'cookieChoices = {};' Nasihat Islami Untuk Kesehatan Jiwa dan Raga.

Friday, August 2, 2024

Pengertian Ihsan dalam Islam

  


Ihsan adalah konsep yang sangat penting dalam Islam, merujuk pada kebaikan, kesempurnaan, dan keindahan dalam beribadah dan berinteraksi dengan orang lain. Dalam hadits yang terkenal, ketika Malaikat Jibril bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang Ihsan, beliau menjelaskan bahwa Ihsan berarti beramal seolah-olah kita melihat Allah, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka kita harus ingat bahwa Dia selalu melihat kita.

قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ :

 أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. 

قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ, لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ, حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم, فأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ, وَ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ, فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ, وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ, وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ, وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً. قَالَ : صَدَقْتُ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْئَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, 

وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ. 

IHSAN

قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. 


قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ قَالَ : مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا, قَالَ : أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا, وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِيْ الْبُنْيَانِ, ثم اَنْطَلَقَ, فَلَبِثْتُ مَلِيًّا, ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرُ, أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِل؟ قُلْتُ : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ : فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ


Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu berkata :

Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi, kemudian ia berkata : “Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.”

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya,” lelaki itu berkata,”Engkau benar,” maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya.

Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”.

Nabi menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.”

Dia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan”.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.”

Lelaki itu berkata lagi : “Beritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat?”

Nabi menjawab,”Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.”

Dia pun bertanya lagi : “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!”

Nabi menjawab,”Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya; jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin papa) serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.”

Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga Nabi bertanya kepadaku : “Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?”

Aku menjawab,”Allah dan RasulNya lebih mengetahui,” Beliau bersabda,”Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.” [HR Muslim, no.8]



 Makna Ihsan


1. Kesadaran Spiritual: Ihsan mencerminkan tingkat kesadaran yang tinggi terhadap kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan. Ini mendorong umat Muslim untuk selalu bertindak dengan niat yang baik dan penuh kesadaran akan amal yang dilakukan.


2. Kualitas Ibadah: Dalam konteks ibadah, Ihsan berarti melaksanakan segala bentuk ibadah dengan penuh perhatian, dedikasi, dan cinta. Ini termasuk shalat, puasa, dan amal baik lainnya, di mana kualitas lebih diutamakan daripada kuantitas.


3. Perilaku Terhadap Sesama: Ihsan juga mencakup cara kita berinteraksi dengan orang lain. Berbuat baik, adil, dan penuh kasih kepada sesama adalah manifestasi nyata dari Ihsan. Ini berarti menolong orang lain, berbicara dengan baik, dan menjaga hubungan yang harmonis.


 Implementasi Ihsan dalam Kehidupan Sehari-hari


1. Beribadah dengan Khusyuk: Ketika melaksanakan ibadah, seperti shalat, berusaha untuk mengerjakannya dengan khusyuk dan penuh perhatian, seolah-olah kita sedang berhadapan langsung dengan Allah.


2. Bersikap Baik kepada Orang Lain: Dalam setiap interaksi, baik dengan keluarga, teman, maupun orang asing, berusahalah untuk bersikap baik, sabar, dan penuh pengertian. Menunjukkan empati dan menghindari perkataan atau tindakan yang menyakiti.


3. Tanggung Jawab dalam Tindakan: Setiap tindakan yang kita ambil harus dipertanggungjawabkan, baik di dunia maupun di akhirat. Ini mencakup kejujuran dalam pekerjaan, ketepatan waktu, dan menghormati janji.


 Kesimpulan


Ihsan adalah landasan moral dan spiritual dalam Islam yang mengajarkan kita untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam segala hal. Dengan memiliki sikap Ihsan, kita tidak hanya memperbaiki hubungan dengan Allah, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih baik. Mengamalkan Ihsan dalam kehidupan sehari-hari akan membawa kedamaian dan keberkahan bagi diri sendiri dan orang lain.

Kebiasaan Baik dalam Menjaga Kesehatan Mental

 


Kesehatan mental adalah aspek penting dalam kehidupan yang sering kali terabaikan. Sebagai umat Islam, menjaga kesehatan mental adalah bagian dari tuntutan untuk merawat diri secara menyeluruh, baik dari segi fisik maupun spiritual. Berikut ini adalah beberapa kebiasaan baik yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental:


 1. Beribadah dan Berdzikir


Beribadah secara rutin, seperti shalat, membaca Al-Qur'an, dan berdzikir, merupakan cara yang sangat efektif untuk menenangkan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Shalat lima waktu memberikan kesempatan untuk menghentikan aktivitas sejenak, merenungkan makna hidup, serta memohon petunjuk dan perlindungan dari-Nya.


 2. Menjaga Hubungan Baik dengan Allah dan Sesama


Menjalin hubungan yang baik dengan Allah dan sesama manusia merupakan bagian integral dari kesehatan mental yang baik. Berusaha untuk selalu berbuat baik, memaafkan, dan memberi manfaat kepada orang lain akan membawa kedamaian dan kebahagiaan dalam hati.


 3. Mengelola Stres dengan Bijak


Setiap orang pasti mengalami stres dalam kehidupan sehari-hari. Mengelola stres dengan cara yang sehat, seperti berolahraga, meditasi, atau berbicara dengan orang yang dipercaya, adalah cara efektif untuk menjaga kesehatan mental. Rasulullah SAW juga mengajarkan untuk tidak terlalu cemas dan mempercayakan segala urusan kepada Allah SWT.


 4. Berpegang pada Nilai-Nilai Islam


Memiliki pegangan nilai yang kuat dari ajaran Islam membantu dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Nilai-nilai seperti sabar, tawakal, ikhlas, dan syukur menjadi landasan yang kokoh dalam menjaga kesehatan mental.


 5. Menjaga Keseimbangan Hidup


Mengatur waktu antara pekerjaan, istirahat, dan waktu bersama keluarga adalah kunci untuk menjaga keseimbangan hidup. Hindari kelelahan berlebihan dan berikan waktu untuk melakukan hal-hal yang membuat hati senang.


 6. Belajar dan Berkembang


Menjaga kesehatan mental juga melibatkan pengembangan diri secara terus-menerus. Belajar hal-hal baru, mengembangkan hobi, atau melakukan kegiatan yang memberikan rasa pencapaian dan kepuasan dapat meningkatkan kesejahteraan mental.


 Kesimpulan


Menjaga kesehatan mental merupakan tanggung jawab yang harus diemban dengan serius. Dengan menerapkan kebiasaan baik seperti beribadah, menjaga hubungan sosial yang baik, mengelola stres dengan bijak, dan menjaga keseimbangan hidup, kita dapat meraih kesehatan mental yang optimal. Semua upaya ini sejalan dengan ajaran Islam yang mengajarkan untuk hidup seimbang, bermanfaat bagi sesama, dan selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT. Dengan begitu, kita tidak hanya menjaga kesehatan jiwa dan raga, tetapi juga mendapatkan kebahagiaan yang abadi di dunia dan akhirat.

Popular Posts