeda agama. Satu etnis saja tidak akur, apalagi beda etnis. Lantas mau apa, mau kemana ? Mau keluar sebagai bangsa Indonesia. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Benar kata pepatah : Kebun tetangga selalu lebih hijau dan menggiurkan".
Manfaatkan bulan puasa untuk meningkatkan keimanan. Keimanan yang kita miliki, walaupun yang sedikit ini; ini adalah tetap namanya sebagai pemberian Allah SWT. Mari sama-sama kita mensyukurinya! Bagaimana cara mensyukurinya? Bulan yang Allah taburkan pahala yang berlipat, kita berusaha sungguh-sungguh untuk memahami agama yang kita yakini ini, barangkali saja Allah mengabulkan doa kita, sehingga hidup didunia barokah dan akhirat kita kelak juga barokah.
Mengapa begitu pentingnya keimanan?. Semua ummat beragama pasti meyakini bahwa setelah menjalani kehidupan dunia, semua insan manusia pastilah akan menjalani pada kehidupan akhirat. Pahami itu.
Semua yang kita amalkan di dunia ini pasti ada rewards dan punishment nya di kehidupan akhirat. Kalau amalannya baik rewardnya surga, kalau amalannya jelek punishment nya siksa neraka. Tegasnya amal baik di dunia, di akhiratnya masuk surga, beramal jelek didunia , di akhiratnya masuk neraka. Tidak ada barang gratis, semua amalan didatangkan dan akan diminta pertanggung jawabannya. Perhatikan nasihat Luqman kepada putranya.
“ Wahai anakku jika ada perbuatanmu semisal seberat biji sawi ( kau simpan) di batu atau dilangit atau dibumi, niscaya akan mendatangkan Allah dengan amal perbuatanmu” ( Q 31:16)

Yakin pasti sudah pada tahu, hanya mereka tidak dapat hidayah taufik.
Lewat Alquran dan Alhadist kita akan menjadi tahu bahwa lima puluh ribu tahun sebelum bumi dan langit diciptakan takdir makhluk sudah ditulis lebih dulu. Allah menciptakan pena dan perintah, " Tulislah!". Pena menjawab, " Apa yang aku tulis?", Allah perintah, "tulislah takdir segala sesuatu sampai datangnya hari kiamat"
 Yang ditulis ini takdir tentang urusan dunianya dan takdir tentang iman dan kafirnya satu satunya orang. Tepat, pertanyaan hati anda.
"Tak seorangpun yang tahu tentang takdirnya". Itulah sebabnya manusia harus berhati hati, waspada, bahasa agamanya mutawari, karena kita tidak tahu apa takdir kita. Apakah kita ditakdirkan iman atau kafir di akhir hayat kita.

Jangan sampai kesuksesan dunia menyilaukan kita, atau membutakan mata kita, seolah olah karena harta yang kita miliki,  Allah ridho dengan kita, padahal kita beramal jelek dan sembrono dalam beribadah.
Syukur kalau anda sudah tahu dengan hadis berikut ini.

(hadist Ahmad)
Dari Abdilah bin Mas'ud dia berkata bahwa bersabda Rasul SAW, sesungguhnya Allah membagi ahklak kamu sekalian sebagaimana Allah memberi rezeki diantara kamu sekalian, dan sesungguhnya Allah memberi dunia kepada orang yang dicintai dan kepada orang yang tidak di cintai nya, dan Allah memberi Agama hanya kepada orang yang Allah cintai saja, maka barang siapa yang diberi agama oleh Allah maka sesungguhnya Allah cinta kepadanya. Pastilah orang itu masuk surga nya Allah.
   
Jadi masalah kesenangan dunia harta,tahta, wanita, Allah akan memberi kepada siapa saja tidak perduli dia iman atau tidak beriman. Tapi Allah tidak akan memberi agama kepada orang yang Allah tidak cintai. Ingat itu.
Sekarang coba kita ukur diri kita, apakah kita ini ada gejala orang iman atau gejala orang tidak iman? berikut ayatnya : 


"faman yuridi allaahu an yahdiyahu yasyrah shadrahu lil-islaami waman yurid an yudhillahu yaj'al shadrahu dhayyiqan harajan ka-annamaa yashsha''adu fii alssamaa-i kadzaalika yaj'alu allaahu alrrijsa 'alaa alladziina laa yu/minuuna." (Q 6:125 )

Maka barangsiapa yang menghendaki Allah mendapat hidayah Nya, - Maka Allah  melapangkan dadanya untuk Islam; - Dan barangsiapa menghendaki Allah orang itu tersesat, menjadikan Allah  dada mereka sempit , seolah-olah mereka disuruh naik ke langit: Demikianlah menjadikan Allah hukuman pada mereka yang tidak mau iman (Q 6:125 )

Andaikata kita orang yang paling bahagia di dunia, semua serba kecukupan dan semua keinginan dapat dipenuhi, fakta menunjukkan kebahagiaan itu hanya dapat dinikmati hanya sekitar seratus tahunan. Sudah itu harta anak istri ditinggal. harta jadi rebutan yang masih hidup, istri yang sangat cantik menikah lagi. Padahal waktu masih hidup kita bersusah payah sampai lupa pada Allah dan peraturannya. Kemudian kita akan menjalalani perjalanan akhirat teramat panjang dan berat sebelum menerima ganjaran perbuatan di dunia, apakah reward atau punishment, apakah kita dimasukkan ke surga atau disiksa di neraka. Masya Allah. Semoga Allah memberi hidup dalam keadaan iman yang barokah, didunia barokah, mati dimasukkan ke surga, amiin!
 Anda tentu pernah mengetahui cerita Fir'aun, manusia yang pernah ada berumur seribu tahun. Kerajaannya luas, istananya indah, wanitanya cantik cantik jangan ditanya lagi, kaya raya berlimpah, semua keinginanannya keturutan, tidak pernah sakit, sehat terus , gagah terus selama hidupnya. Tapi selama hidupnya di takdirkan orang yang syirik, dan bakal pemimpinnya kafir di akhirat nanti. Selama hidupnya didunia yang demikian senang, ketika dineraka ditanyakan " apakah kamu selama hidupmu di dunia bahagia"? Jawabnya " tidak", saya tidak pernah senang. Demikian itu beratnya siksa yang dialami kalau orang sampai jatuh kedalam siksa neraka. Semoga menjadi bahan renungan bagi kita semua dalam bulan ramadhon yang penuh berkah ini.

 Memperkuat ayat ( Q 6:125) diatas, suatu hadist  ( abu Daud) mengatakan,
"Sesungguhnya Allah yang maha Luhur, ketika menciptakan hamba untuk ( masuk) surga, maka Allah menjadikan dia mengamalkan amalan ahli surga sehingga dia mati tetap mengamalkan amalan ahli surga, maka Allah memasukkannya ke surga sebab amalan tersebut. Dan ketika mencipta hamba untuk ( masuk) neraka , maka Allah menjadikan dia mengamalkan amalan ahli neraka sehingga dia mati tetap dalam keadaan mengamalkan amalan ahli neraka, maka Allah memasukkannya ke neraka sebab amalannya tersebut."


Ketuhanan Yang Maha Esa adakah suatu solusi pencerahan?

 Sebagai warga bangsa kita bersyukur pada Allah, bahwa negeri ini punya falsafah Pancasila dengan menempatkan sila "Ketuhanan Yang Maha Esa", didudukkan pada urutan pertama. Itu artinya apa, kesan kita orang bijak yang pernah ada negeri ini paham benar dan merumuskan dengan ketulusan yang mendalam bahwa bila warga bangsanya akan aman, makmur ,sejahtera bila warga bangsanya mempunyai keyakinan Tuhan Yang Maha Esa. Kalau Sila pertama ini ditinggalkan, atau dijadikan "hiasan" mulut belaka, bagaimanapun kaya rayanya negeri itu, pastilah akan carut marut. Tidak akan ada ketenangan hidup. Siapa kuat dia menang, hukum rimba tersembunyi di kehidupan modern. hukum akan dijadikan mainan, konsumsi bisnis bagi yang punya dan merasa kuat. Padahal Allah tidak pernah tidur.
 Warga akan tertindas di gelimangan harta dunia , melupakan Illahi Rabbi sang maha "Pengasih", sampai punishment menghampiri mereka, tanpa solusi pemuka negeri ini.

Kiranya suatu solusi yang perlu ditinjau lagi. Setuju! Negara memberikan kebebasan beragama sesuai keyakinan warga bangsa. Tapi kalau ketaatan beragamanya dibiarkan dibebaskan sesuai maunya, tak ada tanggung jawab dan tak ada yang bertanggung jawab, tanpa ada petunjuk yang jelas, bagaimana agar warga bangsa ini betul betul mentaati agama yang dipeluknya, ya seperti fakta yang sekarang. Katanya beragama, tapi tak pernah sembahyang, tidak puasa, minum minuman yang dilarang, malah melakukan  lebih parah dari itu. Kadang kadang ibadah, tapi melanggar jalan terus. Siapa yang tanggung jawab , warga semacam ini. Harus ada pemikiran membuat suatu solusi. Bagaimana agar warga toat menjalankan ibadah sesuai keyakinannya. Umpama dari rumah tangga, harus bagaimana dan seterusnya. Jangan sampai yang sudah beribadah baik, diganggu pula, difitnah karena politik dan alasan lainnya.

 Harus ada tata caranya, harus ada yang bertanggung jawab. Kalau beragama hanya ditinggal di KTP, negeri kita tidak pernah aman, tidak akan ada ceria di anak turun kita. Yang ada hanya ketakutan tanpa kepastian jalan keluarnya.
 Dibulan puasa yang penuh ganjaran pahala , saatnya kita merenungkan baik baik bahwa hidup di dunia cuma sebentar. Semua amalan kita, baik ucapan , perbuatan, sikap kita akan didatangkan dan akan di hisab.
 Dunia yang kita bertempat tinggal sebentar ini ( paling-paling 100 tahun ) , adalah hanya "jembatan", hanyalah tempat " nandur ( bahasa Jawa)" bercocok tanam kemudian panen di akhirat, setelah itu akan ada perjalanan yang sangat berat di kampung akhirat sebelum di vonis ke surga atau ke neraka. Tanpa orang yang beragama punya keyakinan seperti ini, tanpa warga bangsa tidak mempunyai kepahaman yang kuat pada agamanya, negeri kita akan terus mengalami kekacauan, seperti fakta diatas. Semoga semua ini bisa mendatangkan kebaikan bagi kita semua, maka Manfaatkan bulan puasa untuk meningkatkan keimanan kita masing masing. Semoga Allah paring ( Jawa) memberikan barokah buat kita semua, amiin!.






















Wednesday, March 11, 2015

Maunya apa, dasar manusia penuh misteri.

Ribut lagi, ribut lagi, Maunya apa, dasar manusia penuh misteri. Sudah waktunya berhenti jadi ketua, diakali, diperpanjang, berhasil. Ingin jadi presiden tak ada yang mau bekerjasama pada hal perolehan suara nomer dua punya. Jadi wakil presiden juga ga laku, ga ada yang mau diajak kerjasama. Pikir punya pikir , buat siasat bergabung dengan partai yang perolehannya dibawah partainya, bencanapun dimulailah. Kader kader yang ga mau ikut di pecat, padahal potesial. Ga pada mikir dirinya sudah pada gaek gaek masiiiih saja ingin berkuasa. Malu ah, tapi untuk kekuasaan harta tahta dan mungkin wanita, cara apa saja yang penting kuasa. Pertarungan demi pertarungan dilakukan, munas disana, disini ada munas juga. Ribut lagi, Maunya apa, dasar manusia penuh misteri, Hayyo...lho..tidak saling mengakui, ujung ujungnya masing masing ke pengadilan. Pengadilan disuruh islaah, kagak mau juga. Pengadilan lagi pengadilan lagi. Oh mahkamah partai, ayo saling menantang ke mahkamah partai, ribut lagi ribut lagi, Maunya apa, dasar manusia penuh misteri. Score menunjukkan 2 - 0, ah enggak 2 -2, aaaaah  siapa bilang 0 - 0. Si Udin yang gatau apa apa, mana bolanya bah... itu yang hitam kan jadi bola. Tambah bingung. Apa sih yang dicari maaaas, mas.Mas Ical sudah tua, mas Nurdin yang dulu suka bikin ribut di pssi sekarang bikin ribut lagi disini, juga sudah tua , sudah puas bahkan, mas markam atau mas marham ah ga tau deh, terlalu banyak ngomong kesannya licik, bosen mendengar dan melihatnya, mbok sudah , kasih kesempatan sama yang muda muda yang penuh energic gak neka neko. Partai demikian hebohnya hancur berantakan ditangan anda. Sudahlah itukan cuma urusan dunia. Anda anda dunia juga sudah hebat dunianya, perusahaan nya gede gede berhasil kecuali lumpur lapindo, anak anaknya pada berhasil punya perusahaan TV swasta yang terkenal nomer satu yang dulu bikin heboh nyewa lembaga survey pemilu enggak genah. Bola mau mulai nih , rame, jangan pemanasan di pengadilan melulu, di lapangan.

 Maunya apa, dasar manusia penuh misteri, jangan menikuti hawa nafsu


Maunya apa, dasar manusia penuh misteri. Ah pokok sudah hebat, jangan mengikuti hawa nafsu mas mas, ga ada sudahnya, bisikan iblis syaiton laknat jahanam jangan di turuti hancur kitanya, ketika kita kalah dia bersorak mempermalukan kita, kemudian dia akan mendramatisir kekalahan dan rasa malu kita, sehingga kita keluar rel, saling menghancurkan. Sabar mas, banyak syukur, sabar mas emas, banyak syukur, Aduh yang punya mas hampir sejuta harganya segram, pasti mas Ical banyak masnya, lumayan hiburan. Tapi tuh si Udin kalau mau beli rumah dapat bonus, bonusnya dikasi istri,  cantik lagi. ayo balapan siapa dulu dia dapat. Mas , hidup ini cuma sebentar tidak terasa, apalagi kalau sedang dicoba senang . Wah waktu berlalu seperti berlari. Setahun serasa sebulan, bulan serasa sehari, sehari serasa sebentar saja. Sudah itu mau kemana.fa aina tadzhabun. Pasti ke akhirat Mas. Dari pada bikin ribut Mas,  Maunya apa, dasar manusia penuh misteri, ga usah ikut ikutan. Siksa neraka sangat pedih mas, penuh penderitaan yang tak ada contoh bandingannya didunia ini. Mending berzikir mengingat Allah, hati jadi tenang. Urusan dunia melulu bikin darah tinggi. Dikumpul dikumpul harta setiap hari, sudah banyak menumpuk ga ke itung , kemudian ditinggal mati, sempat juga belum, dinikmati. Di surga yang dibawa amalan mas, kalau harta yang ditumuk tumpuk itu, jadi santapan, rayahan orang yang ditinggal. Istri yang cantik juga bakal kawin lagi, sing pinter sing pinter, jangan mengikuti hawa nafsu, maumu apa , jangan kaya manusia umum yang penuh misteri. Lihat yang berikut ini dari Allah,


 yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa tattabi'uu khuthuwaati alsysyaythaani waman yattabi' khuthuwaati alsysyaythaani fa-innahu ya/muru bialfahsyaa-i waalmunkari walawlaa fadhlu allaahi 'alaykum warahmatuhu maa zakaa minkum min ahadin abadan walaakinna allaaha yuzakkii man yasyaau waallaahu samii'un 'aliimun[24:21]

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.



Nah, mudah mudahan pada sabar ya, banyak syukur. Apalagi yang pakai sorban, malu, bicara kasar di depan umum, ditonton berjuta juta orang, jadi saksi tau, jelek lagi, sampai dipukul orang didepan umum. Gak pantes tau, pakai sorban bicara gak akhlakul karimah mengganggu sobat sobat yang lain dapatnya laknat padahal seharusnya rahmat. Yaaahh semoga jadi bahan renungan










Tuesday, March 10, 2015

Rukun, dan Menciptakan Kerukunan.



Ibarat kata pepatah rambut sama hitam tapi hati berlainan. Demikian itu keadaan perilaku manusia pada umumnya. Walau si manusia kelihatannya baik, tapi pendapat dan pikirannya berbeda beda. Rukun, dan menciptakan kerukunan adalah suatu hal sangat fundamental untuk dipahami dan diupayakan oleh semua pihak. Kita bisa lihat biar mereka berada dalam satu partai, tetap berselisih tanpa rukun , dan menciptakan kerukunan tak mungkin bersatu pasti gontok gontokan. Biar orang berada dalam satu etnis, tetap saja berbeda pendapat tanpa rukun dan menciptakan kerukanan tidak mungkin bersatu. Bahkan berada dalam satu agamapun tetap saja ribut, kadang kadang agamanya itu sendiri dipeributkan, aneh, begitu nyatanya, tanpa rukun, dan menciptakan kerukunan bisa bisa pemeluknya bisa murtad dari agamanya. Nah apabila dibawa ke scope nasional, lebih luas lagi permasalahan, beda suku, beda agama, beda kultur, beda geograpi wong deso wong kuto, beda pendidikan, beda harta tahta jadi cenderung akan timbul perbedaan. Dan selagi perbedaan ada dimana, disitu akan timbul perpecahan disitu akan perlu upaya rukun dan menciptakan kerukunan di optimalkan secara merata di kalangan masyarakat. 

 Apakah Rukun, dan Menciptakan Kerukunan mendatangkan manfaat atau mudhorot?


Mulai dari individu individu dalam anggota keluarga rukun dan menciptakan kerukunan itu harus dibina sejak dini. Akhlak anggota keluarga dalam satu bahasa harus dapat menerima dan memahami manisnya suasana rukun, dan menciptakan kerukunan adalah sudah menjadi jiwa masing masing anggota keluarga. Bila anggota masyarakat di level rukun tetangga dan rukun warga sudah paham tentang rukun dan bagaimana rukun adalah sudah menjadi bagian dalam kehidupan, menciptakan kerukunan dalam scope nasional bukanlah hal yang tidak mungkin. Dalam hal rukun dan menciptakan kerukunan bukan tidak ada dalil acuan hukumnya, ikuti berikut ini. Allah berfirman,
Innamaaal muminuuna ikhwatun fa-ashlihuu bayna akhawaykum waittaquu allaaha la'allakum turhamuuna [49:10]
Sesungguhnya Orang-orang beriman itu  bersaudara. Maka itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) diantara saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Nah Anda ingin mendapat rahmat Allah berbuat rukunlah. Tidak itu saja, kita lihat apa sabda rasulullah SAW tentang hal ini,
tuftachu abwabul jannah kulla yaumits nainin wa khomisin fayughfiru fii dzalikal yaumaini likulli 'abdin la yusyriku billahi syaian illa man baina akhihi syachna u fayuqolu andhiru hadzayni chatta yash tholicha
Sabda rasulullahSAW, dibuka pintu-pintu surga setiap hari senin dan kamis , maka diampuni dalam demikian kedua hari itu setiap hamba kecuali yang syirik pada Allah walau sedikit, kecuali orang yang diantara saudaranya ada dendam. Dikatakan, menunggulah kalian pada keduanya sampai keduanya berdamai. ( Abu Daud )
Jadi amat sangat berbahayanya orang yang tidak rukun, di dunianya tidak tentram, di akhiratnya tidak bisa masuk surga akibatnya kena siksa. Melihat dalil dan hukum diatas, Apakah Rukun, dan Menciptakan Kerukunan mendatangkan manfaat atau mudhorot? Semoga menjadi bahan renungan.



Baca juga:
Bagaimana menciptakan kerukunakan.
Bagaimana mewujudkan kerukunan dalam keluarga
Bagaimana membina anak yang mandiri dan berakhlak


Tuesday, March 3, 2015

Zuhud, apa zuhud?

Zuhud, apa zuhud, mengapa zuhud, apa mulianya sikap hati yang zuhud. Dunia makin lama semakin "hijau", segala apa kebutuhan duniawi  manusia tersedia, dengan mutu yang semakin fantastis. Kebutuhan jasmani rohani makin meningkat baik kualitas maupun kuantitasnya, bagi masing masing diri. Sampai dimana tempat pemberhentian dari apa yang ingin dicapai? Tidak ada. Kecuali mati. Selagi dia bernafas, dia akan kejar dimanapun berada. Berbagai kemajuan dibidang teknologi selain membawa manfaat bagi kehidupan manusia juga membawa manfaat negatif. Kemaksiatan , kerusakan moral, pelanggaran-pelanggaran syariat agama justru semakin merajalela. Semuanya jadi cobaan berat bagi semua orang utamanya generus bangsa. Bagaimana realita ini menjadi tantangan orang yang punya moral, utamanya yang beriman.
Selagi ketamakan kerakusan keserakahan dibiarkan berkembang, jangan heran kalau kriminalitas dimana mana disegala aspek kehidupan. Andaikata saja orang Indonesia yang mayoritas muslim mau memahamkan dirinya dalam agama yang di anutnya, tidak nanti negeri ini menjadi semeraut dari segala macam kejahatan. Karena Muslim punya acuan yang kuat pada Kitab Sucinya yang membimbing ummat manusia.

Ingat surga dan neraka dan mati akan menumbuhkan sifat zuhud

Ingatlah bahwa mati datangnya sewaktu waktu, setiap saat dapat terjadi, dalam keadaan bagaimana saja, dimana saja. Karena itu dimana saja dalam keadaan bagaimanapun selalulah menetapkan diri dalam toat pada aturan Allah dan RasulNya, mengingat kesempatan hidup di dunia sewaktu waktu akan dicabut. Maka simak kata hadist berikut,

kafa bilmauti wa 'ithon, wakafa bilyaqiini ghinan ( Tabroni )
Cukuplah mati sebagai nasehat dan cukuplah keyakinan sebagai kekayaan.

Seseorang yang memperbanyak ingat surga dan neraka dan mati akan menumbuhkan sifat zuhud dalam hatinya , yaitu sikap hati yang sederhana terhadap nikmat duniawi. Karena kenikmatan sorga disisi Allah diyakini jauh lebih besar dari pada  kenikmatan duniawi. Sehingga kecintaannya pada akhirat mampu mengalahkan kesenangan duniawi. Bila mendapat nikmat dunia, orang itu bersyukur dan menikmati peparing atau anugerah Allah itu secara sederhana. Dia kemudian akan berusaha memanfaatkan nikmat yang diperolehnya di jalan Allah. Karena dia yakin dengan cara itu akan mendapat derajat yang tinggi di sorga. Lihat juga hadist yang memperluas cakrawala keimanan mengapa sifat zuhud itu penting.

'an abi dzrin 'anin nabiyi SAW qolaz zahadatu fid dunya laisat bitachrimil chalali wala idlo'atil mali walakinnaz zahadata fid dunya an la takuna bima fi yadaika autsaqo mimma fi yadayil lahi wa an takuna fi  tsawabil mushibati idza anta ushibta biha arghaba fiha lau annaha ubqiyat laka (Tirmidzi)

Yang dikatakan muzhid di dalam urusan dunia bukanlah mengharamkan barang yang halal dan bukan menyia-nyiakan  harta, akan tetapi yang dikatakan muzhid di dalam urusan dunia adalah bahwa engkau tidak menganggap apa apa yang ada did alam kedua tanganmu lebih kuat dari pada apa apa yang ada di dalam tangan Allah dan bahwa engkau di dalam pahala musibah ketika mendapat musibah (itu) lebih senang bagimu seandainya ditetapkan di dalam musibah.

Sifat hati yang zuhud akan mengontrol keserakahan dunia

Selagi ketamakan kerakusan keserakahan dibiarkan berkembang, jangan heran kalau kriminalitas dimana mana disegala aspek kehidupan. Sifat hati yang zuhud akan mengontrol keserakahan dunia, selagi orang punya keyakinan yang kuat tentang kekuasaan Allah. Sudah banyak bukti akan kekuasaan Allah, akan tetapi kalau manusianya punya keimanan yang tipis, maka mudah terpengaruh akan kehendak hawa nafsu yang membimbingnya. Padahal yang namanya cobaan itu bukanlah masalah yang jelek menimpanya saja. Kebaikan yang diperolehnya dari harta tahta adalah cobaan. Dunia semuanya adalah cobaan, racun bagi yang tidak beriman. Maka beragamalah dengan cara yang benar agar anda tak terhanyut ke kanan kekiri oleh buruknya zaman pengaruhnya terhadap akhlak manusia. Semoga menjadi bahan renungan.








Popular Posts