'cookieChoices = {};' Nasihat Islami Untuk Kesehatan Jiwa dan Raga.

Saturday, June 1, 2024

Pelajaran yang dipetik misi Nabi Musa, dan kesombongan Fir'aun kepada Tuhan nya.




Pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa ini, dari misi Nabi Musa, dan kesombongan Fir'aun kepada

Tuhan nya buat kebaikan ummat, yang dapat menjadi inspirasi bagi generus kita meliputi :


Kekuatan keberanian dan kepercayaan kepada Allah

Nabi Musa menunjukkan keberanian yang luar biasa dalam menghadapi Fir'aun yang kuat dan zalim. Dia juga memiliki kepercayaan yang teguh kepada Allah, yang memimpinnya dalam membebaskan Bani Israel dari perbudakan.


Keadilan dan kebebasan: 

Perjuangan Musa untuk membebaskan Bani Israel dari penindasan Fir'aun menunjukkan pentingnya berjuang untuk keadilan dan kebebasan. Ini mengajarkan kita untuk bersikap tegas dalam melawan segala bentuk penindasan dan ketidakadilan.

 

Kedermawanan dan kerendahan hati: 

Musa adalah contoh kedermawanan dan kerendahan hati ketika dia memimpin Bani Israel keluar dari Mesir. Dia memperlihatkan sikap empati dan kepedulian terhadap nasib sesama manusia.

Kekuasaan Allah: 

Kisah ini mengingatkan kita akan kekuasaan Allah yang tidak terbatas dan bahwa kebenaran akan selalu menang atas kejahatan. Fir'aun, yang mengklaim dirinya sebagai tuhan, akhirnya ditundukkan oleh kekuasaan Allah.

 

Belajar dari kesalahan: 

Fir'aun adalah contoh yang jelas tentang bagaimana kesombongan dan kedurhakaan dapat menghancurkan seseorang. Kisah ini mengajarkan kita pentingnya belajar dari kesalahan kita dan merendahkan diri di hadapan Allah.

 

Keyakinan dalam ujian: 

Bani Israel mengalami banyak ujian dan cobaan selama perjalanan mereka menuju kebebasan, namun mereka tetap bersikeras dalam keyakinan mereka kepada Allah. Ini mengajarkan kita pentingnya tetap teguh dalam keyakinan kita meskipun dihadapkan pada kesulitan.

 

Pentingnya taat kepada Allah: 

Musa adalah contoh yang kuat tentang pentingnya taat kepada perintah Allah, bahkan ketika itu tampak sulit atau berisiko. Ketaatan kepada Allah membawa berkat dan bimbingan-Nya dalam menghadapi segala situasi.

Melalui kisah ini, kita dapat mengambil banyak pelajaran yang berharga untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti keberanian, keadilan, kerendahan hati, keteguhan iman, dan ketaatan kepada Allah.

 

Perlunya refleksi dan perubahan: 

Fir'aun memiliki banyak kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki perilakunya, tetapi dia terus mempertahankan kesombongannya. Ini mengajarkan kita pentingnya untuk selalu merenungkan tindakan kita dan bersedia untuk berubah jika kita telah melakukan kesalahan.

 

Kedermawanan dan solidaritas: 

Ketika Musa memimpin Bani Israel keluar dari Mesir, mereka mengalami banyak kesulitan dan ujian. Namun, mereka tetap bersatu dan saling mendukung satu sama lain. Ini mengajarkan kita pentingnya solidaritas dan kedermawanan dalam menghadapi tantangan hidup.

 

Kekuatan doa dan ketabahan: 

Dalam setiap langkah perjalanannya, Musa mengandalkan doa dan ketabahan dalam menghadapi rintangan yang dihadapinya. Ini mengajarkan kita pentingnya berdoa dan tetap tabah dalam menghadapi ujian kehidupan.

 

Pentingnya memperjuangkan kebenaran: 

Kisah ini mengajarkan kita pentingnya memperjuangkan kebenaran meskipun dihadapkan pada kesulitan dan tantangan. Musa dan Bani Israel tetap teguh dalam keyakinan mereka untuk membebaskan diri dari penindasan Fir'aun, meskipun itu berarti mereka harus menghadapi berbagai rintangan.

 

Akhir yang adil: 

Fir'aun, sebagai penindas yang kejam, akhirnya menghadapi hukuman yang pantas atas perbuatannya. Ini mengingatkan kita bahwa, pada akhirnya, keadilan akan ditegakkan dan orang-orang yang berbuat zalim akan menerima ganjaran sesuai dengan perbuatan mereka.

Dari kisah Nabi Musa dan Fir'aun, kita dapat belajar banyak tentang nilai-nilai yang penting dalam kehidupan, seperti keberanian, keadilan, kesabaran, kedermawanan, dan keyakinan kepada Allah. Dengan merenungkan dan mengambil pelajaran dari kisah ini, kita dapat menjadi individu yang lebih baik dan berkontribusi untuk kebaikan umat manusia. 

Allahu Aklam

Mudah mudahan bermanfaat. Aamiin. 

 


Ketika Nabi Musa menyeru Fir'aun.

 



 



 

Cerita peristiwa Nabi Musa dan Harun menghadapi Fir'aun agar menyembah Tuhan, jadi pelajaran dan bisa meningkatkan keimanan, dimana ketika Musa mengeluarkan mukjizat dari Allah SWT, dikatakan  sihir. Dan bantahan  Fir'aun ditunjukkan dengan Fir'aun mengumpulkan tukang sihir sekota melawan mukjizat Musa. Tukang sihir kalah dan iman. Fir'aun marah lalu tukang sihir disalib , selanjutnya bagaimana potongan cerita nya.

Peristiwa ini adalah bagian dari kisah Nabi Musa dan Nabi Harun dalam Al-Qur'an. Ketika Musa meminta Fir'aun untuk membebaskan Bani Israel dari perbudakan, Fir'aun menolak dan mengklaim bahwa mukjizat yang diperlihatkan oleh Musa hanyalah sihir. Fir'aun kemudian memanggil tukang sihir untuk menandingi mukjizat tersebut. Namun, tukang sihir itu akhirnya menyadari kebenaran dan kekuatan Allah, dan mereka pun beriman kepada-Nya. Fir'aun, dalam kemarahannya, memutuskan untuk menghukum mati dengan disalib mereka sebagai peringatan bagi yang lain.

Sebelum Musa kembali ke Mesir untuk membebaskan Bani Israel, dia tinggal di Madyan dan bekerja sebagai gembala untuk Nabi Syuaib (Shu'aib), yang juga disebut sebagai Nabi Sueb dalam beberapa tradisi. Di Madyan, Musa bertemu dengan putri Nabi Syuaib, yang dalam beberapa tradisi disebut sebagai Zipporah atau Safura. Musa menikahi putri Nabi Syuaib tersebut dan tinggal di Madyan selama beberapa waktu.
Setelah 10 tahun tinggal di Madyan, mendadak Musa merasa rindu kepada ibunya dan rindu untuk kembali ke Mesir dan membebaskan Bani Israel dari penindasan Fir'aun. Ketika Musa dan keluarganya melakukan perjalanan pulang ke Mesir, terjadi peristiwa penting yang disebut sebagai "peristiwa api yang tak terbakar". Musa melihat cahaya yang terang benderang dari sebuah semak duri, namun semak tersebut tidak terbakar. Ketika Musa mendekat, Allah berbicara langsung kepadanya melalui semak tersebut, memerintahkan Musa untuk kembali ke Mesir dan membebaskan Bani Israel.
Setelah peristiwa ini, Musa bersama keluarganya melanjutkan perjalanan menuju Mesir, di mana dia akan menghadapi Fir'aun dan memulai misinya untuk membebaskan Bani Israel dari perbudakan.

Saat tiba di Mesir, Musa menyampaikan pesan dari Allah kepada Fir'aun, meminta agar Bani Israel dibebaskan dari perbudakan. Fir'aun menolak permintaan Musa dan bahkan memperberat penindasan terhadap Bani Israel.
Musa, didukung oleh saudaranya, Harun, kemudian memperlihatkan mukjizat dari Allah untuk membuktikan kebenaran misi mereka.

Namun, Fir'aun tetap keras kepala dan menolak untuk mengakui kebenaran. Ini memicu serangkaian peristiwa, termasuk pertempuran antara mukjizat Musa dan tukang sihir yang dibawa Fir'aun.

10 bencana yang menimpa Mesir dalam kisah Nabi Musa adalah:
Air berubah menjadi darah: Air di Mesir menjadi darah, tidak dapat diminum dan menyebabkan kematian bagi banyak makhluk hidup.
Belalang: Belalang menyerbu Mesir, merusak tanaman dan menyebabkan kelaparan.
Nyamuk atau kutu: Nyamuk atau kutu menyerang manusia dan hewan, menyebabkan rasa gatal dan ketidaknyamanan.
Nyamuk yang menyebabkan penyakit: Nyamuk membawa penyakit yang menjangkiti manusia dan hewan.
Hujan batu: Hujan batu besar turun dari langit, merusak tanaman dan harta benda.
Belerang dan api: Hujan belerang dan api menyala menyelimuti Mesir, membakar tanaman dan harta benda.
Hujan yang menyebabkan banjir: Hujan deras yang menyebabkan banjir di seluruh Mesir.
Jangkrik: Jangkrik menyerbu Mesir, merusak sisa-sisa tanaman yang masih bertahan.
Kegelapan: Gelap gulita menyelimuti Mesir selama beberapa waktu, mengganggu kehidupan sehari-hari.
Kematian anak sulung: Allah menyebabkan kematian anak sulung di setiap keluarga Mesir sebagai hukuman terakhir sebelum Fir'aun akhirnya membebaskan Bani Israel.

Setelah serangkaian peristiwa, termasuk 10 bencana (plague) yang menimpa Mesir, Fir'aun masih tidak mau menyerah.

Kisah kematian anak sulung adalah bagian dari serangkaian bencana yang menimpa Mesir dalam kisah Nabi Musa. Allah memperingatkan Fir'aun bahwa jika dia tidak membebaskan Bani Israel, maka anak sulung semua keluarga Mesir akan mati. Fir'aun tetap keras kepala dan menolak mematuhi perintah Allah.
Pada malam terakhir sebelum Musa dan Bani Israel melarikan diri dari Mesir, Allah mengutus malaikat pencabut nyawa untuk menempuh langkah terakhir. Malaikat itu mengambil nyawa anak sulung di setiap keluarga MesirMalaikatitu mengambil nyawa anak sulung di setiap keluarga Mesir, termasuk anak Fir'aun sendiri. Ini adalah hukuman terakhir sebelum Fir'aun akhirnya membebaskan Bani Israel.
Kematian anak sulung ini merupakan momen puncak dalam bencana-bencana yang menimpa Mesir, dan menjadi titik balik yang membuat Fir'aun mengizinkan Musa dan Bani Israel pergi. Ini adalah bagian penting dari kisah penyelesaian kebebasan Bani Israel dan kehancuran pemerintahan Fir'aun yang zalim.

Musa dan Bani Israel akhirnya memutuskan untuk melarikan diri dari Mesir menuju Tanah Perjanjian yang dijanjikan oleh Allah. Perjalanan mereka penuh dengan cobaan dan ujian, tetapi akhirnya Allah membimbing mereka melintasi Laut Merah dan menyelamatkan mereka dari kejaran Fir'aun. Fir'aun dan pasukannya tenggelam di laut, mengakhiri pemerintahan Fir'aun yang zalim.

Fir'aun dan pasukannya mengejar Musa dan Bani Israel karena Fir'aun merasa terhina dan ingin menegaskan kekuasaannya yang sedang dipertanyakan. Ketika Musa meminta izin untuk membawa Bani Israel pergi dari Mesir, Fir'aun menolak dan menganggapnya sebagai ancaman terhadap kekuasaannya. Fir'aun tidak ingin kehilangan tenaga kerja murah yang disediakan oleh Bani Israel dan juga merasa bahwa pemberontakan ini dapat mengganggu stabilitas politiknya.

Selain itu, Fir'aun merasa terhina karena serangkaian mukjizat yang ditunjukkan oleh Musa telah menunjukkan kekuasaan Allah di atas kekuasaannya. Fir'aun merasa perlu untuk menunjukkan kekuasaannya dan memperlihatkan bahwa dia tidak akan mengizinkan siapapun untuk menantangnya, termasuk Musa dan Bani Israel.
Jadi, Fir'aun dan pasukannya mengejar Musa dan Bani Israel sebagai upaya untuk menegaskan kekuasaannya yang sedang dipertanyakan dan untuk menahan perlawanan yang dianggapnya sebagai ancaman terhadap pemerintahannya.

Setelah Bani Israel selamat menyeberangi Laut Merah, Fir'aun dan pasukannya mengejar mereka ke dalam laut yang telah terbelah. Namun, ketika Fir'aun dan tentaranya berada di tengah-tengah laut yang terbelah, air laut kembali menyatu dan menenggelamkan mereka. Fir'aun dan pasukannya tenggelam, mengakhiri pemerintahannya yang kejam.

Dalam cerita kisah Nabi Musa, Fir'aun dan pasukannya mengejar Musa dan Bani Israel ke dalam Laut Merah setelah Musa berhasil membagi air laut untuk memberikan jalan bagi Bani Israel. Ketika Bani Israel berhasil menyeberangi laut, air kembali menyatu, menenggelamkan Fir'aun dan pasukannya.


Sudah kehendaklah Allah jasad Fir'aun itu utuh, cara Allah menunjukkan kekuasaannya.

Tentang mengapa jasad Fir'aun utuh sampai sekarang, secara akal pikiran prosesnya cara Allah , dimana hal itu mungkin dibuat terjadi karena kondisi tertentu di bawah air yang dapat memperlambat proses dekomposisi. Air asin dan suhu dingin di dasar laut dapat memperlambat pembusukan jasad. Selain itu, beberapa cerita dan tradisi menambahkan elemen keajaiban atau perlindungan ilahi atas jasad Fir'aun, sehingga menjaga keutuhan tubuhnya selama berabad-abad. Namun, hal ini lebih pada aspek mitologis atau kepercayaan keagamaan daripada fakta ilmiah.

Allahu Aklam. Allah Maha Mengetahui. Mudah mudahan kisah ini bisa menginspirasi kita semua. Dan semoga manfaat dan barokah.

Pelajaran apa yang bisa dipetik dari misi Nabi Musa, dan kesombongan Fir'aun kepada Tuhan nya. Ikuti berikutnya.

 

sumber: - https://id.wikipedia.org/wiki/Tulah_Mesir

              - QS. 7 : 133 
              - QS. 79 : 15 - 26

Popular Posts