'cookieChoices = {};' Nasihat Islami, Dan Kesehatan Islami.

Tuesday, September 5, 2017

Bisakah kita hidup rukun?

Bisakah kita hidup rukun? "Kita" , siapa ? Kita sebagai induvidual anggota keluarga, kita sebagai keluarga, kita sebagai antar keluarga, kita sebagai antar warga, lebih besar lagi antar masyarakat, lebih besar lagi antar warga bangsa, lebih besar lagi antar bangsa.
Bisakah terwujud hidup rukun itu? Jawabnya bisa ya bisa tidak. Umpama ada kemauan hidup rukun jawabnya, bisa ya bisa tidak, terpulang pada kondisi orangnya.
Mencari difinisi rukun di KBBI , hasil nya , arahnya  ke "syarat" , rukun agama, rukun iman dan rukun berbangsa.( mungkin perlu dilengkapi). Ada lagi kbbi.web.id/rukun-2
rukun2 : 1 baik dan damai; tidak bertengkar (tentang pertalian persahabatan dan sebagainya); 2 bersatu hati; kerukunan :1 perihal hidup rukun; 2 rasa rukun; kesepakatan: ~ hidup beragama. Jadi rukun bisa diambil baik dan damai , tidak bertengkar.
Sekedar pendapat saja, rukun secara individual itu hanya bisa tercipta bagaimana orang itu memahami hidup rukun. Bagaimana latar belakang akhlak orang itu tercipta. Kalau akhllaknya tercipta berdasarkan  pendapat orang, akhlaknya akan labil, tergantung pemikiran siapa yang dia serap. Sebab lain orang lain pendapatnya.
Tetapi kalau akhlaknya tercipta karena berdasarkan keyakinan dalil dalil beragama yang kuat , akhlaknya akan mantap, stabil, insyaAllah ( tidak mau takabur).

Karena apa bisa kuat dan stabil? Karena orang yang punya keyakinan beragama yang kuat , umpama dia seorang Muslim, punya keyakinan tentang “ Hari Pembalasan”, yakin tentang Hari Akhir, yakin setelah mati akan dihidupkan lagi, yakin bahwa semua amalan ucapan perbuatan akan dimintai pertanggung jawaban Allah Swt. Yakin akan ada reward and punishment disisi Allah berupa pahala Surga dan Ancaman siksa Neraka. Yakin Allah tidak akan mengingkari janjiNya.  Disamping itu yakin akan qodar Allah takdir Allah. Dalam suatu hadis di jelaskan  bahwa Allah membagi akhlak nya orang sebagaimana Allah memberi rezeki pada tiap orang”. Disini sama kita tahu bahwa Allah memberi rezeki kepada ummat manusia tidak sama. Ada yang banyak dan ada yang sedikit. Yang banyak disebut lah dia orang kaya, kalau sedikit dia disebut orang miskin. Namun Allah menjamin semua makhluk disediakan rejekinya, tidak memandang apakah dia orang beriman atau dia orang yang tidak beriman. Demikian besar Kasihnya Allah terhadap makhluknya. Walau manusia itu tidak mau menyembah Allah , tapi Allah tetap mengasi rezekinya……(belum selesai  akan terus disambung disini )



Popular Posts