'cookieChoices = {};' Nasihat Islami Untuk Kesehatan Jiwa dan Raga.

Tuesday, December 10, 2024

Tiga golongan orang beriman yang perlu Anda paham : Anda berada dimana.

 




Mukena Bordir Songket Dewasa Jumbo Katun Mikro Premium  -  BUKA


Masuklah kalian dalam Islam secara keseluruhan , demikian sebagian firman  Allah. Di ayat lain Allah berfirman bila kita beriman pada sebagian ayat, dan tidak iman sebagian ayat Allah menghukum itu kafir haq. Maka itu dalam praktek nya, memang sebagian manusia itu ada yang terang terangan tidak menerima Alquran dan Alhadis sebagai kitab suci disebut orang tidak beriman atau bahasa agama nya kafir, atau ada yang lebih parah lagi musyrik dan ada lagi munafikun. Tiga terakhir ini mereka kekal di neraka. Sementara sebagai orang beriman pada kenyataannya ,ada yang menganiaya diri sendiri,ada yang sedang sedang saja dalam menjaga keamanan nya dan yang mempersungguh. Tiga golongan orang beriman yang perlu Anda paham : Anda berada dimana. 

Coba kita memahami ada apa penjelasan Surat Fatir Ayat 34.

 Uraian tentang tiga golongan orang beriman dalam Surat Fatir adalah penjelasan yang sangat mendalam dan relevan. Berikut adalah uraian lebih lanjut untuk memperjelas:

Allah menyebutkan bahwa orang-orang yang mewarisi Al-Qur'an, yaitu umat Islam, terbagi menjadi tiga kelompok:

Zhalimun li nafsihi (orang yang menganiaya dirinya sendiri):

Mereka adalah orang beriman tetapi melakukan pelanggaran terhadap perintah Allah, seperti meninggalkan kewajiban, melakukan dosa besar, atau maksiat yang terus diulang.

          Namun, iman mereka tetap ada, walaupun sangat lemah.

Mereka akan menghadapi hisaban berat, bahkan dihukum di neraka untuk waktu yang lama.


Muqtashid (orang yang moderat):

Mereka menjalankan kewajiban agama dan menjauhi dosa besar, tetapi masih mungkin melakukan dosa kecil.
Mereka bertobat dan memperbaiki diri sebelum wafat.

Hisab mereka akan mudah, karena amal baik mereka lebih dominan.


Sabiqun bil khairat (orang yang berlomba-lomba dalam kebaikan):

Mereka adalah orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah dengan amal ibadah yang sempurna, menjaga sunnah, dan menjauhi dosa sepenuhnya.

Mereka termasuk golongan yang akan langsung masuk surga tanpa hisab.


Proses Hisab dan Kesengsaraan di Neraka

Golongan pertama (zhalimun li nafsihi) disebutkan akan mengalami azab di neraka. Dalam hadis disebutkan bahwa:

Mereka akan merasakan siksaan sesuai kadar dosa mereka.

Disebut jahanamiyyin, yaitu orang-orang yang beriman tetapi harus melewati neraka sebagai konsekuensi pelanggaran mereka. Yang lamanya dineraka, tidak ada  cerita yang sebentar. Bila sehari di akhirat sama dengan 1000 tahun atas bilangan didunia, tak terbayang kan siksa neraka yang menimpa nya. Bila siksanya selama masa hisaban dan masa hisaban umpama sehari masa akhirat, apa jadi nya, sementara kita hidup di dunia cuma seratus tahun dunia, kita masih tergoda sehingga tidak sungguh beribadah. Suatu bayaran yang amat mahal dan sia-sia. 

Dengan rahmat Allah SWT, 

Rasulullah SAW bersabda, "Akan dikeluarkan dari neraka orang yang di dalam hatinya ada iman seberat biji sawi." (HR. Bukhari dan Muslim).

Proses Pengangkatan dari Neraka ke Surga

Setelah waktu yang sangat lama, atas rahmat Allah, mereka yang masih memiliki iman sekecil apa pun akan dikeluarkan dari neraka. Proses ini dijelaskan dalam banyak riwayat, antara lain:

Pengangkatan oleh Malaikat:

Dalam hadis riwayat Bukhari, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa malaikat diperintahkan untuk mencari di neraka orang-orang yang masih memiliki sedikit iman. Mereka diangkat dan dibawa ke tepi sungai di surga.

Disiram dengan Air Kehidupan:

Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa mereka disucikan dengan air kehidupan, sehingga tubuh mereka kembali seperti tanaman yang tumbuh subur setelah tersiram air hujan.

Mengarahkan Pandangan ke Surga:

Mereka tidak dapat melihat surga hingga Allah mengarahkan pandangan mereka ke sana. Ini adalah bentuk penghormatan terakhir sebelum mereka masuk ke dalamnya.

Ucapan Syukur di Surga (Fatir: 34)

Setelah masuk surga, mereka mengucapkan:

"Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun, Maha Mensyukuri."

Ucapan ini mencerminkan:
Hilangnya segala penderitaan:
Kesedihan di dunia, termasuk kesulitan hidup, ujian, dan dosa-dosa, sudah tidak ada lagi.
Kesengsaraan di neraka telah berakhir.
Kesadaran akan rahmat Allah:

Mereka masuk surga bukan semata karena amal, tetapi karena ampunan dan rahmat Allah yang Maha Besar.

Allah bahkan menghargai amal kecil yang dilakukan di dunia.

Rasa syukur yang mendalam:

Mereka memuji Allah atas nikmat terbesar, yaitu keselamatan di akhirat.


Pelajaran dari Ayat Ini


Keselamatan tergantung pada rahmat Allah:

Meski manusia berusaha beramal, rahmat Allah adalah kunci utama keselamatan di akhirat. Oleh karena itu, kita harus memperbanyak doa dan tawakal

Pentingnya menjaga iman:

Iman, sekecil apa pun, akan menjadi penyelamat. Namun, iman harus diperkuat dengan amal soleh dan taubat.


Surga adalah tempat penuh syukur:

Penghuni surga akan terus memuji Allah atas nikmat yang diberikan, mengajarkan kita untuk membiasakan syukur sejak di dunia.

Disamping itu hendak nya kita adalah orang memahami agama ini memahami Alquran dan Alhadis lewat Ilmu mangkul. Ilmu Mangkul yang kami maksudkan disini —pemindahan ilmu dari guru ke murid melalui sanad yang tersambung hingga Rasulullah SAW—adalah tradisi keilmuan Islam yang sangat penting. Ini memastikan ajaran agama tetap otentik dan tidak terdistorsi oleh opini atau interpretasi bebas yang tidak memiliki dasar.


Kesimpulan

Kisah penghuni surga yang bersyukur dalam ayat 34 Surat Fatir adalah bukti betapa besar rahmat Allah. Disini orang iman yang tergolong jahanamiyin sebab pelanggaran, ketika diangkat dengan rakhmat Allah dimasukkan ke surga, mengucapkan syukur pada Allah dengan ucapan

وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَۗ اِنَّ رَبَّنَا لَغَفُوْرٌ شَكُوْرٌۙ

"Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun, Maha Mensyukuri."

Tidak terbayang betapa syukur nya  mereka , setelah melalui proses penyiksaan tiada tara, dengan keimanan yang sedikit bisa dimasukkan ke surga Allah berkat rahmat Allah SWT. 

Pemahaman ini harus disampaikan dengan sanad ilmu yang sahih (mangkul), agar umat Islam memahami bahwa agama tidak sekadar logika, tetapi memiliki akar yang jelas hingga Rasulullah SAW. Maka, ilmu ini harus terus diajarkan dengan benar agar tidak hilang dari generasi ke generasi.

Dengan keterangan diatas semoga kita waspada menjaga keimanan kita semua jangan sampai tergolong orang iman yang menganiaya dirinya sendiri, sehingga masuk surga lewat proses siksa neraka beratus ratus tahun, gara gara hanya menguber kesenangan yang sedikit di dunia umpama bahagiapun sejak lahir sampai ajal hanya dinikmati kurang lebih seratus tahun. Barakallahu fikuum.

Puncak Kenikmatan yang mengalahkan segala Kenikmatan yang tersedia dalam Surga, dan hanya juga bisa diterima bila didalam surga

 



Mukena Bordir Songket Dewasa Jumbo Katun Mikro Premium  -  BUKA

Berbekal keimanan yang masing-masing kita miliki, kesempatan ini ada baiknya kita mencoba mencari jalan taqwa, mengingat keimanan itu secara dalil jazidu wayankusu kadang meningkat kadang menurun. Kenikmatan apa yang terjadi dalam sorga, sebagai orang beriman, ternyata masih ada puncak kebahagiaan di dalam surga. 

Untuk mengantarkan pemahaman ini coba kita dalami beberapa ayat dari Surat Yasin ayat 55–63 dimana juga menggambarkan suasana di hari akhirat, yaitu perbedaan antara keadaan para penghuni surga dan penghuni neraka. Berikut uraian masing-masing ayat beserta penjelasannya:

QS. 36 Ayat 55:

"Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan mereka masing-masing."

Penghuni surga akan menikmati kebahagiaan, keindahan, dan kesenangan dalam berbagai aktivitas yang menyenangkan. Mereka hidup dalam kenikmatan tanpa merasa bosan atau lelah, dengan suasana penuh kedamaian.


Ayat 56:

"Mereka dan pasangan-pasangan mereka berada di tempat yang teduh, bersandar di atas dipan-dipan."

Ayat ini menegaskan kehidupan mewah dan penuh kenyamanan bagi penghuni surga. Mereka bersama pasangan yang suci dan setia, menikmati tempat tinggal yang sejuk dan menyenangkan.


Ayat 57:

"Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa saja yang mereka inginkan."

Makanan dan segala keinginan penghuni surga akan selalu terpenuhi, termasuk buah-buahan sebagai simbol kenikmatan dan kelimpahan yang sempurna.


Ayat 58:

"Salam (keselamatan) sebagai ucapan dari Tuhan Yang Maha Penyayang."

Allah sendiri memberikan ucapan salam kepada penghuni surga sebagai bentuk penghormatan dan kasih sayang-Nya. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah, Rasulullah bersabda:

"Ketika penghuni surga telah masuk ke surga, Allah berfirman: 'Apakah kalian menginginkan sesuatu yang harus Aku tambahkan?' Mereka berkata, 'Bukankah Engkau telah menjadikan wajah kami bercahaya, memasukkan kami ke surga, dan menyelamatkan kami dari neraka?' Lalu Allah menyingkap hijab-Nya. Tidak ada sesuatu yang lebih mereka cintai daripada memandang Tuhan mereka." (HR. Muslim).


Hadis ini menunjukkan betapa agungnya pemberian Allah kepada penghuni surga, termasuk momen memandang wajah-Nya yang penuh rahmat.


Ayat 59:

"Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir), 'Berpisahlah kalian (dari orang-orang beriman) pada hari ini, wahai orang-orang yang berdosa.'"

Ayat ini menggambarkan pemisahan tegas antara penghuni surga dan neraka. Orang-orang kafir dipisahkan dari golongan beriman dan dihadapkan pada balasan atas dosa-dosa mereka.


Ayat 60:

"Bukankah Aku telah memerintahkan kepada kalian, wahai anak cucu Adam, agar kalian tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian."

Allah mengingatkan manusia atas perintah-Nya yang jelas: menjauhi penyembahan kepada setan. Tetapi banyak manusia mengabaikan hal ini, meskipun setan adalah musuh yang nyata dan selalu berusaha menyesatkan mereka.


Ayat 61:

"Dan hendaklah kalian menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus."

Allah memerintahkan manusia untuk hanya menyembah-Nya, karena itulah jalan yang benar dan membawa keselamatan.


Ayat 62:

"Sungguh, setan itu telah menyesatkan sebagian besar di antara kalian. Maka apakah kalian tidak memahami?"

Ayat ini mengingatkan bahwa banyak manusia yang telah tertipu oleh bujuk rayu setan, meskipun mereka sudah diberi akal dan petunjuk dari Allah.


Ayat 63:

"Inilah neraka Jahannam yang dahulu telah diperingatkan kepada kalian."

Ayat ini menegaskan ancaman neraka sebagai balasan bagi orang-orang yang mengabaikan peringatan Allah dan mengikuti setan.


Kesimpulan Makna

Ayat 55-58 menggambarkan kebahagiaan penghuni surga yang memperoleh kasih sayang Allah secara langsung. Hadis dari Jabir bin Abdillah memperkuat makna ayat 58, bahwa puncak kenikmatan di surga adalah melihat wajah Allah.


Ayat 59-63 adalah peringatan keras bagi mereka yang mengikuti jalan setan, mengabaikan ibadah kepada Allah, dan akhirnya mendapat hukuman neraka.

Pesan utama dari ayat-ayat ini adalah memilih jalan yang lurus (menyembah Allah) dan menjauhi godaan setan agar selamat di akhirat.


-----------

Ya, inti dari hadis tersebut menunjukkan bahwa kenikmatan tertinggi di surga adalah memandang wajah Allah. Meskipun penghuni surga telah mendapatkan segala macam kenikmatan—makanan, minuman, tempat tinggal yang indah, dan kehidupan yang damai—tidak ada yang lebih besar nilainya daripada momen ketika mereka dapat memandang wajah Allah.

Penjelasan Hadis yang Berkaitan

Hadis dari Jabir bin Abdillah yang diriwayatkan dalam Shahih Muslim menyebutkan:

"Ketika penghuni surga telah masuk ke surga, Allah berfirman: 'Apakah kalian menginginkan sesuatu yang harus Aku tambahkan?' Mereka berkata, 'Bukankah Engkau telah menjadikan wajah kami bercahaya, memasukkan kami ke surga, dan menyelamatkan kami dari neraka?' Lalu Allah menyingkap hijab-Nya. Tidak ada sesuatu yang lebih mereka cintai daripada memandang Tuhan mereka."


Hadis ini menunjukkan bahwa segala nikmat di surga, meskipun luar biasa, menjadi kecil dan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan nikmat memandang Allah. Bahkan, penghuni surga merasa bahwa inilah anugerah tertinggi dari Allah, yang tidak dapat dibandingkan dengan apapun.


Makna Ayat 58 dalam Konteks Ini

Ketika Allah berfirman:

"Salam (keselamatan) sebagai ucapan dari Tuhan Yang Maha Penyayang."

Ayat ini menggambarkan kasih sayang Allah yang begitu besar kepada penghuni surga. Tidak hanya mereka hidup dalam kedamaian dan kenikmatan, tetapi Allah sendiri menyapa mereka dengan salam penuh cinta. Puncak kasih sayang Allah adalah ketika Dia menyingkap hijab-Nya, memungkinkan penghuni surga melihat-Nya.


Memandang Allah: Puncak Kenikmatan Surga


Dalam banyak tafsir dan hadis, disebutkan bahwa memandang wajah Allah adalah:

Kenikmatan yang tidak terbayangkan: Ini adalah sesuatu yang melampaui segala bentuk kenikmatan duniawi maupun surgawi.

Puncak penghormatan: Hal ini menjadi bukti bahwa penghuni surga mendapatkan rahmat dan ridha Allah secara penuh.

Kebahagiaan abadi: Setelah memandang wajah Allah, kebahagiaan yang dirasakan penghuni surga tidak akan pernah berkurang.




Dalam Surat Al-Qiyamah ayat 22-23, Allah juga berfirman:

"Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat."

Ayat ini menguatkan bahwa kenikmatan tertinggi bagi orang-orang beriman adalah memandang Allah di akhirat.




Kesimpulan

Hadis dari Jabir bin Abdillah yang dikaitkan dengan Surat Yasin ayat 58 memperjelas bahwa puncak kenikmatan surga bukan hanya pada fasilitas dan kehidupan mewah, tetapi pada anugerah luar biasa berupa memandang wajah Allah. Inilah nikmat yang mengalahkan segala bentuk kebahagiaan lainnya, karena itu adalah pertemuan langsung antara makhluk dan Sang Pencipta. Barakallahu fikuum

Popular Posts