'cookieChoices = {};' Nasihat Islami Untuk Kesehatan Jiwa dan Raga.

Thursday, August 28, 2025

Saat Dosa Membuatmu Terluka, Jangan Putus Asa dari Rahmat Allah"


Saat Dosa Membuatmu Terluka, Jangan Putus Asa dari Rahmat Allah"



(Lanjutan dari: "Hidup Itu Pasti Diuji")


🌫️ Pengantar: Saat Dosa Membuat Jiwa Guncang

Dalam kenyataan hidup, banyak manusia yang akhirnya terjerumus dalam dosa—baik disengaja maupun tidak disengaja.

Ada yang tergelincir karena hawa nafsu…
Ada yang jatuh karena tekanan dan keputusasaan…
Ada pula yang terlahir dalam lingkungan jauh dari agama, lalu tidak tahu arah pulang.

Dan yang paling menyakitkan adalah, ketika seseorang sudah beriman, tetapi masih terjebak dalam dosa besar…
Mereka tahu itu salah…
Mereka sadar, dan di situlah syaitan mulai memainkan peran keji:
mendramatisir dosa, membisikkan rasa malu, menyulut rasa takut berlebihan kepada Allah.


🔥 Saat Syaitan Menjadikan Dosa Sebagai Jerat Putus Asa

Setan tidak hanya menjerumuskan orang ke dalam maksiat,
tetapi juga berusaha menutup jalan taubat setelahnya.

Ia berbisik:

“Engkau sudah terlalu kotor… tak akan diterima taubatmu.”
“Engkau sudah tahu itu haram, kenapa masih dilakukan? Sudah… percuma bertobat.”
“Allah pasti murka padamu. Kau lebih baik mati saja…”

⚠️ Inilah mengapa banyak orang yang merasa hancur oleh dosanya sendiri:

  • Ada yang sampai ingin mengakhiri hidup, karena merasa telah menodai dirinya di hadapan Allah.
  • Ada yang melanjutkan dosanya lebih jauh, karena merasa dirinya tidak bisa lagi kembali.
  • Ada yang memilih menyendiri, menangis tiap malam, tapi tak berani berdoa, merasa tak layak.

Dan di sinilah peranan ayat agung itu muncul, seperti pelita di tengah malam yang gelap:

قُلْ يَـٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ
"Katakanlah (wahai Nabi): Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah..."
إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
(QS Az-Zumar: 53)


💔 Mengapa Ayat Ini Turun?

Ibnu Abbas berkata bahwa ayat ini turun berkenaan dengan sekelompok orang musyrik di Makkah.
Mereka telah membunuh, berzina, dan mencuri.
Lalu mereka bertanya kepada Rasulullah ﷺ:

“Apa yang kamu serukan ini sungguh baik… Tapi apakah ada harapan bagi kami yang telah berbuat begitu banyak dosa?”
Mereka sungguh ingin kembali kepada Allah, tetapi takut dosa mereka terlalu besar.

Lalu Allah turunkan ayat ini untuk membuka pintu:

"Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya."

Itu bukan hanya bagi mereka…
Itu juga untuk kita semua.


🌧️ Kesalahan Bukan Akhir Segalanya

Sahabatku, tidak ada seorang pun dari kita yang suci.
Semua orang pasti pernah berdosa.
Tapi dosa tidak seharusnya menjadi akhir kisah, melainkan awal perubahan.

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Setiap anak Adam pasti pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat."
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
(HR. Tirmidzi, no. 2499)


⚖️ Takut kepada Allah Itu Baik, Tapi Jangan Lupakan Harap

Sebagian orang merasa malu dan takut kepada Allah secara berlebihan, sampai merasa tidak pantas mendekat.

Padahal agama ini dibangun atas dua sayap: takut (khouf) dan harap (raja’).
Jika hanya takut, maka seseorang bisa putus asa.
Jika hanya berharap, maka seseorang bisa sembrono.

🔑 Imam Ibnu Qayyim rahimahullah mengatakan:

“Seorang mukmin itu berjalan menuju Allah dengan dua sayap: rasa takut dan harapan. Dan cinta adalah penggerak utama yang mendorong ia terus melangkah.”


💡 Maka, Apa yang Harus Dilakukan?

  1. Jangan biarkan bisikan putus asa itu tumbuh.
    Ingatkan diri dengan ayat dan hadis yang memberi harapan.
  2. Mulailah dari langkah kecil: istighfar setiap hari, salat tepat waktu, bangun malam meski satu rakaat.
  3. Datangi majelis ilmu dan berteman dengan orang-orang yang salih.
  4. Percaya bahwa Allah tidak pernah jenuh menerima taubat.

"Sesungguhnya Allah akan menerima taubat seorang hamba selama nyawanya belum sampai di tenggorokan."
إِنَّ اللَّهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ
(HR. Tirmidzi, no. 3537, sahih)


🌺 Penutup: Jalan Pulang Selalu Terbuka

Jika hari ini kamu masih hidup, itu bukan karena kebetulan.
Itu adalah undangan dari Allah, bahwa masih ada waktu untuk kembali.

Rahmat-Nya lebih luas dari langit dan bumi.
Bahkan jika dosamu setinggi langit, dan sedalam samudra…

“Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku.”
إِنَّ رَحْمَتِي سَبَقَتْ غَضَبِي
(HR. Bukhari dan Muslim)

Jangan putus asa. Kembalilah. Allah masih menunggumu.

Thursday, August 21, 2025

Tangisan yang Menggetarkan: Saat Nabi Muhammad ﷺ Wafat



Tangisan yang Menggetarkan: Saat Nabi Muhammad ﷺ Wafat

Kehidupan Rasulullah ﷺ adalah cahaya bagi umat manusia. Beliau bukan hanya seorang nabi dan rasul, tetapi juga teladan yang membawa kasih sayang, pengorbanan, dan kebenaran. Tidak ada manusia yang lebih dicintai oleh para sahabat dibandingkan beliau. Maka, ketika kabar wafatnya Rasulullah ﷺ tersiar, seluruh Madinah diliputi kesedihan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Kesedihan yang Menggetarkan Hati

Hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun ke-11 Hijriah menjadi hari yang paling kelam bagi umat Islam. Rasulullah ﷺ menghembuskan napas terakhir di pangkuan istrinya, ‘Aisyah r.a. Saat itu, beliau mengucapkan kalimat:

"اللَّهُمَّ الرَّفِيقَ الأَعْلَى"
"Ya Allah, (pertemukan aku dengan) Ar-Rafiq Al-A‘la (teman yang Maha Tinggi)."

Tangisan pun pecah di rumah Rasulullah ﷺ. Para sahabat terdiam, sulit menerima kenyataan bahwa utusan Allah yang mereka cintai kini telah tiada.

Umar bin Khattab yang Tak Percaya

Umar bin Khattab r.a. yang dikenal tegas dan pemberani bahkan sempat tak percaya dengan kabar wafatnya Rasulullah ﷺ. Ia berkata dengan suara lantang:

"Barang siapa berkata Muhammad telah wafat, akan kupenggal dengan pedangku! Sesungguhnya beliau hanya pergi menemui Tuhannya, sebagaimana Musa bin Imran yang pergi dan kembali setelah empat puluh malam."

Begitu besar cinta dan rasa kehilangan hingga Umar tak sanggup menerima kenyataan tersebut.

Abu Bakar Menenangkan Umat

Namun, Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah ﷺ, segera menenangkan umat. Ia masuk ke kamar ‘Aisyah r.a., membuka kain penutup wajah Rasulullah ﷺ, lalu menciumnya seraya berkata:

"Demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, engkau indah saat hidup dan indah pula saat wafat."

Kemudian Abu Bakar keluar menemui kaum Muslimin yang diliputi kebingungan, lalu berkata dengan suara yang tegar namun penuh air mata:

"Barang siapa di antara kalian yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah wafat. Tetapi barang siapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Hidup dan tidak akan pernah mati."

Lalu beliau membaca firman Allah ﷻ:

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ ۚ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِيْن مَّاتَ أَوْ قُتِلَ انقَلَبْتُمْ عَلٰى أَعْقَابِكُمْ ۗ وَمَن يَنقَلِبْ عَلٰى عَقِبَيْهِ فَلَن يَضُرَّ اللَّهَ شَيْـًٔا ۗ وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ
(Ali ‘Imran: 144)

Artinya:
"Muhammad itu hanyalah seorang rasul. Sungguh, telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kalian akan berbalik ke belakang? Barang siapa berbalik ke belakang, maka dia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun. Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur."

Ayat ini meneguhkan hati para sahabat. Mereka tersadar bahwa perjuangan Islam tidak berhenti dengan wafatnya Rasulullah ﷺ.

Hikmah di Balik Tangisan

Tangisan pada hari wafatnya Rasulullah ﷺ adalah tangisan cinta, kehilangan, dan kerinduan. Namun sekaligus menjadi pengingat bahwa kehidupan dunia ini sementara, sedangkan Allah ﷻ adalah Zat yang kekal.

Wafatnya Rasulullah ﷺ juga menegaskan bahwa agama ini tidak bergantung pada sosok, tetapi mo pada ajaran yang beliau bawa. Islam   terjaga hingga akhir zaman.

Penutup

Setiap kali kita mengenang wafatnya Rasulullah ﷺ, hati ini bergetar. Kita seakan mendengar tangisan para sahabat yang ditinggalkan. Namun, dari peristiwa itu kita belajar untuk meneguhkan iman: bahwa hanya Allah ﷻ yang kekal, dan tugas kita adalah melanjutkan risalah Nabi dengan amal saleh.

Semoga Allah ﷻ mengaruniakan kita hati yang selalu rindu kepada Rasulullah ﷺ, hingga kelak bisa berkumpul bersama beliau di surga-Nya.

اللَّهُمَّ اجْمَعْنَا بِرَسُولِكَ فِي الْجَنَّةِ
"Ya Allah, kumpulkanlah kami bersama Rasul-Mu di surga."


Popular Posts