'cookieChoices = {};' Nasihat Islami Untuk Kesehatan Jiwa dan Raga.

Thursday, December 10, 2015

Pak Jokowi banyak "orang bertopeng" sekeliling anda

Pak Jokowi banyak "orang bertopeng" sekeliling anda, jangan lupa itu. Waspada pada orang " yang bertopeng", jangan sampai sangka jelek pula pada setiap orang, dosa. "Orang bertopeng" ini biasanya punya kepentingan pribadi semata, tidak untuk membangun rakyat atau bangsa. Lempar batu sembunyi tangan, telunjuk lurus kelingking berkait. Nawacita pak Jokowi, hanya dimulutnya, tak paham maksudnya, tak ngerti aplikasinya, baginya yang penting ada duit dan ketenaran.
Lunturnya kepahaman dosa dan pahala, membuat orang membabi buta mengisi kehidupan. Itu arti nya dia tak pernah puas. Termasuk orang yang bertopeng. Bila dibiarkan akan menyusahkan juga. Angan-angan manusia seperti ini baru berakhir di liang kubur. Negeri yang hanya diisi orang yang mengejar perut dan keserakahan , tidak syukur, akan di laknat Allah. Negeri ini tidak akan ditolong Allah. Betul! Revolusi mental semacam itu harus dilakukan. Kebiasaan buruk, kebuasan zaman lalu sudah menyatu dalam tubuh, sehingga tidak tahu lagi perbuatannya salah atau benar; menjadi pejabat pula lagi, akibatnya penjara dimana-mana penuh. Sedikit banyak akibat pembangunan rakyat pintar dan maju sampai kedesa. Sementara "orang bertopeng" tetap dengan kebiasaannya, akibatnya rakyat mentertawakan badut pergajul tak tahu malu. Karena mentalnya harus direvolusi, supaya kenal pahala dan dosa. Rahasia Allah ingin diukur dengan "isi gundulnya". Tidak! Otak dan mata manusia diciptakan hanya mampu untuk melihat "nasi" hijaunya duit". Adapun untuk melihat hal "yang disana",hanya keimanan."Orang bertopeng" tak percaya pada malaikat yang ada dikiri dan kanannya, sehingga pahala dan dosa dibabat jadi satu. "Orang bertopeng" tak percaya kalau Allah tidak pernah tidur. "Orang bertopeng " tidak paham apa itu cobaan, apa itu musibah, akibatnya dia akan sangat menderita; kasihan keluarganya yang tidak terbina dengan baik.
Kelakuan orang zaman dulu, terulang lagi sepanjang zaman sampai sekarang, karenanya kalau punya kepahaman agama tidak kuat, bakal hanyut dan larut; kasihan pemuka bangsa yang berhati bersih dan paham agama yang tak henti hentinya berjuang.
Rakyat harus diajak bersyukur walaupun nikmat itu kecil. syukur pada orang yang memberi nikmat dan syukur pada Allah Swt., kalau tidak mau syukur siksa Allah sangat pedih. Ingat pada Allah hal yang wajib dan selamat, membelakangi Allah adalah laknat
Harus seimbang bapak(!), kebutuhan jasmani dan rohani, kalau mau rakyat sejahtera dan tenteram. Konsep beribadah dengan benar, konsep ketaatan beribadah harus ditemukan, agar negara dapat mendukung dan memfasilitasi. jangan sampai memberi fasilitas yang mubazir tidak terarah. Mudah-mudahan negeri yang indah ini kembali dalam pelukan anak negeri.
 Prilaku manusia dan alam di zaman akhir perlu dicermati dan dipahami, dan dicari dan disiapkan solusinya, untuk keselamatan dan kesejahteraan rakyat, dibidang pangan, papan dan usaha-usaha rakyat. Siapa yang ingin dunia harus dengan ilmunya dan barang siapa ingin akhirat harus dengan ilmunya, dan barang siapa yang ingin keduanya harus dengan ilmunya ( itu alhadist)

Wednesday, October 28, 2015

Pak Jokowi ajaklah putra putri bangsa beribadah dengan taat dan benar.

Pak Jokowi ajaklah putra putri bangsa beribadah dengan taat dan benar. Banyak sudah musibah yang diderita negeri ini. Banyak sudah penderitaan rakyat yang lemah negeri ini. Banyak sudah cobaan yang diderita rakyat negeri ini. Sekian puluh ribu orang yang mati karena narkoba setiap hari. Hancurnya mental penerus bangsa karena pencabulan terhadap dirinya tak berdaya. Longsor , kerusakan alam lingkungan karena keserakahan mengikuti hawa nafsu tak terkendali.Kebakaran diseluruh negeri mencapai tiga perempat negeri yang terbakar, yang memakan korban rakyat tak berdaya, oleh keserakahan, dan juga sebagai musibah.
Negeri ini telah dipertahankan dari penjajah dengan berdarah-darah oleh putra putri bangsa, yang diperingati dalam sumpah pemuda 28 Oktober.
Tanpa beribadah dengan taat dan benar , tidak akan ada kesyukuran bagi semua insan. Makhluk manusia tidak cukup dengan mencukupi kebutuhan secara pisik tapi dia butuh kebutuhan rohani. Kebuthan rohani ini tidak dapat datang dengan sendirinya tapi harus disosialisasikan, dididik, diajarkan, dinasehatkan. Sesuai dengan dalilnya " addinu nasehah, addinu nasehah, addinu nasehah. Agama itu harus dinasehatkan, agama itu harus dinasehatkan, agama itu harus dinasehatkan.
Kita harus mendidik putra bangsa untuk bersyukur, walau sekecil apapun kenikmatan yang diterimanya. Tenaga-tenaga potensial bangsa ini harus dibekali lahir batin. Jangan sampai dibiarkan hanya menguber kebutuhan perut semata. Menjadikan Allah didepan disegala urusan, untuk penerang kebijakan-kebijakan bapak untuk membahagiakan dan mensejahteraan bangsa khususnya putra putri bangsa.
Pak Jokowi harus ada konsep yang jelas agar bagaimana agar putra putri bangsa taat beribadah dan benar dalam kesehariannya, dalam rangka melaksanakan Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, dalam panca sila, jangan hanya sebagai lambang. Tanpa adanya ketaatan beribadah dengan cara benar sesuai keyakinannya masing-masing. Akhlak yang mulia tidak akan terwujud dalam masyarakat; budi pekerti yang luhur tidak terwujud dalam negeri ini, bila rakyatnya membelakangi agama, yang berarti membelakangi Allah Swt, berarti menjadi makhluk manusia yang sombong, berarti menentang Allah; berarti akan ada bencana besar.
Pak Jokowi , prilaku zaman akhir supaya dipahami, baik manusianya maupun alamnya. Dengan demikian Bapak akan bisa mempersiapkan segala sesuatunya untuk melindungi rakyat yang bapak cintai, seperti syarat dan membantu membangun rumah rakyat, mengingat prilaku zaman akhir, kesehatannya, usahanya, kebutuhannya.
Seperti ada korelasi antara manusia dengan alamnya dalam prilaku zaman akhir. Ketika "wahnun" menjadi jiwa makhluk manusia, cinta dunia benci pada mati, maka manusia akan menguber kesenangan dunia dengan cara tidak tahu malu tanpa batas . Tingkah polah manusianya akan maaf "bejat". Barang halal haram sama , disikat habis. Tak ada urusan dengan mahrom bukan mahrom. Tak peduli mana menikah dan yang mana zina. Yang mana orang tua dan yang dituakan untuk ditakzimi, dan yang mana teman. Mana cara sah mana yang tidak sah sama sama dikerjakan. Nah manakala itu terwujud, tunggulah saatnya angin merah, gempa, longsor dan segala macam bencana dan musibah akan datang silih berhenti.
Pak Jokowi prilaku zaman akhit sepertinya "tak bisa dielakkan", pesan kami rakyat persiapkan segala sesuatunya untuk kepentingan rakyat baik lahir maupun batin, jasmani rokhani. Mudah-mudahan bermanfaat.

Popular Posts