'cookieChoices = {};' Nasihat Islami Untuk Kesehatan Jiwa dan Raga.

Thursday, July 31, 2025

Pelajaran dari Pangeran Kecil: Menyambut Hari Anak Nasional dengan Hati yang Tulus




🌟 Pelajaran dari Pangeran Kecil: Menyambut Hari Anak Nasional dengan Hati yang Tulus

Tanggal: 23 Juli – Hari Anak Nasional


“Semua orang dewasa dulu pernah menjadi anak-anak. Tapi hanya sedikit yang mengingatnya.”
Antoine de Saint-Exupéry, The Little Prince

Setiap tanggal 23 Juli, bangsa Indonesia memperingati Hari Anak Nasional. Sebuah momen untuk mengingat bahwa anak-anak bukan sekadar penonton dunia, tetapi bagian penting dari masa depan dan guru kehidupan hari ini. Dalam rangka hari istimewa ini, mari kita renungkan pesan-pesan abadi dari sebuah buku klasik yang sederhana tapi menyentuh hati: The Little Prince, atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Pangeran Kecil.


📖 Sekilas tentang The Little Prince

Buku ini ditulis oleh Antoine de Saint-Exupéry, seorang penulis dan pilot asal Prancis. Meskipun terlihat seperti cerita anak-anak, sesungguhnya buku ini lebih banyak ditujukan untuk orang dewasa—sebagai cermin tentang bagaimana kita telah berubah, dan apa yang telah hilang dari hati kita.

The Little Prince bercerita tentang seorang anak dari planet kecil bernama B-612. Ia meninggalkan planetnya dan melakukan perjalanan ke berbagai tempat, bertemu dengan tokoh-tokoh yang menggambarkan dunia orang dewasa yang aneh: raja yang ingin berkuasa atas segalanya, pebisnis yang sibuk menghitung bintang, dan seorang pemabuk yang minum karena malu.

Namun, pelajaran paling menyentuh datang dari pertemuannya dengan seekor rubah yang mengajarinya tentang cinta dan tanggung jawab:

“Kau akan bertanggung jawab selamanya atas apa yang telah kau jinakkan.”


💡 Anak-anak Mengajarkan Kita Arti Kehidupan

Salah satu kutipan paling terkenal dari buku ini adalah:

“Hanya dengan hati kita bisa melihat dengan benar. Yang esensial tidak terlihat oleh mata.”

Dalam dunia yang semakin sibuk dan penuh tekanan, banyak dari kita sebagai orang dewasa lupa bagaimana rasanya menjadi anak-anak. Kita mengejar prestasi, uang, popularitas—tapi sering lupa bagaimana caranya mencintai tanpa pamrih, memercayai tanpa curiga, dan bertanya tanpa takut dihakimi.

Sementara itu, anak-anak mengajarkan kita kejujuran yang polos, rasa ingin tahu yang tulus, dan semangat hidup yang sederhana namun bermakna.


🌍 Relevansi dengan Hari Anak Nasional

Hari Anak Nasional bukan hanya perayaan, tapi juga pengingat.
Pengingat bahwa anak-anak adalah amanah yang harus dijaga—bukan hanya secara fisik, tapi juga jiwanya, harga dirinya, dan masa depannya.

Anak-anak bukan benda mati yang bisa diatur sesuka hati.
Mereka adalah makhluk yang hidup, berpikir, merasa, dan menyerap apa yang mereka lihat dan dengar.
Apa yang mereka alami hari ini, akan membentuk siapa mereka nanti.

Karena itu, tugas kita bukan hanya memberi makan dan pakaian, tapi juga memberi teladan, memberi ruang untuk tumbuh, dan mendengarkan mereka dengan hati.


🌱 Penutup: Kembali Menjadi Anak

Pangeran Kecil mengajarkan kepada kita, bahwa menjadi dewasa tak harus kehilangan kehangatan seorang anak.

Mari di Hari Anak Nasional ini, kita renungkan:

  • Sudahkah kita memahami dunia dari sudut pandang mereka?
  • Sudahkah kita menjadi orang dewasa yang layak diteladani?
  • Sudahkah kita menjaga “anak kecil” yang masih ada di dalam hati kita sendiri?

“Semua orang dewasa dulu pernah menjadi anak-anak. Tapi hanya sedikit yang mengingatnya.”

Semoga kita menjadi bagian dari yang sedikit itu—yang masih mampu mengingat, merasakan, dan hidup dengan hati yang tulus.

Selamat Hari Anak Nasional.
Semoga anak-anak Indonesia tumbuh bahagia, cerdas, dan penuh kasih sayang.

Tuesday, July 29, 2025

United for the Nation: A Hope Behind the Names Prabowo and Anies




United for the Nation: A Hope Behind the Names Prabowo and Anies

“It's not about who wins, but about who is willing to embrace the nation with sincerity.”

Indonesia is a great country with immense potential. But behind its richness and the spirit of its people, we are often caught in divisions — especially in politics.

Just imagine for a moment...
What if two of the most prominent figures, Prabowo Subianto and Anies Baswedan, chose not to compete — but to collaborate?

Not to defeat one another, but to reinforce.
Not to claim victory, but to unite visions and work together for a stronger and fairer Indonesia.


🧭 A Vision That Can Be Combined

Prabowo is known for his strong nationalism, discipline, and emphasis on sovereignty.
Anies is recognized for his intellect, eloquence, and sense of justice.

They are not rivals by nature. They are complementary leaders:

  • Strength and empathy,
  • Patriotism and diplomacy,
  • Sovereignty and fairness.

Together, they could create a leadership that is respected and loved, both at home and abroad.


📚 Education and Future Generations

Anies has proven capability in education reform and empowering future thinkers.
Prabowo emphasizes character-building and love for the homeland.

If combined:

Indonesia would raise not just smart people, but moral and patriotic citizens.


⚖️ Social Justice and Equal Growth

Anies advocates for social equity and inclusion.
Prabowo pushes for self-sufficiency in food, energy, and water.

Together:

Policies could be executed powerfully while ensuring no one is left behind.


🛡️ Defense and Global Standing

Prabowo has a strong military background and wants Indonesia to be respected and sovereign.
Anies has the diplomatic skills to represent Indonesia with moderation and dignity.

Combined:

Indonesia could be strong within, and diplomatically influential globally.


🕌 Religious Harmony and Unity

Anies communicates well with religious scholars and communities.
Prabowo respects religious values across the board.

Together:

They can foster a climate of peaceful religious life and eliminate polarization.


🌟 A Hope, Not Just a Dream

Of course, such unity is difficult.
Political egos, party interests, and public pressure are real challenges.

But as ordinary citizens, we can hope. We can voice ideas that invite reflection.

“Indeed, Allah will not change the condition of a people until they change what is in themselves.”
(Qur’an, Ar-Ra’d: 11)

Let’s plant the seed of hope.
Who knows? One day, Prabowo and Anies may actually join hands — not for power, but for the people.


📌 Closing Thought

This article is not about taking sides. It’s about inviting both leaders — and their supporters — to dream of something greater than victory:

The unity of Indonesia through the unity of its leaders

Popular Posts