'cookieChoices = {};' Nasihat Islami, Dan Kesehatan Islami.: August 2019

Thursday, August 29, 2019

Bagaimana Menyikapi Qodar Allah ?



Qodar adalah segala sesuatu ketentuan Allah Swt kepada semua makhluk, sesuatu yang bakal terjadi atau tidak, ada atau tidak ada, akhlaknya makhluk, rezekinya makhluk , termasuk khususnya manusia. Qodar adalah hal yang wajib di imani bagi semua yang beragama Islam. Allah menciptakan segala sesuatu (makhluq) kemudian Allah menentukan qodar atas makhluq tersebut (QS.25:2). Rasulullah memperkuat : " Allah telah menulis semua ketetapan (qodar) Allah atas semua makhluq lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi (Alhadist  Muslim )
Kepahaman orang dalam menetapi agama berbeda-beda, sehingga tidak mudah menyikapi qodar Allah, umumnya orang perlu bimbingan atau nasehat yang sejuk. Itupun adakalanya orang bisa menerima nasihat dan lebih banyak sulit menerima pemahaman, sehingga tidak sedikit yang berdampak buruk terhadap kehidupannya sebagai Muslim. 
Semua orang yang beragama Islam tentunya berdoa minta kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat. Kenyataannya kebahagiaan yang diterima relatif dan bermacam-macam. Itu semua karena manusia menjalani qodarnya masing-masing. 
Qodar itu akan datang silih berganti pada tiap orang. Adakalanya orang dalam keadaan merasa nikmat bahagia, tiba-tiba dia dapat musibah. Dilain pihak ada orang selalu berbuat kebenaran tanpa sebab bisa terpeleset berbuat salah, sudah tak sengaja berbuat salah teraniaya lagi.
Sebagai orang Islam punya keyakinan bahwa hidup itu tidak di dunia saja. Tapi ada kehidupan yang kekal yaitu di akhirat. Hari yang tidak ada akhirnya. Adapun tempat di akhirat itu hanya ada dua, seperti telah sama kita ketahui yaitu daerah Surga dan daerah Neraka. Dimana orang bertempat nanti di akhirat,  tergantung hasil pertanggung jawaban apa yang kita perbuat di dunia. Ini juga harus diyakini bahwa tidak ada satu amalan baik atau buruh sekecil apapun yang terlewat, pasti akan diminta pertanggung jawaban oleh Allah.  Allah Maha Kuasa, Allah mampu melakukan itu semua. Karena itu sebagai makhluk kita harus pandai-pandai menyikapi hidup. Hidup itu adalah cobaan, untuk menguji Allah mana mereka yang bagus amalannya. Harus kita pahami kehidupan yang hakiki itu adalah akhirat. Jangan sampai tidak sukses, hidup di dunia tidak lama. Maka bersikap ariflah atas qodar Allah yang sedang kita jalani dan yang akan kita jalani. 


Pemahaman terhadap qodar Allah.



Seberapa jauh pemahamannya tentang qodar Allah, tergantung pada kepahaman agamanya masing-masing. Termasuk letak orang bisa bahagia itu juga ada pada bagaimana orang menyikapi qodar dirinya yang sedang terjadi dan yang akan di jalani. Andaikata saja mau bertanya "siapa yang tahu akan qodar Allah pada dirinya? Lantas mau apa setelah tahu bahwa kita akan menjalani qodar kita sendiri,  dan mengerti tak seorangpun pernah tahu akan qodar  dirinya ?". Dan pertanyaan itu bisa dijawab dengan baik, Insya Allah orang dapat menjalani kehidupannya dengan baik. 
Kemudian belajar dari pengalaman hidup sendiri dan pengalaman hidup orang lain bahwa, sepanjang hidup tak selamanya orang itu nikmat bahagia, dan tidak juga orang selamanya mendapat cobaan menderita hidup susah. Dilain pihak tidak selamanya orang yang  dalam kebenaran itu benar terus, adalanya dia berbuat salah. Bukan mustahil orang yang selalu berbuat pelanggaran bisa kembali jadi orang baik. 

Masalahnya adalah bagaimana orang menyikapi takdir Allah yang dijalaninya. Apakah ini sangat penting, tentu saja sepanjang orang tidak tau akan takdir dirinya. Coba perhatikan rumah sakit orang yang sakit dari segala macam penyakit. Apakah mereka mau seperti itu ? Tentu tidak. Di rumah sakit jiwa juga penuh orang orang yang menderita. Kenapa itu semua, pernahkah ia terpikir bakal seperti itu ? Di ruang tahanan tak kurang komplek nya orang yang bermasalah dari orang biasa sampai penggede nya negeri ini. Pernahkah ia terpikir bakal seperti itu? 
Mengapa itu semua bisa terjadi? Karena semua orang akan menjalani takdir yang telah ditetapkan Allah Swt.

 
وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهٗ تَقْدِيْرًا..................

Allah menciptakan semua makhluknya kemudian Allah membuat qodar masing-masing makhluk ( QS.25:2 )

Seharusnya ini tidak sulit menjalani qodar walau ini masalah bagi semua orang. Sepanjang orang mau mencari kepahaman tentang agamanya, Allah akan mendatang kepahaman itu dengan mudah sesuai kehendak Allah. Selagi  orang yakin akan ke esaan Allah Swt, dia mesti meyakini petunjuk Allah. 
Mestinya orang Islam yakin petunjuk Allah yang di patrikan pada Alquranul Karim. Dan AlQuran itu diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, lewat Malaikat Jibril. Itu harus diyakini. Masya Allah nya, sayangnya, semua ini tergantung hidayah Allah. Kalau Allah menghendaki, orang akan menerima petunjuk itu semua. Tapi kalau Allah tidak menghendaki orang untuk menerima petunjuk, dia akan merasa seolah di seluruh naik kelangit. ( QS.6:125) 
Agar orang tidak serampangan menerima agama Allah, orang diwajibkan agar ucapan dan prilakunya disesuaikan dengan petunjuk Allah Rasulnya. Ibadahnya juga harus disesuaikan dengan petunjuk Allah dan Rasulnya. Kalau itu semua benar, pastilah orang itu punya yoni punya wibawa karena ada rakhmat Allah disitu. Sayangnya, Masya Allahnya itu semua tergantung hidayah Allah pada masing-masing diri. Lantas apa ?

Ketika Allah menciptakan pena dan menyuruh pena menulis qodar semua makhluk, itu

terjadi limapuluh ribu tahun sebelum bumi langit di ciptakan 
Allah Swt. Hai pena tulislah.

Apa yang kutulis ? Tulislah qodar semua makhluk.


Dalam hadist yang lain ( Muslim ) Rasul SAW bersabda 

كَتَبَ الله مَقَادِيرَ الخَلاَءِقِ السَّمَاواتِ والا رضَ بِخَمْسِينَ ألْفَ سَنَةٍ

        Allah telah menulis semua qodar atas seluruh makhluknyalimapuluhribu tahun
        sebelum Allah menciptakanlangit dan bumi ( alhadist Muslim )
Karena kita tidak tahu akan takdir kita, maka sebagai nasehat kita perlu menjaga agama kita menjaga keimanan kita. Kapan seseorang akan meninggalkan dunia, tak ada yang tau sementara kenyaktaannya semua orang dari segala umur bisa mati sewaktu-waktu. 


وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُّعَمَّرٍ وَّلَا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهٖٓ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ

Tidaklah seorang ditambah umurnya atau dikurangi kecuali ( sudah ditetapkan ) didalam kitab ( Al lauhul mahfudh. Sesungguhnya demikian itu mudah bagi Allah. ( QS.35:11)

Karena setelah kematian akan ada kehidupan lagi sebagian akan di tempatkan di Surga dan sebagian akan di tempatkan di Neraka tergantung amalan masing-masing. 

Kita sebagai makhluk Allah supaya hidup kita tenang dan penuh rahmat berlatih ridho 

dengan qodar Allah.

Dalam hadist yang lain ( Tabroni)  Nabi Saw bersabda :


مَنْ لَمْ يَرضَ بِقَضاَ ءِ الله وَيُؤْمِنْ بِقَدَرِ الله فَلْيَلْتَمِسْ إلٰه‍ًا غَيْرَ الله


Barang siapa tidak ridho dengan hukum Allah dan tidak percaya dengan qodar Allah 

hendaklah dia mencari Tuhan selain Allah

Maka itu sebagai orang Islam yang sudah beriman, seyogyanyalah kita meningkatkan

 kepahaman agama, karena hidup penuh cobaan baik yang menyenangkan maupun yang

 membencikan. Jangan terlena dengan qodar nikmat bahagia, atau terhanyut dengan 

qodar musibah yang mendera, jangan sampai tenggelam dalam qodar salah ataupun 

merenungi nasib diri ketika dapat qodar dianiaya. 

Belajarlah bagaimana menyikapi qodar ini dengan baik agar sukses di dunia dan di 

akhirat. 




Menyikapi beberapa qodar Allah


Mendung tak selamanya kelabu. Begitulah irama hidup. Nada-nada sinar bahagia menyeriak didalam mensirnakan kekelabuan hidup berangsur-angsur pulih bercahya tapi pasti. Keluarga itu baru saja sukses melalui cobaan hidup setelah sekian tahun merana.
Beruntunglah jadi orang Islam yang sudah beriman penuh dan beramal sholih, mengingat namanya " pati" itu datang bisa kapan saja. Dengan bekal keimanan dan taqwa , Allah pasti menepati janjinya, di dunia bahagia dan di akhirat pasti di tempat yang bahagia. 
Tetapi sudah menjadi nas nya Allah orang Islam yang beriman dan beramal sholih pasti di coba, baik berupa cobaan yang menyenangkan maupun berupa cobaan yang membencikan

وَبَلَوْنٰهُمْ بِالْحَسَنٰتِ وَالسَّيِّاٰتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ......


Dan kami ( Allah ) mencoba kepada mereka ( orang-orang beriman ) dengan kebaikan-kebaikan ( hal-hal yang menyenangkan) dan kejelekan-kejelekan ( hal-hal yang membencikan mereka) agar mereka kembali pada Allah ( mengikuti peraturan Allah ) ( QS.7:168)

Dengan berimannya seseorang Allah akan terus memberi cobaan pada sehingga ucapan dan perilaku dari hari ke sehari bertambah baik sesuai dengan kehendak Allah. Dengan adanyaa cobaan itu Allah mengingatkan agar sadar dan mengarahkan, sehingga dia bisa memperbaiki kekurangannya, menyadari kelemahannya, sehingga dia menjadi lebih baik lagi.

Orang-orang zaman dulu , pengikut nabi-nabi dahulu , kaum-kaum  sebelum Nabi Muhammad juga, Allah memberi cobaan kekurangan , sakit, senang-senang dan lain sebagainya, agar mereka tunduk dengan seruan ajakan Nabinya. Tapi kebanyakan mereka terus saja dengan kelalaiannya, sehingga sampai pada puncak senang-senang dalam kelalaian, tiba-tiba Allah mendatangkan siksa, dan mereka kebingungan tidak tahu mau lari kemana, mau minta tolong kepada siapa, seperti sebagian kaum Luth, kaum Nuh, kaum Ad. (QS.6:42-44)

Sementara kita di era sekarang,  kalau orang-orang beriman sama mengatakan zaman akhir,  karena sepertinya Allah membuka pintu dunia, diperkuat dengan kemajuan zaman dengan teknologi semakin canggih. Semua hiasan dunia, manusianya hartanya dari barang dan jasanya, yang pernah ada semakin indah, yang belum pernah ada, terwujud, penemuan penemuan baru segala yang di angan-angan ada betul terwujud. Dan orang dengan bernafsunya eager, suka sekali ingin memilikinya. Mereka pun berpacu menggapai, dan umumnya hampir terwujud semua. Mereka senang senang dari satu ke lainnya kemewahan dunia. Bahwasanya hidup itu adalah cobaan nyaris terlupakan. Padahal cobaan tidak pernah berhenti bagi diri semua. 
Ketika nikmat itu tidak disyukuri, Allah akan menarik kembali nikmat itu darinya dengan cara Allah. Dia tidak bisa merasakan itu nikmat, dia terus menguber yang lebih bagus dan yang lebih bagus lagi. Sehingga dalam perburuannya yang tak kenal lelah Allah menjatuhkan sakit pada dirinya. Harta dan semua kemewahan yang tadi dia kumpul-kumpul tak bisa mencukupi untuk menyembuhkan penyakitnya. Sementara nafas masih ada, ajal belum sampai, kebutuhan standardpun tak dapat dipenuhi lagi. 

Orang beriman nikmat-nikmat seperti itu dia syukuri, sehingga Allah memberikan pahala Surga yang banyak.  Dia infak dia sadaqoh untuk menetapi ayat ( QS.2:3 )

 ۙالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ


Walau dia infak dia sadaqoh, rezekinya bukannya habis, malah seperti air sumur yang di timba lagi ditimba lagi, tak kunjung habis malah bening bersinar. Begitulah cara Allah menerima syukur dari orang orang yang beriman yang bersyukur pada Nya. Itulah cara menyikapi qodar nikmat dari Allah Swt.

Adakalanya di tengah-tengah mengenyam kenikmatan yang banya rezeki dari Allah, datang orang yang bertanya : " Bapak hebat bisnisnya berhasil ". Si bapak menjawab dengan bangga :" La iyalah, kalau mau berhasil seperti itu, karena perjuangan saya tak kenal lelah. Apalagi itu anak saya sudah ahli ahli semua, karena ilmunya dia ikut memajukan bisnis saya." Belum lagi kering air ludah si bapak mengutarakan kebanggaan kesuksesan bisnisnya, ada telpon. Kemudian matanya melotot, lemas seperti orang kehilangan akal. Belakangan diketahui, kalau ada berita musibah, anak yang dibangga-banggakan nya terjadi kecelakaan ada di ICU. Di Rumah Sakit ramai bukan main. Dilalah kersane Allah , supir sang anak selamat hanya luka-luka kecil, si anak luka parah dan koma. Wah si bapak jangan tanya lagi mendamprat si supir , pecat kamu,polisi periksa. Pokoknya cari kesalahan orang lain.

Seharusnya kalau di jalan taqwa, ketika dipuji seperti itu, ucapkan syukur rendah hati " alhamdulillah semua atas izin Allah". Kalau perlu yang muji diingatkan , pak jangan buat saya tergelincir, semua itu milik Allah kita hanya di pinjami, ada giliranya pak. Ini pak ada sedikit, tolong belikan oleh-oleh untuk keluarga, sampaikan salam saya buat keluarga dan anak-anak. Silakan mampir kerumah pak bawa keluarga. Dan ketika dapat telpon tentang musibah lebih dulu dia mengucapkan Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun, kemudian berdoa. Insya Allah semua akan berjalan dalam rahmat Allah, tenang, damai, sangka baik pada Allah. Belum tentu ada yang salah dalam suatu musibah, keluar sudah berdoa, di jalan ya banyak ingat Allah, berjalan sesuai aturan, tapi kalau qodar musibah datang tetap akan terjadi ,  harus kita sikapi dengan ingat pada Allah , tata hati ridho, tak usah merasa terhina, jangan merasa malu, tetapkan hati sobar, tawakal , dan mengucapkan :
"Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun" dan berdoa
"Allahumma 'jurnii  fii mushiibatii wa akh lifli khoiron minha"
( Alhadist Muslim )

Bahkan diterangkan ia akan mendapatkan ganti dari  Allah lebih baik dari pada apa yang menjadi musibah itu.


Jadi sebenarnya kita tidak perlu sedih berlebihan, karena sesungguhnya di balik musibah itu ada kebaikan yang disediakan Allah terhadap hambanya. Dijelaskan lebih jauh bahwa seandainya pahala musibah itu di perlihatkan Allah, pastilah mereka minta di beri musibah lagi.
Maka itu menyikapilah dengan baik atas qodar apapun yang menimpa diri kita, nanti hidup kita akan tenang dan damai dan penuh anugerah Allahu Taala. Bersiaplah dengan hidup yang baru.
Sebagai ilustrasi yang lain bisa jadi dalam persaingan bisnis, dimana dua pihak saling memperebutkan tender besar. Satu telah berusaha dengan segala cara sedangkan pihak lain tetap jujur sesuai aturan yang berlaku. Tapi yang berjalan lurus malah kalah tender. Apakah yang berusaha dengan segala cara itu menjadi menang, dan dia jadi orang benar disisi Allah, ya tidak, karena dia sedang menjalan qodarnya sebagai orang yang menghalalkan secara. Dia akan menerima ganjaran yang setimpal atas penganiayaan yang dia lakukan. Dan orang yang berjalan lurus sesuai aturan itu, justru di coba Allah dengan kalah, diapun sedang menjalani qodarnya. Tapi yakinlah dia justru akan mendapatkan kebaikan yang banyak. Bagaimana sikap kita ? Kembali perhatikan dalil diatas. Disamping itu kalau itu terjadi sesama mengaku orang yang menetapi agama Islam, maka supaya hasibu qobla antuhasibu, koreksilah diri masing masing sebelum Allah mengoreksi diri kita. Kalau sampai menunggu dikoreksi Allah alangkah sengsaranya, tidak ada jalan untuk kembali ke dunia agar bertaubat dan berbuat baik, tidak akan. Mumpung masih hidup tingkatkanlah kepahaman agama, periksa diri, berusahalah untuk mengikuti aturan yang dibuat Allah dan Rasulnya. Allah tidak pernah tidur, mengantuk pun tidak. Bagi Allah tidak ada kesulitan merekam segala perbuatan manusia baik yang samar maupun yang tampak sekecil apapun. Allah tidak menyia-nyiakan amalannya orang yang berbuat baik. Semua yang dijanjikan Allah dalam Alquran pasti akan di wujudkan. Waspadalah pati itu datangnya setiap waktu, tidak mengukur dari umurnya, tidak mengukur dari sehat dan sakit.  

Kita manusia tidak ada yang tahu akan qodar kita. Sekarang keadaan bagus, mungkin didepannya sebenarnya bakal jelek. Yang sekarang jelek belum tentu selama hidupnya akan jelek. Maka mengisilah pada kehidupan ini dengan baik dengan tawakal ilallah. Satu lagi yang perlu anda yakini bahwa tidak ada yang bisa merubah qodar kecuali dengan doa. Dari sekarang berdoalah yang baik baik sesuai yang anda impikan dan jadilah orang Islam yang beriman sungguh sungguh dengan cara benar agar doanya diterima. Berbahagialah anda bisa menerima semua ketentuan Allah dan Rasul karena itu adalah pertanda anda di qodar baik. Alhamdulillah mudah mudahan manfaat dan mendatangkan kebaarokahan. Amiin.




Popular Posts