Cerita peristiwa
Nabi Musa dan Harun menghadapi Fir'aun agar menyembah Tuhan, jadi pelajaran dan
bisa meningkatkan keimanan, dimana ketika Musa mengeluarkan mukjizat dari Allah
SWT, dikatakan sihir. Dan bantahan Fir'aun ditunjukkan dengan
Fir'aun mengumpulkan tukang sihir sekota melawan mukjizat Musa. Tukang sihir
kalah dan iman. Fir'aun marah lalu tukang sihir disalib , selanjutnya bagaimana
potongan cerita nya.
Peristiwa
ini adalah bagian dari kisah Nabi Musa dan Nabi Harun dalam Al-Qur'an. Ketika
Musa meminta Fir'aun untuk membebaskan Bani Israel dari perbudakan, Fir'aun
menolak dan mengklaim bahwa mukjizat yang diperlihatkan oleh Musa hanyalah
sihir. Fir'aun kemudian memanggil tukang sihir untuk menandingi mukjizat
tersebut. Namun, tukang sihir itu akhirnya menyadari kebenaran dan kekuatan
Allah, dan mereka pun beriman kepada-Nya. Fir'aun, dalam kemarahannya,
memutuskan untuk menghukum mati dengan disalib mereka sebagai peringatan bagi
yang lain.
Sebelum
Musa kembali ke Mesir untuk membebaskan Bani Israel, dia tinggal di Madyan dan
bekerja sebagai gembala untuk Nabi Syuaib (Shu'aib), yang juga disebut sebagai
Nabi Sueb dalam beberapa tradisi. Di Madyan, Musa bertemu dengan putri Nabi
Syuaib, yang dalam beberapa tradisi disebut sebagai Zipporah atau Safura. Musa
menikahi putri Nabi Syuaib tersebut dan tinggal di Madyan selama beberapa
waktu.
Setelah 10 tahun tinggal di Madyan, mendadak Musa merasa rindu kepada ibunya
dan rindu untuk kembali ke Mesir dan membebaskan Bani Israel dari penindasan
Fir'aun. Ketika Musa dan keluarganya melakukan perjalanan pulang ke Mesir,
terjadi peristiwa penting yang disebut sebagai "peristiwa api yang tak
terbakar". Musa melihat cahaya yang terang benderang dari sebuah semak
duri, namun semak tersebut tidak terbakar. Ketika Musa mendekat, Allah
berbicara langsung kepadanya melalui semak tersebut, memerintahkan Musa untuk
kembali ke Mesir dan membebaskan Bani Israel.
Setelah peristiwa ini, Musa bersama keluarganya melanjutkan perjalanan menuju
Mesir, di mana dia akan menghadapi Fir'aun dan memulai misinya untuk
membebaskan Bani Israel dari perbudakan.
Saat
tiba di Mesir, Musa menyampaikan pesan dari Allah kepada Fir'aun, meminta agar
Bani Israel dibebaskan dari perbudakan. Fir'aun menolak permintaan Musa dan
bahkan memperberat penindasan terhadap Bani Israel.
Musa, didukung oleh saudaranya, Harun, kemudian memperlihatkan mukjizat dari
Allah untuk membuktikan kebenaran misi mereka.
Namun,
Fir'aun tetap keras kepala dan menolak untuk mengakui kebenaran. Ini memicu
serangkaian peristiwa, termasuk pertempuran antara mukjizat Musa dan tukang
sihir yang dibawa Fir'aun.
10
bencana yang menimpa Mesir dalam kisah Nabi Musa adalah:
Air berubah menjadi darah: Air di Mesir menjadi darah, tidak dapat diminum dan
menyebabkan kematian bagi banyak makhluk hidup.
Belalang: Belalang menyerbu Mesir, merusak tanaman dan menyebabkan kelaparan.
Nyamuk atau kutu: Nyamuk atau kutu menyerang manusia dan hewan, menyebabkan
rasa gatal dan ketidaknyamanan.
Nyamuk yang menyebabkan penyakit: Nyamuk membawa penyakit yang menjangkiti
manusia dan hewan.
Hujan batu: Hujan batu besar turun dari langit, merusak tanaman dan harta
benda.
Belerang dan api: Hujan belerang dan api menyala menyelimuti Mesir, membakar
tanaman dan harta benda.
Hujan yang menyebabkan banjir: Hujan deras yang menyebabkan banjir di seluruh
Mesir.
Jangkrik: Jangkrik menyerbu Mesir, merusak sisa-sisa tanaman yang masih
bertahan.
Kegelapan: Gelap gulita menyelimuti Mesir selama beberapa waktu, mengganggu
kehidupan sehari-hari.
Kematian anak sulung: Allah menyebabkan kematian anak sulung di setiap keluarga
Mesir sebagai hukuman terakhir sebelum Fir'aun akhirnya membebaskan Bani
Israel.
Setelah
serangkaian peristiwa, termasuk 10 bencana (plague) yang menimpa Mesir, Fir'aun
masih tidak mau menyerah.
Kisah
kematian anak sulung adalah bagian dari serangkaian bencana yang menimpa Mesir
dalam kisah Nabi Musa. Allah memperingatkan Fir'aun bahwa jika dia tidak
membebaskan Bani Israel, maka anak sulung semua keluarga Mesir akan mati.
Fir'aun tetap keras kepala dan menolak mematuhi perintah Allah.
Pada malam terakhir sebelum Musa dan Bani Israel melarikan diri dari Mesir,
Allah mengutus malaikat pencabut nyawa untuk menempuh langkah terakhir. Malaikat
itu mengambil nyawa anak sulung di setiap keluarga MesirMalaikatitu mengambil nyawa anak sulung di setiap keluarga Mesir, termasuk anak Fir'aun
sendiri. Ini adalah hukuman terakhir sebelum Fir'aun akhirnya membebaskan
Bani Israel.
Kematian anak sulung ini merupakan momen puncak dalam bencana-bencana yang
menimpa Mesir, dan menjadi titik balik yang membuat Fir'aun mengizinkan Musa
dan Bani Israel pergi. Ini adalah bagian penting dari kisah penyelesaian
kebebasan Bani Israel dan kehancuran pemerintahan Fir'aun yang zalim.
Musa
dan Bani Israel akhirnya memutuskan untuk melarikan diri dari Mesir menuju
Tanah Perjanjian yang dijanjikan oleh Allah. Perjalanan mereka penuh dengan
cobaan dan ujian, tetapi akhirnya Allah membimbing mereka melintasi Laut Merah
dan menyelamatkan mereka dari kejaran Fir'aun. Fir'aun dan pasukannya tenggelam
di laut, mengakhiri pemerintahan Fir'aun yang zalim.
Fir'aun
dan pasukannya mengejar Musa dan Bani Israel karena Fir'aun merasa terhina dan
ingin menegaskan kekuasaannya yang sedang dipertanyakan. Ketika Musa meminta
izin untuk membawa Bani Israel pergi dari Mesir, Fir'aun menolak dan
menganggapnya sebagai ancaman terhadap kekuasaannya. Fir'aun tidak ingin
kehilangan tenaga kerja murah yang disediakan oleh Bani Israel dan juga merasa
bahwa pemberontakan ini dapat mengganggu stabilitas politiknya.
Selain
itu, Fir'aun merasa terhina karena serangkaian mukjizat yang ditunjukkan
oleh Musa telah menunjukkan kekuasaan Allah di atas kekuasaannya.
Fir'aun merasa perlu untuk menunjukkan kekuasaannya dan memperlihatkan bahwa
dia tidak akan mengizinkan siapapun untuk menantangnya, termasuk Musa dan Bani
Israel.
Jadi, Fir'aun dan pasukannya mengejar Musa dan Bani Israel sebagai upaya untuk
menegaskan kekuasaannya yang sedang dipertanyakan dan untuk menahan perlawanan
yang dianggapnya sebagai ancaman terhadap pemerintahannya.
Setelah
Bani Israel selamat menyeberangi Laut Merah, Fir'aun dan pasukannya mengejar
mereka ke dalam laut yang telah terbelah. Namun, ketika Fir'aun dan tentaranya
berada di tengah-tengah laut yang terbelah, air laut kembali menyatu dan
menenggelamkan mereka. Fir'aun dan pasukannya tenggelam, mengakhiri pemerintahannya
yang kejam.
Dalam
cerita kisah Nabi Musa, Fir'aun dan pasukannya mengejar Musa dan Bani Israel ke
dalam Laut Merah setelah Musa berhasil membagi air laut untuk memberikan jalan
bagi Bani Israel. Ketika Bani Israel berhasil menyeberangi laut, air kembali
menyatu, menenggelamkan Fir'aun dan pasukannya.
Sudah kehendaklah Allah jasad Fir'aun itu utuh, cara Allah menunjukkan kekuasaannya.
Tentang
mengapa jasad Fir'aun utuh sampai sekarang, secara akal pikiran prosesnya cara Allah , dimana hal itu mungkin dibuat terjadi karena
kondisi tertentu di bawah air yang dapat memperlambat proses dekomposisi. Air
asin dan suhu dingin di dasar laut dapat memperlambat pembusukan jasad. Selain
itu, beberapa cerita dan tradisi menambahkan elemen keajaiban atau perlindungan
ilahi atas jasad Fir'aun, sehingga menjaga keutuhan tubuhnya selama
berabad-abad. Namun, hal ini lebih pada aspek mitologis atau kepercayaan
keagamaan daripada fakta ilmiah.
Allahu
Aklam. Allah Maha Mengetahui. Mudah mudahan kisah ini bisa menginspirasi kita
semua. Dan semoga manfaat dan barokah.
Pelajaran
apa yang bisa dipetik dari misi Nabi Musa, dan kesombongan Fir'aun kepada Tuhan
nya. Ikuti berikutnya.
- QS. 79 : 15 - 26