'cookieChoices = {};' Nasihat Islami, Dan Kesehatan Islami.: June 2015

Thursday, June 18, 2015

Manfaatkan bulan puasa untuk meningkatkan keimanan.

Manfaatkan bulan puasa untuk meningkatkan keimanan. Di bulan ini banyak orang yang berusaha untuk memperbaiki dirinya masing-masing. Buktinya, orang yang tadinya tidak pernah ke mesjid atau jarang pergi ke mesjid, kini berusaha meluangkan waktu beribadah ke mesjid. Sebagai muslim seharusnya wajib menetapi lima rukun Islam sebagai agama yang diyakininya. Di bulan puasa banyak orang menjalankan puasa, walaupun tadinya tidak pernah sembahyang. Pada hari biasa banyak orang yang tidak perduli dengan Alquran apalagi Alhadist ,pada bulan puasa ini setidaknya mereka mau mendengar. Bahkan banyak yang tidak mengerti apa itu alquran apa itu alhadist, mereka banyak tidak tau kalau itu adalah buku tuntunan sebagai Muslim, buku pedomannya dalam menetapi agama yang diyakininya.
Ironi memang! Sementara kita menjunjung tinggi sila pertama Pancasila, Ketuhanan yang maha Esa dan diperkuat dalam Undang Undang Dasar 1945, tapi setiap hari media memberitakan pelanggaran moral, pembunuhan sadis, penyakit masyarakat dimana mana, berita berita korupsi di kalangan pejabat. Masyarakatnya pada tidak akur, dewan perwakilan rakyat tidak akur, sesama partai tidak akur. Apakah di keluarganya atau dirumah tangganya juga pada tidak akur? Sesama agama saja pada tidak akur, apalagi berbeda agama. Satu etnis saja tidak akur, apalagi beda etnis. Lantas mau apa, mau kemana ? Mau keluar sebagai bangsa Indonesia. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Benar kata pepatah : Kebun tetangga selalu lebih hijau dan menggiurkan".
Manfaatkan bulan puasa untuk meningkatkan keimanan. Keimanan yang kita miliki, walaupun yang sedikit ini; ini adalah tetap namanya sebagai pemberian Allah SWT. Mari sama-sama kita mensyukurinya! Bagaimana cara mensyukurinya? Bulan yang Allah taburkan pahala yang berlipat, kita berusaha sungguh-sungguh untuk memahami agama yang kita yakini ini, barangkali saja Allah mengabulkan doa kita, sehingga hidup didunia barokah dan akhirat kita kelak juga barokah.
Mengapa begitu pentingnya keimanan?. Semua ummat beragama pasti meyakini bahwa setelah menjalani kehidupan dunia, semua insan manusia pastilah akan menjalani pada kehidupan akhirat. Pahami itu.
Semua yang kita amalkan di dunia ini pasti ada rewards dan punishment nya di kehidupan akhirat. Kalau amalannya baik rewardnya surga, kalau amalannya jelek punishment nya siksa neraka. Tegasnya amal baik di dunia, di akhiratnya masuk surga, beramal jelek didunia , di akhiratnya masuk neraka. Tidak ada barang gratis, semua amalan didatangkan dan akan diminta pertanggung jawabannya. Perhatikan nasihat Luqman kepada putranya.
“ Wahai anakku jika ada perbuatanmu semisal seberat biji sawi ( kau simpan) di batu atau dilangit atau dibumi, niscaya akan mendatangkan Allah dengan amal perbuatanmu” ( Q 31:16)

Yakin pasti sudah pada tahu, hanya mereka tidak dapat hidayah taufik.
Lewat Alquran dan Alhadist kita akan menjadi tahu bahwa lima puluh ribu tahun sebelum bumi dan langit diciptakan takdir makhluk sudah ditulis lebih dulu. Allah menciptakan pena dan perintah, " Tulislah!". Pena menjawab, " Apa yang aku tulis?", Allah perintah, "tulislah takdir segala sesuatu sampai datangnya hari kiamat"
 Yang ditulis ini takdir tentang urusan dunianya dan takdir tentang iman dan kafirnya satu satunya orang. Tepat, pertanyaan hati anda.
"Tak seorangpun yang tahu tentang takdirnya". Itulah sebabnya manusia harus berhati hati, waspada, bahasa agamanya mutawari, karena kita tidak tahu apa takdir kita. Apakah kita ditakdirkan iman atau kafir di akhir hayat kita.

Jangan sampai kesuksesan dunia menyilaukan kita, atau membutakan mata kita, seolah olah karena harta yang kita miliki,  Allah ridho dengan kita, padahal kita beramal jelek dan sembrono dalam beribadah.
Syukur kalau anda sudah tahu dengan hadis berikut ini.

(hadist Ahmad)
Dari Abdilah bin Mas'ud dia berkata bahwa bersabda Rasul SAW, sesungguhnya Allah membagi ahklak kamu sekalian sebagaimana Allah memberi rezeki diantara kamu sekalian, dan sesungguhnya Allah memberi dunia kepada orang yang dicintai dan kepada orang yang tidak di cintai nya, dan Allah memberi Agama hanya kepada orang yang Allah cintai saja, maka barang siapa yang diberi agama oleh Allah maka sesungguhnya Allah cinta kepadanya. Pastilah orang itu masuk surga nya Allah.
   
Jadi masalah kesenangan dunia harta,tahta, wanita, Allah akan memberi kepada siapa saja tidak perduli dia iman atau tidak beriman. Tapi Allah tidak akan memberi agama kepada orang yang Allah tidak cintai. Ingat itu.
Sekarang coba kita ukur diri kita, apakah kita ini ada gejala orang iman atau gejala orang tidak iman? berikut ayatnya : 


"faman yuridi allaahu an yahdiyahu yasyrah shadrahu lil-islaami waman yurid an yudhillahu yaj'al shadrahu dhayyiqan harajan ka-annamaa yashsha''adu fii alssamaa-i kadzaalika yaj'alu allaahu alrrijsa 'alaa alladziina laa yu/minuuna." (Q 6:125 )

Maka barangsiapa yang menghendaki Allah mendapat hidayah Nya, - Maka Allah  melapangkan dadanya untuk Islam; - Dan barangsiapa menghendaki Allah orang itu tersesat, menjadikan Allah  dada mereka sempit , seolah-olah mereka disuruh naik ke langit: Demikianlah menjadikan Allah hukuman pada mereka yang tidak mau iman (Q 6:125 )

Andaikata kita orang yang paling bahagia di dunia, semua serba kecukupan dan semua keinginan dapat dipenuhi, fakta menunjukkan kebahagiaan itu hanya dapat dinikmati hanya sekitar seratus tahunan. Sudah itu harta anak istri ditinggal. harta jadi rebutan yang masih hidup, istri yang sangat cantik menikah lagi. Padahal waktu masih hidup kita bersusah payah sampai lupa pada Allah dan peraturannya. Kemudian kita akan menjalalani perjalanan akhirat teramat panjang dan berat sebelum menerima ganjaran perbuatan di dunia, apakah reward atau punishment, apakah kita dimasukkan ke surga atau disiksa di neraka. Masya Allah. Semoga Allah memberi hidup dalam keadaan iman yang barokah, didunia barokah, mati dimasukkan ke surga, amiin!
 Anda tentu pernah mengetahui cerita Fir'aun, manusia yang pernah ada berumur seribu tahun. Kerajaannya luas, istananya indah, wanitanya cantik cantik jangan ditanya lagi, kaya raya berlimpah, semua keinginanannya keturutan, tidak pernah sakit, sehat terus , gagah terus selama hidupnya. Tapi selama hidupnya di takdirkan orang yang syirik, dan bakal pemimpinnya kafir di akhirat nanti. Selama hidupnya didunia yang demikian senang, ketika dineraka ditanyakan " apakah kamu selama hidupmu di dunia bahagia"? Jawabnya " tidak", saya tidak pernah senang. Demikian itu beratnya siksa yang dialami kalau orang sampai jatuh kedalam siksa neraka. Semoga menjadi bahan renungan bagi kita semua dalam bulan ramadhon yang penuh berkah ini.

 Memperkuat ayat ( Q 6:125) diatas, suatu hadist  ( abu Daud) mengatakan,
"Sesungguhnya Allah yang maha Luhur, ketika menciptakan hamba untuk ( masuk) surga, maka Allah menjadikan dia mengamalkan amalan ahli surga sehingga dia mati tetap mengamalkan amalan ahli surga, maka Allah memasukkannya ke surga sebab amalan tersebut. Dan ketika mencipta hamba untuk ( masuk) neraka , maka Allah menjadikan dia mengamalkan amalan ahli neraka sehingga dia mati tetap dalam keadaan mengamalkan amalan ahli neraka, maka Allah memasukkannya ke neraka sebab amalannya tersebut."


Ketuhanan Yang Maha Esa adakah suatu solusi pencerahan?

 Sebagai warga bangsa kita bersyukur pada Allah, bahwa negeri ini punya falsafah Pancasila dengan menempatkan sila "Ketuhanan Yang Maha Esa", didudukkan pada urutan pertama. Itu artinya apa, kesan kita orang bijak yang pernah ada negeri ini paham benar dan merumuskan dengan ketulusan yang mendalam bahwa bila warga bangsanya akan aman, makmur ,sejahtera bila warga bangsanya mempunyai keyakinan Tuhan Yang Maha Esa. Kalau Sila pertama ini ditinggalkan, atau dijadikan "hiasan" mulut belaka, bagaimanapun kaya rayanya negeri itu, pastilah akan carut marut. Tidak akan ada ketenangan hidup. Siapa kuat dia menang, hukum rimba tersembunyi di kehidupan modern. hukum akan dijadikan mainan, konsumsi bisnis bagi yang punya dan merasa kuat. Padahal Allah tidak pernah tidur.
 Warga akan tertindas di gelimangan harta dunia , melupakan Illahi Rabbi sang maha "Pengasih", sampai punishment menghampiri mereka, tanpa solusi pemuka negeri ini.

Kiranya suatu solusi yang perlu ditinjau lagi. Setuju! Negara memberikan kebebasan beragama sesuai keyakinan warga bangsa. Tapi kalau ketaatan beragamanya dibiarkan dibebaskan sesuai maunya, tak ada tanggung jawab dan tak ada yang bertanggung jawab, tanpa ada petunjuk yang jelas, bagaimana agar warga bangsa ini betul betul mentaati agama yang dipeluknya, ya seperti fakta yang sekarang. Katanya beragama, tapi tak pernah sembahyang, tidak puasa, minum minuman yang dilarang, malah melakukan  lebih parah dari itu. Kadang kadang ibadah, tapi melanggar jalan terus. Siapa yang tanggung jawab , warga semacam ini. Harus ada pemikiran membuat suatu solusi. Bagaimana agar warga toat menjalankan ibadah sesuai keyakinannya. Umpama dari rumah tangga, harus bagaimana dan seterusnya. Jangan sampai yang sudah beribadah baik, diganggu pula, difitnah karena politik dan alasan lainnya.

 Harus ada tata caranya, harus ada yang bertanggung jawab. Kalau beragama hanya ditinggal di KTP, negeri kita tidak pernah aman, tidak akan ada ceria di anak turun kita. Yang ada hanya ketakutan tanpa kepastian jalan keluarnya.
 Dibulan puasa yang penuh ganjaran pahala , saatnya kita merenungkan baik baik bahwa hidup di dunia cuma sebentar. Semua amalan kita, baik ucapan , perbuatan, sikap kita akan didatangkan dan akan di hisab.
 Dunia yang kita bertempat tinggal sebentar ini ( paling-paling 100 tahun ) , adalah hanya "jembatan", hanyalah tempat " nandur ( bahasa Jawa)" bercocok tanam kemudian panen di akhirat, setelah itu akan ada perjalanan yang sangat berat di kampung akhirat sebelum di vonis ke surga atau ke neraka. Tanpa orang yang beragama punya keyakinan seperti ini, tanpa warga bangsa tidak mempunyai kepahaman yang kuat pada agamanya, negeri kita akan terus mengalami kekacauan, seperti fakta diatas. Semoga semua ini bisa mendatangkan kebaikan bagi kita semua, maka Manfaatkan bulan puasa untuk meningkatkan keimanan kita masing masing. Semoga Allah paring ( Jawa) memberikan barokah buat kita semua, amiin!.






















Popular Posts