'cookieChoices = {};' Nasihat Islami Untuk Kesehatan Jiwa dan Raga.

Sunday, June 22, 2025

Menjaga Kekuatan di Usia Senja




🕌 Menjaga Kekuatan di Usia Senja: Cengkeh dan Sunnah Menjaga Vitalitas

بسم الله الرحمن الرحيم

“Al-mu’minul qawiyy khayrun wa ahabbu ilallāhi minal mu’minidh-dha‘īf, wa fī kullin khayr.”
Artinya: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah. Dan pada masing-masing ada kebaikan.”
(HR. Muslim)


🌿 Usia Boleh Tua, Tapi Semangat Jangan Pudar

Ketika usia mulai menua, seringkali tubuh mulai menunjukkan tanda-tanda kelemahan. Sendi terasa kaku, perut tak lagi sekuat dulu, dan rasa lelah lebih cepat datang. Namun dalam Islam, usia tua bukan alasan untuk menyerah. Justru di usia senja, seorang mukmin seharusnya lebih bersungguh-sungguh menjaga raga, agar mampu melanjutkan ibadah dengan khusyuk dan istiqamah.

Rasulullah ﷺ dan para sahabat adalah contoh bahwa usia bukan penghalang untuk beramal. Mereka tetap berjuang dan berdakwah hingga akhir hayat.


🌱 Cengkeh: Karunia Kecil yang Penuh Khasiat

Dalam dunia pengobatan herbal, cengkeh (Syzygium aromaticum) dikenal sebagai rempah yang kuat, beraroma khas, dan kaya manfaat. Tidak hanya digunakan sebagai bumbu masak, cengkeh juga telah terbukti bermanfaat untuk:

  • Meredakan nyeri sendi dan otot.
  • Menjaga kesehatan pencernaan.
  • Meningkatkan kekebalan tubuh.
  • Menyegarkan napas dan menjaga kesehatan mulut.
  • Dan bahkan… membantu memperbaiki kekuatan vitalitas pria.

🧠 Vitalitas Pria dalam Pandangan Islam

Sebagian orang merasa risih membicarakan vitalitas di usia tua. Padahal, Islam tidak melarang kekuatan fisik dan hubungan suami istri selama dilakukan dalam koridor syariat. Bahkan, dalam banyak hadis, Rasulullah ﷺ mendoakan keberkahan bagi orang yang masih mampu menikah dan memenuhi hak-hak pasangannya di usia tua.

Maka menjaga vitalitas bukanlah semata demi urusan duniawi, tapi agar jiwa tetap tenang, rumah tangga tetap harmonis, dan ibadah tetap kuat.


🧪 Mengapa Cengkeh Bisa Membantu?

Menurut para ahli, cengkeh mengandung zat bernama eugenol yang berfungsi:

  • Melancarkan aliran darah, termasuk ke organ vital.
  • Meningkatkan hormon testosteron secara alami.
  • Mengurangi stres oksidatif, penyebab utama lemahnya fungsi seksual pada lansia.

Seorang dokter dalam channel YouTube KuatnSehat menyarankan agar lansia mengunyah cengkeh secara perlahan, karena zat aktifnya akan terserap lebih sempurna melalui air liur dan mukosa mulut.


Cara Konsumsi yang Disarankan

  • Ambil 1 butir cengkeh per hari, dikunyah perlahan setelah makan malam.
  • Rasakan sensasi hangat yang menyebar ke tubuh.
  • Bila sulit dikunyah, cengkeh bisa direndam dalam air hangat dan diminum airnya.

Hindari konsumsi berlebihan agar tidak menyebabkan panas dalam atau iritasi lambung.


📿 Kesehatan untuk Ibadah, Bukan Sekadar Dunia

Segala ikhtiar menjaga tubuh bukanlah karena takut tua. Tapi karena kita ingin menua dalam keadaan kuat, agar sujud tetap tegak, dzikir tetap panjang, dan amal tetap mengalir.

Menjaga kekuatan bukanlah kesombongan, tapi tanda syukur atas tubuh yang Allah titipkan. Maka dari itu, mari rawat tubuh ini dengan penuh niat lillah.

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan…”
(QS. Al-Baqarah: 195)


🔚 Penutup

Mari kita jadikan usia tua sebagai ladang amal, bukan keluh kesah. Dan salah satu bentuk ikhtiar kita adalah dengan menjaga kekuatan tubuh melalui cara yang halal, alami, dan berpahala — seperti memanfaatkan karunia Allah berupa cengkeh.

Semoga tulisan ini menjadi pengingat, bahwa kesehatan raga adalah wasilah menuju kesehatan jiwa, dan keduanya mengantar kita pulang kepada Allah dalam keadaan terbaik. 

Thursday, May 22, 2025

Hari Jumat: Kesempatan Bertaubat dan Memulai Hal Baru

 



Hari Jumat: Kesempatan Bertaubat dan Memulai Hal Baru

 – Cara menjadikan hari ini sebagai awal perubahan hidup.

Hari Jumat bukan sekadar hari terakhir dalam pekan, tetapi hari di mana langit dibuka, rahmat Allah melimpah, dan doa tak ditolak. Bagi jiwa-jiwa yang merasa jauh, lelah, dan ingin pulang kepada Rabb-nya, Jumat adalah panggilan lembut dari langit untuk memulai kembali.

 Bukankah kita semua pernah tersesat dalam dosa dan kelalaian? Namun Allah tidak pernah menutup pintu taubat-Nya.

Mari kita renungkan kembali hari ini: apakah sudah menjadi pintu perubahan atau hanya rutinitas kosong yang berlalu?


Jumat: Hari yang Diberkahi dan Mulia

Hari Jumat bukan hanya "hari libur" atau hari bersantai, melainkan hari yang Allah pilih sendiri sebagai hari terbaik bagi umat ini. Dalam hadis, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

"خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ..."

 "Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat..."

 (HR. Muslim)

Pernahkah kita merenung: mengapa Allah memilih hari Jumat sebagai hari terbaik? Karena pada hari inilah Adam diciptakan, diturunkan ke bumi, diterima taubatnya, bahkan hari Kiamat pun akan terjadi pada hari ini. Maka, bagaimana mungkin kita menganggap remeh hari sebesar ini?

Jumat adalah momen untuk menata kembali hati yang kacau, untuk mengambil jeda dari hiruk-pikuk dunia, dan kembali menegakkan tujuan hidup: mengabdi kepada Allah.


2. Pintu Taubat Terbuka Lebar di Hari Ini

Allah tidak hanya menyuruh kita kembali, tapi juga menjanjikan ampunan. Dalam Al-Qur’an:

وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنِ السَّيِّئَاتِ

 "Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan..."

 (QS. Asy-Syura: 25)

Namun banyak dari kita merasa terlalu kotor untuk kembali, merasa terlalu terlambat. Padahal, Allah tidak peduli seberapa besar dosa kita, selama kita benar-benar ingin kembali.

Hari Jumat mengajarkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk memulai kembali. Ambil waktu hari ini untuk berwudu dengan hati yang tunduk, bersujud dengan dada yang hancur, dan ucapkan:

 "Ya Allah, aku kembali. Aku lelah menjauh."

 Itu sudah cukup untuk membuat malaikat menuliskan awal baru.


3. Waktu Mustajab untuk Doa: Jangan Sia-siakan!

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"فِيهِ سَاعَةٌ لا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا، إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ"

 "Pada hari Jumat terdapat suatu waktu, bila seorang Muslim berdoa saat itu, maka Allah pasti mengabulkannya..."

 (HR. Bukhari dan Muslim)

Bayangkan: satu waktu, satu doa, satu permintaan—dan Allah menjanjikan 'pasti dikabulkan'. Tapi banyak dari kita tidak tahu kapan waktu itu, atau bahkan lupa berdoa sama sekali.

Ulama menyebut waktu tersebut ada kemungkinan antara duduknya imam sampai selesainya salat Jumat, atau menjelang magrib saat menjelang berakhirnya hari. Maka, mengapa tidak kita sempatkan sejenak untuk memanjatkan doa terbaik?

Cobalah hari ini. Ambil wudu, temukan tempat yang tenang, dan bisikkan doa yang selama ini hanya tersimpan di dada. Minta ampun, minta hidayah, minta kemudahan… karena tidak ada yang bisa memberi selain Dia.


4. Awali Perubahan dengan Langkah Sederhana

Perubahan tidak harus dimulai dengan langkah besar. Islam mengajarkan perubahan dengan langkah yang konsisten dan tulus. Hari Jumat adalah tempat terbaik memulainya.

Berikut beberapa amalan ringan tapi penuh makna:

Mandi Jumat, mengenakan pakaian terbaik, dan memakai wangi-wangian. Ini bukan hanya sunnah, tapi cara menyiapkan diri lahir dan batin untuk bertemu Allah dalam shalat Jumat.

Shalat Jumat tepat waktu dan dengarkan khutbah dengan hati hadir. Jangan sibuk dengan HP. Duduklah seolah itu khutbah terakhir yang akan kau dengar.

Membaca Surat Al-Kahfi.

 Rasulullah bersabda:

 "مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الجُمُعَتَيْنِ"

 "Barangsiapa membaca Surat Al-Kahfi pada hari Jumat, akan diberikan cahaya antara dua Jumat."

 (HR. Al-Hakim)

 Jika belum bisa membaca seluruh surat, bacalah 10 ayat pertama dan terakhirnya—itu pun sudah menjadi cahaya.

Bershalawat sebanyak-banyaknya.

 Ini adalah cara kita menyambut kasih sayang Allah. Rasulullah bersabda:

 "أَكْثِرُوا الصَّلاَةَ عَلَيَّ يَوْمَ الجُمُعَةِ"

 "Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari Jumat."

 (HR. Abu Dawud)

Konsistenlah, walau satu langkah kecil. Karena Allah melihat keikhlasan, bukan hanya jumlah.


Penutup:

Wahai jiwa yang merasa letih dan terluka, Jumat ini bukan hanya hari biasa. Ini adalah panggilan dari langit untuk pulang.

 Pintu-pintu rahmat terbuka lebar. Doamu sedang dinanti. Taubatmu sedang ditunggu. Perubahanmu sedang dituliskan.

 Jadikan Jumat sebagai momentum untuk memulai kembali, dengan iman yang lebih dalam, amal yang lebih tulus, dan hati yang lebih lapang.


Popular Posts