'cookieChoices = {};' Nasihat Islami Untuk Kesehatan Jiwa dan Raga.

Thursday, January 14, 2016

Pak Presiden Jokowi, menyakitkan, tapi kami tidak takut, rakyat dibelakang anda.

Pak Presiden Jokowi, menyakitkan, tapi kami tidak takut, rakyat dibelakang anda. Banyak amalan yang bisa membawa ke surga, bukan harus membunuh orang, apalagi yang tidak berdosa. Umpama orang itu masih hidup , Allah tidak akan mengampuni dosanya, sebelum orang itu dibunuh juga. Padahal di negeri kita tidak ada hukumnya untuk melakukan qisos. Biarpun umpama tertangkap dihukum penjara 99 tahun , tetap saja urusannya dengan Allah Swt belum selesai. Allah tidak menerima taubat orang tersebut, sampai dia di qisos. Hendak para muslim paham ini, jangan dekat dekat pada amalan yang melanggar hukum agama, karena sekali lagi hukumnya tidak bisa dilaksanakan di negeri sendiri. jangan sampai membunuh orang berdosa atau tidak berdosa, mencuri atau sejenisnya seperti korupsi, jangan! Hati hati dengan kepahaman agama anda, jangan keblinger. Anda harus punya kepahaman agama yang kuat dan dengan cara benar, akhlaqul karimah, mengedepankan kerukunan utamanya dengan sesama warga bangsa sendiri. Hidayah itu, petunjuk itu, urusannya Allah. Kita manusia tidak bisa memaksakan kehendak orang agar dapat hidayah, itu tidak bisa, karena petunjuk atau hidayah haknya Allah. Anda ditugaskan Allah adalah amar makruf nahi mungkar, dengan menyesuaikan dimana anda tinggal. Mereka tidak mau, bukan urusan anda lagi. Kewajiban anda sudah gugur. Urusan dia dengan Allah. Toch kita tak ada yang tau bagaimana akhir hidup kita masing-masing, apakah beriman atau tidak, walau sekarang beriman. Nanti belum tentu.
Oleh karena itu Bapak, jangan ragu, mereka orang yang berdosa, penghianat bangsa bahkan, mereka harus dihukum, musuh Allah juga, sampai mereka betul-betul mau taubatan nasuha, lewat nasihat, amar makruf . Orang yang taubatan nasuha itu akan kelihatan dari peri kehidupannya sehari-hari, dia harus merasa menyesal, tidak mengulangi lagi, dan minta ampun pada Allah sebanyak-banyaknya atas dosa dosanya.
Bahkan amalan yang yang dihukumi mati syahid pun banyak peluang, sudah di tunjukkan Nabi SAW, bukan harus membunuh diri sendiri. Kita ditakdirkan sebagai bangsa Indonesia yang beraneka ragam keyakinan dan etnis. Itu adalah merupakan amanah. Amanah itu harus dilaksanakan apakah terhadap orang beriman ataupun tidak beriman. Maka beribadahlah dengan cara benar, jangan berdasarkan "katanya katanya", agar tidak terpengaruh seperti itu.
Kita berbelasungkawa sebesar besarnya pada saudara -saudara kita dan korban "tragedi Sarinah Thamrin". Kita semua istirja pada Allah sebanyak-banyaknya, semoga musibah ini akan diberi ganti yang lebih baik lagi buat negeri ini. Menjadikan semua warga bangsa dari atas sampai bawah lebih arif lagi dan semoga negeri ini Allah melimpahi rakhmat dan pertolonganNya. Amiin.




Thursday, December 10, 2015

Pak Jokowi banyak "orang bertopeng" sekeliling anda

Pak Jokowi banyak "orang bertopeng" sekeliling anda, jangan lupa itu. Waspada pada orang " yang bertopeng", jangan sampai sangka jelek pula pada setiap orang, dosa. "Orang bertopeng" ini biasanya punya kepentingan pribadi semata, tidak untuk membangun rakyat atau bangsa. Lempar batu sembunyi tangan, telunjuk lurus kelingking berkait. Nawacita pak Jokowi, hanya dimulutnya, tak paham maksudnya, tak ngerti aplikasinya, baginya yang penting ada duit dan ketenaran.
Lunturnya kepahaman dosa dan pahala, membuat orang membabi buta mengisi kehidupan. Itu arti nya dia tak pernah puas. Termasuk orang yang bertopeng. Bila dibiarkan akan menyusahkan juga. Angan-angan manusia seperti ini baru berakhir di liang kubur. Negeri yang hanya diisi orang yang mengejar perut dan keserakahan , tidak syukur, akan di laknat Allah. Negeri ini tidak akan ditolong Allah. Betul! Revolusi mental semacam itu harus dilakukan. Kebiasaan buruk, kebuasan zaman lalu sudah menyatu dalam tubuh, sehingga tidak tahu lagi perbuatannya salah atau benar; menjadi pejabat pula lagi, akibatnya penjara dimana-mana penuh. Sedikit banyak akibat pembangunan rakyat pintar dan maju sampai kedesa. Sementara "orang bertopeng" tetap dengan kebiasaannya, akibatnya rakyat mentertawakan badut pergajul tak tahu malu. Karena mentalnya harus direvolusi, supaya kenal pahala dan dosa. Rahasia Allah ingin diukur dengan "isi gundulnya". Tidak! Otak dan mata manusia diciptakan hanya mampu untuk melihat "nasi" hijaunya duit". Adapun untuk melihat hal "yang disana",hanya keimanan."Orang bertopeng" tak percaya pada malaikat yang ada dikiri dan kanannya, sehingga pahala dan dosa dibabat jadi satu. "Orang bertopeng" tak percaya kalau Allah tidak pernah tidur. "Orang bertopeng " tidak paham apa itu cobaan, apa itu musibah, akibatnya dia akan sangat menderita; kasihan keluarganya yang tidak terbina dengan baik.
Kelakuan orang zaman dulu, terulang lagi sepanjang zaman sampai sekarang, karenanya kalau punya kepahaman agama tidak kuat, bakal hanyut dan larut; kasihan pemuka bangsa yang berhati bersih dan paham agama yang tak henti hentinya berjuang.
Rakyat harus diajak bersyukur walaupun nikmat itu kecil. syukur pada orang yang memberi nikmat dan syukur pada Allah Swt., kalau tidak mau syukur siksa Allah sangat pedih. Ingat pada Allah hal yang wajib dan selamat, membelakangi Allah adalah laknat
Harus seimbang bapak(!), kebutuhan jasmani dan rohani, kalau mau rakyat sejahtera dan tenteram. Konsep beribadah dengan benar, konsep ketaatan beribadah harus ditemukan, agar negara dapat mendukung dan memfasilitasi. jangan sampai memberi fasilitas yang mubazir tidak terarah. Mudah-mudahan negeri yang indah ini kembali dalam pelukan anak negeri.
 Prilaku manusia dan alam di zaman akhir perlu dicermati dan dipahami, dan dicari dan disiapkan solusinya, untuk keselamatan dan kesejahteraan rakyat, dibidang pangan, papan dan usaha-usaha rakyat. Siapa yang ingin dunia harus dengan ilmunya dan barang siapa ingin akhirat harus dengan ilmunya, dan barang siapa yang ingin keduanya harus dengan ilmunya ( itu alhadist)

Popular Posts