'cookieChoices = {};' Nasihat Islami Untuk Kesehatan Jiwa dan Raga.

Wednesday, January 18, 2023

Ibadah lah dengan cara ihsan, engkau akan khusyuk solatnya, tenang jiwanya.

 



Ibadah lah cara ihsan, engkau akan khusyuk beribadah khususnya solat dan merasakan ketenangan dalam menjalani hidup. Begitu juga ibadah lainnya, karena yang dimaksud ibadah disini bukan saja solat seperti diterangkan dibawah.

Tiba-tiba saja seorang laki-laki muncul menghadap Rasul. Tak seorang sahabat pun yang mengenalnya. Dia tidak ada tanda-tanda datang dari jauh, pakaiannya putih bersih, rambutnya hitam rapih. Dia berkata, " wahai Muhammad  beritahu aku tentang Islam". Nabi menjawab begitu saja, dan setelah dijawab Nabi, tamu itu menjawab," bener engkau". Dia bertanya lagi tentang iman. "Wahai Muhammad kabari aku tentang Iman." Nabi menjawab masalah iman itu apa. Tamu asing itu lagi membenarkan apa yang disampaikan Nabi. Dia bertanya lagi,

"Ya Muhammad beritahu saya tentang Ihsan". Rasul SAW menjawab;

"Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu." (HR Muslim, no.8)


Jadi ibadah apapun yang engkau lakukan bersikaplah engkau bahwa perbuatanmu sedang dilihat Allah.

Perbuatanmu ada yang kontrol, walaupun dalam kasat mata engkau tidak bisa melihat pada yang mengawasimu.

Orang yang minta dikasi tahu, malah membenarkan, para sahabat nabi penasaran. 

Orang itu pergi begitu saja, setelah menanyakan tentang hari kiamat. 


Hai Umar, coba panggil orang itu tadi, para sahabat Rasulullah SAW mencari, tapi orang itu sudah lenyap. 


Sahabatku baru saja Malaikat itu datang mengajari kita tentang beragama Islam. 


Apa yang kita ambil dari pelajaran ini. Utamanya tentang ibadah dan ihsan. 


Ibadah itu bukan hanya solat dan mengaji. 

Ibadah berarti merendahkan diri dan tunduk

pada Allah SWT, dalam segala amalan baik, secara Alquran dan Al-Hadist. 

Ulama fikih, ibadah adalah bentuk pekerjaan yang bertujuan memperoleh ridha Allah SWT dan mendambakan pahala di akhirat. 

Secara etimologi, ibadah berarti merendahkan diri dan tunduk


Sedangkan, secara bahasa, ibadah berasal dari kata 'abd yang berarti hamba.


Perintah untuk beribadah tercantum dan dijelaskan dalam Al-Quran. Salah satunya sebagaimana yang tertulis dalam QS. Al-Anbiya: 25 yang artinya,


"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku." (QS. Al Anbiya: 25)


Ibadah dalam syariah Islam adalah ketaatan atau ketundukan seorang hamba secara khusus kepada Allah SWT yang diklasifikasikan menjadi beberapa mcam ibadah. Mulai dari berdasarkan hukum syariah, kualitas, keberadaan 'illah di dalamnya, ruang lingkup hingga jenis perbuatan hamba.


Ibadah dalam bentuk perkataan atau lisan. Misalnya seperti zikir, doa, dan baca Al-Quran.

Ibadah dalam bentuk perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya. Seperti misalnya membantu atau menolong orang lain.

Ibadah dalam bentuk pekerjaan yang sudah ditentukan bentuknya. Misalnya sholat, puasa, zakat dan ibadah haji.

Ibadah yang tata cara dan pelaksanaannya berbentuk menahan diri. Sebagai contoh puasa, iktikaf dan ihram.

Ibadah yang berbentuk menggugurkan hak. Contohnya: memaafkan kesalahan orang lain dan membebaskan hutang seseorang.


Kita tidak terlalu jauh membahasnya, sekadar memahami, bahwa dalam ibadah ujud apapun haruslah di upayakan dengan cara ihsan, sehingga kita tersambung pada Allah SWT dalam penjelasan dari nabi. Bahwa, Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu. 

Kita mengharap ridho Allah, bukan supaya dilihat orang. Amalan akan sia sia saja pahala tidak ada. Dan akan sangat menyakitkan bila orang tidak memperdulikanya. Didunia tidak akan nyaman, hati selalu tidak nyaman akibatnya akan timbul penyakit baik lahiriah maupun batiniah. Cobalah berlatih seperti yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW. Insya Allah akan bahagia dunia dan akhirat.





Sunday, January 15, 2023

Allah Swt menjamin rezki makhluk Nya.



Allah Swt menjamin rezki makhluk Nya seperti dalam Al-Quran pada surat Hud ayat 6, Allah Swt telah menyampaikan firmannya, kalau Allah menjamin rezki semua makhluknya, khususnya manusia. Jangankan manusia ulat yang kecil tinggal di dasar laut dan buta lagi Allah menjamin rezkinya. 


 وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

( Surat Hud ayat 6 )

Seperti kisah pada Nabi Sulaiman. Pada suatu hari, Nabi Sulaiman Alaihi Salam duduk di suatu tepian pantai. Beliau melihat ada seekor semut yang berjalan menuju laut dengan membawa butir makanan. Dan terus mengawasi semut kecil itu semakin mendekati lautan.


Segera ketika semut itu sudah tiba di laut luas, tiba-tiba muncullah seekor katak mengeluarkan kepalanya dari air. Ia membuka mulutnya dan masuklah semut itu ke dalam mulut katak. Lalu mereka masuk kembali ke dalam air. Nabi Sulaiman luar biasa takjub dengan kejadian ini. Dia berpikir sejenak lalu dikagetkan ketika katak yang muncul kembali ke daratan. Katak itu membuka mulutnya dan keluarlah semut itu tanpa membawa butir makanan yang sebelumnya semut itu bawa. Karena keingin tahuan yang sangat penasaran, Nabi Sulaiman memanggil si semut dan bertanya darimana dia dan apa yang dia telah lakukan?


Dia menjawab, “Wahai nabi Allah, sungguh di dasar lautan yang kau lihat ini ada batu karang yang berlubang. Di dalam lubang itu ada seekor ulat kecil yang buta. Dan Allah menciptakannya dalam keadaan demikian. Dia pun tidak mampu keluar dari tempat itu untuk mencari makan. Kemudian Allah menugaskanku untuk mengantarkan rezeki pada ulat itu. Aku membawa makanan untuknya sementara Allah telah menyediakan katak sebagai kenderaanku untuk mengantarku ke dalam mencapai ulat yang malang itu. Dengan katak itu aku menjadi aman dari air laut. Dia meletakkanku di lubang karang dan aku memasukinya. Setelah aku memberi makanan itu kepada ulat kecil dan buta, aku kembali masuk ke dalam mulut katak dan dia mengantarkanku keluar dari lautan.”


Kemudian Nabi bertanya, “Apakah kamu mendengar ada ucapan, tasbih dari ulat itu?” Semut menjawab, “Iya, dia berkata, Wahai yang tidak Melupakanku dengan rezeki-Nya di lubang lautan ini. Janganlah Engkau lupakan hamba-hamba-Mu yang mukmin dengan rahmat-Mu,” Sahabat Ali bin Abi tholib pernah ditanya, “jika pintu pencarian rezeki seseorang telah ditutup, darimana ia akan memperoleh rezekinya?”

Beliau menjawab, “Sebagaimana ajalnya akan datang, begitupula rezekinya akan sampai kepadanya.” Jika tidak ada seorang pun yang mampu menghalangi datangnya ajal, begitupula tidak ada yang mampu menghalangi datangnya rezeki dari Allah.

Kisah menginspirasi kita ketika seorang Ayah gelisah melihat prilaku anak kesayangannya.

"Nak, kalau engkau tidak bersungguh sungguh belajar bersekolah, nanti bila ayah sudah tidak ada engkau makan apa? Ayah sudah tua nak!". Padahal Allah berfirman,

Tidak suatu makhlukpun (termasuk manusia)  di atas bumi ini yang tidak dijamin oleh Allah rezekinya.( Surat Hud ayat:6 )

Wahai para ayah lihat pesan Allah itu. Didiklah anak kita sejak dini ibadah, sehingga jadi alim, faqih, akhlaqul karimah, akhirnya bisa mandiri. Insya Allah rezeki akan menyertainya. Allah Maha Kuasa!


Popular Posts