Bismillahirrahmanirrahim
Saudara,.. Sudah berapa tahun kita menunaikan salat? Lima kali sehari, paling sedikit. Berulang-ulang. Tapi pernahkah kita merenung: Apakah salat kita diterima oleh Allah?
Apakah kita yakin, benar-benar yakin, bahwa salat yang kita lakukan selama ini sesuai dengan yang dikehendaki-Nya?
Salat bukan sekadar gerakan. Bukan rutinitas tanpa rasa. Salat adalah pengakuan bahwa kita hamba dan Allah adalah Tuhan yang Maha Mulia. Maka, bila salat dikerjakan tanpa hati, tanpa ketenangan, tanpa mengikuti petunjuk Nabi, mungkinkah ia diterima?
Rasulullah ﷺ bersabda, bahwa amalan yang pertama kali dihisab di hari kiamat adalah salat.
Kalau hisaban salatnya dihukumi benar, amalan lain akan menyusul dengan hisaban yang mudah, itu artinya kecenderungan masuk surga tanpa mampir ke neraka itu besar.
Tapi jika salatnya hisaban nya dihukumi salah, maka seluruh amal lainnya pun hisaban nya akan berat, itu artinya potensi mampir neraka besar.
Bayangkan, seumur hidup kita salat… tetapi ternyata tidak diterima!
Pernah kah Anda berpikir tentang kelanjutan nya. Mengapa begitu penting.
Celakalah orang yang mencuri dari salatnya—kata Nabi ﷺ. Siapa mereka? Mereka yang rukuk dan sujudnya tidak sempurna, tergesa-gesa, tidak tumakninah.
Berapa banyak di antara kita yang seperti itu?
Salat adalah tiang agama. Jika tiang ini patah, bagaimana kita berharap bangunan Islam dalam diri kita tetap berdiri?
Inilah mengapa kita harus belajar kembali bagaimana salat yang benar.
Salat yang sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
Salat yang tenang.
Salat yang khusyuk.
Salat yang dimengerti maknanya.
Salat yang bukan hanya dikerjakan oleh badan, tapi juga oleh hati yang hadir.
Karena jika hisaban salat diterima, semua urusan hisaban yang lain kita akan dipermudah oleh Allah. Tapi bila salat ditolak, maka apa lagi yang bisa kita andalkan?
Mari perbaiki salat, sebelum ajal menjemput.
Masalah nya Saudara, potensi masuk neraka atau masuk surga, adalah kebenaran yang hakiki sama sekali, yang harus jadi pikiran utama satu satu nya ummat.
Maka itu pahami solat mengapa harus dilakukan dengan benar.
Kalau boleh saya saran, biarlah kita meributkan diri kita sendiri dalam rangka mencari kebenaran ilmu ibadah solat sekarang, selagi masih hidup, selagi masih di dunia.
Kalau ternyata salah masih bisa diperbaiki, kita bertaubat, kemudian kita perbaiki kita jaga sampai ajal kita masing-masing.
Tapi kalau kita tunda, sementara ajal datang tiba-tiba, tak seorang pun tau kapan ajal dan dimana, tak ada yang tau, resiko tinggi, karena musuh abadi orang orang yang beriman adalah syaiton,
yang mengangan angan manusia urusan dunia lebih utama untuk dipikirkan ketimbang akhirat.
Sementara orang tidak bisa melihat syaiton dan bagaimana dia mempengaruhi manusia, bahkan masuk melalui aliran darah manusia. Jangan jangan anda tak tahu tentang ini.
Salat adalah tiang agama. Itu maksudnya, kalau solat nya saja tidak di urus dengan baik, maka amalan lainnya akan juga diremehkan manusia, alamat keimanannya akan tidak terjaga.
Dia tidak akan merasa sudah keluar dari agama nya. Ketika ajal yang tiba-tiba menghampiri nya, dia tidak tertolong. Orang seperti ini, bukan saja mampir tapi bahkan kekal di neraka dalam keadaan hina.
Jadi solat, Ia, bukan sekadar kewajiban lima waktu yang dikerjakan karena kebiasaan atau dikerjakan asal asalan. Padahal Salat adalah penghubung langsung antara hamba dan Tuhannya. Tapi salat hanya akan diterima bila dilakukan dengan benar — sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
«رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلَامُ، وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ»
“Pokok segala urusan adalah Islam, dan tiangnya adalah salat.”
(HR. Tirmidzi)
Bila tiangnya roboh, maka bangunan agama pun tidak akan berdiri tegak. Agama sudah tidak ada pada orang itu, tanpa sadar.
Inilah sebabnya, mengapa hisab pertama di hari kiamat adalah salat. Rasulullah ﷺ bersabda:
«إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ»
“Amalan pertama yang akan dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah salatnya.”
(HR. Abu Dawud)
Jika salatnya hisaban baik, maka seluruh amal yang lain di hisab dengan mudah akan baik. Jika dihukumi rusak, maka semua amal lainnya akan dihisab dengan teliti, potensi mampir neraka besar sekali. Secara dalil sangat mengerikan. Kalau kita melupakan pada Allah, Allah pun akan membiarkan kita nanti disana tidak akan ditolong. Berbekallah dengan taqwa.
Salat Harus Sesuai Tuntunan Rasulullah ﷺ
Banyak orang mengira sudah cukup dengan sekadar "niat baik" dan gerakan salat. Padahal, yang menentukan diterima tidaknya ibadah adalah ketaatan pada perintah, bukan sekadar niat.
Rasulullah ﷺ bersabda:
«صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي»
“Salatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku salat.”
(HR. Bukhari)
Artinya, salat yang sah adalah yang mengikuti tuntunan Rasulullah, mulai dari takbiratul ihram, bacaan, rukuk, sujud, duduk di antara dua sujud, sampai salam. Semua harus sesuai sunnah.
Dimana anda dapat kan hanya di kitab kitab al hadis, seperti yang terkenal Bukhori, Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah, ya kitabussitta, yang sebenarnya masih ada lagi beberapa yang lain.
Disitu lah sumber ilmu disamping Alquran , untuk ibadah pada Allah, dalam hal ini yang kita bicarakan bab urusan solat.
Bagaimana anda mendapatkan nya, Anda harus berguru, tidak boleh anda baca sendiri umpama anda bisa berbahasa Arab.
Cari Guru yang bersanad. Kalau ingin keterangan lebih jauh lebih dalam bisa ikuti pada "Nasihat Islami untuk kesehatan jiwa dan raga" disini, atau bisa mengisi di kolom komentar tempat kita dengan niat berbagi pikiran untuk kemashlahatan ummat.
Bahaya, bila dihukumi, Mencuri Dalam Salat
Rasulullah ﷺ memperingatkan kita:
«أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلَاتِهِ»
“Sejahat-jahat pencuri adalah orang yang mencuri dari salatnya.”
(HR. Ahmad)
Sahabat bertanya, “Bagaimana ia mencuri dari salatnya?” Rasul menjawab:
«لَا يُتِمُّ رُكُوعَهَا وَلَا سُجُودَهَا»
“Dia tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya.”
Sering kita lihat orang salat seperti dikejar waktu. Belum sempurna sujud, sudah bangkit. Belum tenang dalam duduk, sudah berdiri. Ini bukan salat, tapi gerakan yang kosong dari ruh ibadah. Salat Harus Khusyuk dan Tumakninah
Allah berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
“Sungguh beruntung orang-orang beriman, yaitu yang khusyuk dalam salatnya.”
(QS. Al-Mu’minun: 1–2)
Dan firman-Nya pula:
وَيِلٌ لِّلْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
“Celakalah orang-orang yang salat, yaitu yang lalai dari salatnya.”
(QS. Al-Ma’un: 4–5)
Khusyuk adalah hadirnya hati, bukan sekadar lambat gerakan. Tumakninah adalah tenangnya anggota tubuh saat rukuk, sujud, dan duduk. Dua hal inilah yang sering dilupakan orang zaman sekarang.
Padahal, Nabi ﷺ bersabda kepada orang yang salat terburu-buru:
«ارْجِعْ فَصَلِّ، فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ»
“Kembalilah dan ulangi salatmu, karena engkau belum salat.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Berulang kali diucapkan oleh Rasulullah ﷺ, karena salat orang tersebut tidak memenuhi syarat sah secara syariat.
Salat yang Benar Akan Mencegah Dosa
Allah berfirman:
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ
“Sesungguhnya salat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.”
(QS. Al-‘Ankabut: 45)
Jika seseorang masih melakukan dosa padahal rajin salat, maka perlu muhasabah (introspeksi): apakah salatnya benar-benar sesuai tuntunan? Apakah hatinya hadir ketika ia berdiri di hadapan Allah?
Mari Kita Menjaga dan men cek Salat Kita
Saudara... Salat bukan main-main. Ia bukan formalitas. Ia adalah penghubung antara kita dan Allah. Maka itu manfaatkan waktu itu.
Disitu juga Salah satu jalan untuk sampai ke surga dan selamat dari Siksa neraka.
Jika penghubung itu rusak, bagaimana kita bisa berharap ridha dan pertolongan dari-Nya?
Mari belajar kembali cara salat Rasulullah ﷺ.
Mari khusyuk, tumakninah, pahami makna bacaan, hadirkan hati.
Karena bila salat diterima, seluruh amal akan lebih mudah diterima.
“Jadikan salatmu perjumpaan dengan Allah, bukan sekadar rutinitas.”
Solat adalah waktu yang senantiasa dinantikan oleh Ummat yang beriman pada Allah SWT.
Barakallahu fiikum.
No comments:
Post a Comment