'cookieChoices = {};' Nasihat Islami Untuk Kesehatan Jiwa dan Raga.

Monday, February 27, 2023

Menyikapi Mimpi Secara Islami




Menyikapi mimpi secara Islami adalah jalan yang terbaik, mengingat ada bermacam-macam pendapat di kalangan masyarakat yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan utamanya masalah keimanan Islami itu sendiri. Pendapat-pendapat dikalangan masyarakat ada yang berdasarkan ilmiah, ada juga berdasarkan angan-angan masing-masing. Ada juga dari cerita turun temurun dengan dibumbui bermacam-macam sikap tergantung yang membawa cerita.
Mengambil dari wikipedia, mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra dalam tidur. Lebih jauh dikatakan bahwa para ilmuwan berusaha memecahkan rahasia mimpi manusia. Ada yang mengatakan mimpi terjadi karena adalah motivasi manusia yang tidak disadari. Ia adalah motivasi terselubung dan terendap di alam bawah sadar. Ia menyebutkan bahwa naluri manusia dapat dirasakan oleh kesadaran ( Sigmund Freud). Yang lain berpendapat karena  aktivitas otak dalam REM (tidur nyenyak) memiliki kesamaan dengan aktivitas otak saat kita sedang dalam keadaan tersadar. Sirkuit otak tetap memiliki aktivitas yang normal seperti saat kita terbangun. Oleh sebab itu, kita akan tetap mempunyai respons emosi yang nyata saat bermimpi. Ada juga para ahli menyebutkan bahwa mimpi hanyalah sisa-sisa dari pemrosesan informasi yang kita terima sebelum tidur atau beberapa hari sebelumnya. Beberapa psikolog meyakini mimpi hanyalah bentuk pemrosesan informasi yang dianggap tidak terlalu penting. Tidak mau ketinggalan sebagian ahli terjadinya mimpi karena selama kita tertidur, kita akan mendengar beberapa bunyi. Beberapa bunyi memiliki frekuensi yang mampu ditangkap oleh indra manusia. Saat memasuki fase REM, otak tetap merespons apa yang terjadi di luar tubuh kita. 

Kita mengenal bahwa mimpi itu ada sebagai mimpi buruk dan ada juga mimpi baik, bagi si pemimpi. Tak masalah bila si pemimpi bersikap cuek, ga ambil pusing dengan mimpinya. Lain halnya bagi orang sangat sensitif terhadap mimpinya, bisa bisa itu akan mengganggu kejiwaannya. Sebagian lagi dari mimpinya apakah sebagai mimpi buruk atau mimpi baik menduga duga yang arahnya ke syirik yang dilarang agama.

Kita mengutip dari halodoc, mengatakan mimpi buruk pada orang dewasa bisa dikatakan sudah berbahaya bila sampai menyebabkan gangguan tidur, stres, dan mimpi buruk terjadi secara rutin. Walaupun kebanyakan mimpi buruk tidak mengganggu, tapi bila terlalu sering terjadi, mimpi buruk juga berpotensi menyebabkan gangguan psikologis pada pengidapnya.  Mimpi Buruk Itu dapat berdampak terhadap kesehatan psikologis, bisa stress, kecemasan yang berlebihan.

Bagaimanapun mimpi boleh dikatakan sebagai suatu karunia dalam hidup yang penuh misteri ini, pantas untuk kita syukuri sebagai mahluk kepada Maha Penciptanya.Adapun sebagian orang, mimpi tak lebih hanyalah dari bunga-bunga tidur belaka.

Akan tetapi Mimpi malah menimbulkan rasa ingin tahu dan bikin orang berusaha untuk mengetahui makna di baliknya. Orang yang mengalami mimpi, selau saja berupa teka teki bagi dirinya, bikin penasaran buat tahu. Mungkin semua orang mengalami mimpi, kadang tak terlepas dari aktivitasnya sehari yang dialaminya tadi.

Ada yang berpendapat kalau mimpi tidur tandanya tubuh ada perlu istirahat yang berkualitas. Tidur yang berkualitas adalah waktu yang tepat untuk memulai hal baru buat produktivitas kehidupan Anda. Di sisi lain, mimpi tentang tidur konon merupakan pertanda buruk buat kesehatan yang sering tidak teramut karena kesibukan.

Ada juga yang menafsirkan mimpi tentang tidur melambangkan kabar baik. Serjauh manapun, semua tafsir yang yang disampaikan hanya berupa ramalan angan-angan dan susah bahkan tidak dapat dipastikan kebenarannya.

Dilain pihak ada pula yang membenarkan tafsir-tafsir mimpi yang berbahaya, keluar jalur akidah agama yang mendekati pada syirik, tahayul, yang ini tidak boleh terjadi. Sebab kepahaman agama Islam itu sendiri bagi pemeluknya ada kadarnya masing-masing, kasihan bila kepahaman agamanya masih rendah pasti mudah terpengaruh.
Karena itu karena mimpi bisa mempengaruhi kejiwaan dan keyakinan banyak orang, sebaiknya sebagai orang Islam bersikaplah yang islami. Merujuklah apa yang jadi ketentuan atau  petunjuk Allah Rasul. Karena mimpi itu bukan barang baru, di era Nabi saw, sudah banyak juga sahabat yang sudah pada bermimpi. 
Itulah mengapa, kami mengajak agar perlu menyikapi mimpi secara Islami dalam rangka bersikap bijaksana dalam memaknainya.

Sekarang bagaimana tuntunan Nabi saw, pada waktu sahabat melaporkan mimpinya. Kita ambil dari riwayat hadis Muslim 

juz 4, hal 68 no 2262

dari Jabir Rasul saw bersabda:

Ketika seseorang dari kalian bermimpi pada mimpi yang dia benci mimpi buruk, maka dia supaya meludah sebelah kiri sebanyak tiga kali, dan supaya memohon perlindungan pada Allah dari syaitan sebanyak tiga kali. Lalu pindah bergeser dari tempat tidurnya itu,

juz 4, hal 68 no 2263

Dari Abu Hurairoh bersabda Rasul SAW,Apabila telah dekat waktunya (hari kiamat) hampir saja mimpi orang yang beriman tidak akan berdusta. Yang paling benar mimpinya adalah orang yang paling jujur ucapannya,

Maka adapun mimpi itu ada tiga, mimpi yang baik kegembiraan dari Allah, mimpi yg menyusahkan atau mimpi buruk, dari syaiton, dan mimpi yang bercerita seseorang pada dirinya atau terobsesi angan2nya karena memikirkan sesuatu.

Adapun bila benci dia pada mimpinya, hendaklah dia bangun untuk solat, dan jangan kalian ceritakan dengan mimpi itu kepada orang lain.

Cukup dua hadis itu saja saya kira, sebenarnya ada banyak, tapi itu sudah cukup untuk praktek kehidupan keseharian saudara Islam. 
Praktek minta perlindungan pada Allah mengucapkan ta'awudz.

lafadz ta'awudz:

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

 

Pindah tidur, maksudnya bergeser dari tempat tidurnya, biasanya mereka membalikan bantalnya sudah cukup berubah posisi.
Lakukan solat kalau betul sangat membencikan.
Doa yang baik-baik.
Jangan ceritakan pada orang lain, karena bila diceritakan akan mengarah ke syaudhon billah, malah terkena dalil, aku tergantung persangkaan hambaku, bisa terwujud, jangan dilakukan , itu permainan syaiton agar orang yang beriman berdosa percaya permainan syaiton.

Insya Allah begitu saja, semoga bermanfaat.

 

Sumber:

Hadist Muslim Juz 4,
halodoc.com
merdeka.com
uninus.ac.id
detik.com
islam.nu.or.id
id.wikipedia.org/wiki/Mimpi

 




Responding to dreams in an Islamic way is the best way, bearing in mind that there are various opinions among the public that can affect the psyche and especially the issue of the Islamic faith itself. Opinions among the public are based on science, some are based on their own wishful thinking. There are also stories passed down from generation to generation seasoned with various attitudes depending on who carries the story.

Taking from wikipedia, dreams are subconscious experiences that involve visions, hearing, thoughts, feelings, or senses in sleep. It is further said that scientists are trying to solve the secret of human dreams. Some say dreams happen because it is an unconscious human motivation. It is a hidden motivation and is buried in the subconscious. He mentioned that human instincts can be felt by consciousness (Sigmund Freud). Others argue because brain activity in REM (deep sleep) has similarities to brain activity when we are awake. Brain circuits still have normal activity as when we are awake. Therefore, we will still have a real emotional response when dreaming. There are also experts who say that dreams are just leftovers from processing the information we receive before going to bed or a few days before. Some psychologists believe dreams are just a form of information processing that is considered to be of little importance. Do not want to miss some of the experts on the occurrence of dreams because while we are asleep, we will hear some sounds. Some sounds have frequencies that can be captured by the human senses. When entering the REM phase, the brain continues to respond to what is happening outside our bodies.


We know that dreams exist as bad dreams and there are good dreams, for the dreamer. It doesn't matter if the dreamer is ignorant, doesn't bother with his dreams. It's another case for people who are very sensitive to their dreams, it could disturb their psyche. Another part of his dream, whether it was a bad dream or a good dream, suspects that it leads to shirk which is prohibited by religion.


We quote from halodoc, saying that nightmares in adults can be said to be dangerous if they cause sleep disturbances, stress, and nightmares occur regularly. Although most nightmares are not disturbing, if they occur too often, nightmares also have the potential to cause psychological disorders in the sufferer. Nightmares It can have an impact on psychological health, it can be stress, excessive anxiety.


However dreams can be said as a gift in this mysterious life, we deserve to be grateful as creatures to the Supreme Creator. As for some people, dreams are nothing more than mere sleeping flowers.


However, dreams actually arouse curiosity and make people try to find out the meaning behind them. People who experience dreams, always in the form of a riddle for him, make him curious to know. Maybe everyone has dreams, sometimes they are inseparable from the day's activities that they experienced earlier.


Some argue that sleeping dreams are a sign that the body needs quality rest. Quality sleep is the right time to start new things for the productivity of your life. On the other hand, dreams about sleep are said to be a bad sign for health, which is often not maintained due to busyness.


There are also those who interpret dreams about sleep as symbolizing good news. No matter how far, all the interpretations conveyed are only in the form of wishful predictions and it is difficult to even ascertain the truth.


On the other hand, there are also those who justify dangerous dream interpretations, deviate from religious beliefs that approach shirk, superstition, which should not happen. Because the understanding of the religion of Islam itself for its adherents has its own level, it's a pity if the understanding of the religion is still low, it will definitely be easily influenced.

Because of that, because dreams can affect the psychology and beliefs of many people, it is better if you as a Muslim act in an Islamic manner. Refer to what is the provision or guidance of Allah the Messenger. Because dreams are not new, in the era of the Prophet saw, there were also many friends who had dreams.

That is why, we invite you to address dreams in an Islamic way in order to be wise in interpreting them.


Now what about the Prophet's guidance, when a friend reported his dream. We take from the history of Muslim hadith


juz 4, page 68 no 2262


from Jabir, Rasulullah saw said:

When one of you dreams of a dream that he hates bad dreams, then he should spit on his left side three times, and ask Allah for protection from the devil three times. Then shifted from the bed


Sunday, February 26, 2023

Hidayah Itu Dari Allah.




Secara Islami kita sangat perhatian masalah hidayah, karena secara dalil hidayah itu datangnya dari Allah. Allah telah memberi ketentuan bahwa barang siapa yang Allah menghendaki seseorang mendapat hidayah atau petunjuk, maka Allah akan melapangkan hati nya untuk menerima Islam. Sebaliknya Allah tidak menghendaki seseorang dapat hidayah maka hatinya akan sempit dalam menerima Islam, digambarkan orang itu seakan-akan disuruh naik kelangit.

Hidayah yang dimaksud adalah nikmat berupa keimanan yang diberikan oleh Allah kepada individu manusia.
Semua orang Islam berdoa antara lain yang sangat sering dibaca:

رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ ٢٠١


“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta lindungilah kami dari azab neraka.”

Itu artinya apa, orang yakin kehidupan itu ada di dunia dan ada kehidupan akhirat. 

Secara etimologis, hidayah berarti ar-rasyaad ‘bimbingan’ dan ad-dalaalah ‘petunjuk’. Kata ini bahkan punya keterkaitan yang erat dengan kata hadiah. Bedanya, hidayah bersifat abstrak dan spiritual, sedangkan hadiah bersifat konkret, material. Hidayah secara etimologi (bahasa) lawan dari al-dalālah yang bermakna kesesatan. Hidayah itu sendiri adalah memberi petunjuk. Alquran adalah mukjizat Islam secara etimologi lafaẓ hidayah yaitu bermakna yaitu menunjukkan, menuntun, memberitahu jalan yang benar.

Pada umumnya, hidayah dibagi menjadi dua yakni yang pertama hidayah bayan wal irsyad (penjelasan dan petunjuk). Hidayah ini cenderung dimiliki oleh para nabi dan rasul. Hidayah turun kepada mereka dan mereka punya kewajiban menyampaikan dan menjelaskan hal tersebut kepada umat yang ada bersama mereka pada saat itu.
Kemudian ada hidayah taufiq, yang merupakan hidayah yang Allah turunkan kepada hamba-hamba Allah, siapa saja, dengan syarat punya kemauan dan kesungguhan untuk mendapatkan hidayah Allah.
Allah menjadikan ilham dalam hati manusia untuk mengikuti jalan yang benar dan kelapangan dada untuk menerima kebenaran serta memilihnya. inilah hidayah (sempurna) yang mesti menjadikan orang yang meraihnya akan mengikuti petunjuk Allah SWT. Inilah yang disebutkan dalam firman-Nya:

{فإن الله يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ فَلا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ}

"Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi hidayah (taufik) kepada siapa yang dikehendaki-Nya" (QS Faathir: 8).

Contoh dalam keluarga Nabi, kakeknya, pamannya.

Firman Allah:

 إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Sesungguhnya kamu (hai Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu cintai, tetapi Allah lah yang memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS. Al-Qashash : 56)

Ayat ini turun saat kematian Abu Thalib dalam keadaan ia musyrik kepada Allah. . Maka ucapan terakhir yang dikatakan oleh Abu Thalib adalah: bahwa ia tetap masih berada pada agamanya Abdul Muthalib, dan dia menolak untuk mengucapkan kalimat: “la ilaha illallah“, kemudian Rasulullah bersabda: “sungguh akan aku mintakan ampun untukmu kepada Allah, selama aku tidak dilarang”, lalu Allah menurunkan firman-Nya:

مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَن يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ

“Tidak layak bagi seorang Nabi serta orang-orang yang beriman memintakan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik.” (QS. Al Bara’ah: 113).

Dan berkaitan dengan Abu Thalib, Allah menurunkan firman-Nya:

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ

“Sesungguhnya kamu (hai Muhammad tak bisa memberikan hidayah (petunjuk) kepada orang-orang yang kamu cintai, akan tetapi Allah lah yang memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya.” (QS. Al Qashash: 57).

 

Barang siapa yang dikehendaki Allah mendapat hidayah atau petunjuk, Allah akan melapangkan hati nya untuk menerima Islam. Akan tetapi barang siapa yang dikehendaki Allah tidak dapat hidayah maka hatinya akan sempit untuk menerima Islam, seakan-akan dia disuruh naik kelangit. QS. Al-An'am :125


Seperti dalam firman Allah SWT:

{وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ}

"Segala puji bagi Allah yang telah memberi hidayah kami ke (Surga) ini, dan kami tidak akan mendapat hidayah (ke Surga) kalau sekiranya Allah tidak menunjukkan kami" (QS al-A’raaf: 43).

Hidayah tidak dapat dibeli, tapi ini adalah nikmat Allah yang hanya dianugerahkan kepada hamba-Nya yang dikehendaki-Nya. Namun, ada beberapa jalan yang bisa dilakukan manusia untuk mendapatkan hidayah dari Allah SWT.

Firman Allah:

 إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Sesungguhnya kamu (hai Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu cintai, tetapi Allah lah yang memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS. Al-Qashash : 56)

Maka ucapan terakhir yang dikatakan oleh Abu Thalib adalah: bahwa ia tetap masih berada pada agamanya Abdul Muthalib, dan dia menolak untuk mengucapkan kalimat: “la ilaha illallah“, kemudian Rasulullah bersabda: “sungguh akan aku mintakan ampun untukmu kepada Allah, selama aku tidak dilarang”, lalu Allah menurunkan firman-Nya:

 

مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَن يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ

“Tidak layak bagi seorang Nabi serta orang-orang yang beriman memintakan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik.” (QS. Al Bara’ah: 113).


Karena apabila Nabi Muhammad sebagai makhluk termulia dan yang paling tinggi kedudukannya di sisi Allah, tidak dapat memberi hidayah kepada siapapun yang beliau inginkan, maka tidak ada sembahan yang haq melainkan Allah, yang bisa memberi hidayah kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Allah yang lebih tahu hakikatnya- peristiwa ini adalah peristiwa paling menyedihkan yang dialami Rasulullah dalam hidupnya.
Memang benar, Rasulullah banyak mengalami musibah kehilangan orang-orang yang beliau cintai. Beliau menyaksikan dua orang istrinya wafat sebelum dirinya, Khadijah dan Zainab bin Khuzaimah radhiallahu ‘anhuma. Satu per satu anak-anak beliau wafat mendahului dirinya, kecuali Fatimah. Beliau juga kehilangan sahabat-sahabat dekat semisal Hamzah bin Abdul Muthalib, Abu Salamah bin Abdul Asad, Utsman bin Mazh’un, Saad bin Mu’adz, Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abu Thalib, dll. Radhiallahu ‘anhum. Tapi, musibah kematian Abu Thalib berbeda. Kematian Abu Thalib ini lebih terasa berat. Mengapa? Karena sang paman yang sangat beliau cintai wafat dalam kekufuran. Sedangkan keluarga dan sahabat-sahabatnya tadi wafat dalam keimanan. Beliau -dengan izin Allah- tetap akan berjumpa dengan mereka di telaganya dan di surga kelak. Adapun Abu Thalib, perpisahan dengannya adalah perpisahan untuk selama-lamanya.

Peristiwa wafatnya Abu Thalib ini memberikan pesan yang dalam pada kita bahwa segala perkara itu di tangan Allah. Dia mengetahui yang tidak kita ketahui. Dia mengetahui mata-mata yang khianat dan apa yang tersembunyi di sanubari. Dia tahu, mana orang yang layak mendapat hidayah.

Seseorang itu tak hanya dipandang zahirnya, tapi batinnya jauh lebih penting. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَادِكُمْ، وَلَا إِلَى صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ». وَأَشَارَ بِأَصَابِعِهِ إِلَى صَدْرِهِ

“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada fisik kalian, tidak juga pada tampilan kalian. Akan tetapi ia melihat kepada hati kalian.” Nabi menunjukkan tangannya ke dada.

Orang-orang kafir Quraisy tidak menaruh iba untuk menghormati wafatnya pembesar bani Hasyim ini. Bahkan mereka bergembira dan menampakkan suka cita. Mereka berkumpul mengunakan kesempatan untuk semakin menyakiti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam benak mereka, sekarang Muhammad tanpa perlindungan.

Ummul Mukminin Aisyah radhiallahu ‘anha mengatakan,

مَا زَالَتْ قُرَيْشٌ كَاعَّةً حَتَّى تُوُفِّيَ أَبُو طَالِبٍ

“Orang-orang Quraisy senantiasa takut dan lemah hingga wafatnya Abu Thalib.” (HR. Hakim dalam Mustadrak 4243).

Mereka berusaha menumpuk-numpuk derita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Wafatnya Abu Thalib adalah ujian berat yang dihadapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di tahun ke-10 kenabian beliau. Di tahun ini, Nabi mengalami banyak musibah berat. Di awal tahun, orang-orang Quraisy memboikot bani Hasyim. Pemboikotan dimulai dari tahun ke-7 kenabian hingga ke-10. Hingga bani Hasyim tidak memiliki sesuatu untuk dimakan. Baru saja bebas dari pemboikotan, paman beliau wafat. Yang berat adalah, sang paman wafat dalam kekufuran. Tiga hari kemudian, istri beliau, Khadijah, wafat. Ujian terus berdatangan. Beliau semakin ditekan. Dan berturut-turut ujian lainnya. Termasuk ditolak berdakwah di Thaif. Karena itu, wajar tahun ini disebut tahun kesedihan.

 

Nasihat dan saran mengingat hidayah yang diberikan Allah pada masing-masing sebagai manusia, maka bagaimana baiknya kita menyikapi nasehat hidayah, utamanya untuk diri kita masing-masing dan keluarga. Kita orang yakin kehidupan itu dunia dan kehidupan akhirat, itu haq, pasti terjadi. Kita pun meyakini kalau sorga itu haq pasti akan ditemui, dan neraka itu haq, pasti akan keberadaannya. Kehidupan dunia kehidupan yang fana tempatnya cobaan, untuk menentukan kehidupan akhirat kita. Sebagai orang Islam kita selalu berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta lindungilah kami dari azab neraka.”

Untuk mencapai itu semua di dunia bahagia dan akhirat bahagia artinya masuk sorga, cara yang ditempuh dalam mengisi hidup di dunia kita harus berusaha mendekatkan diri pada Allah. Caranya, adalah dengan Taqorrub ilallah, yaitu lewat. Kesungguhan niat mendekatkan diri pada Allah. Mengerjakan kewajiban-kewajiban ibadah dengan tertib. Memperbanyak sholat sunnah, puasa sunnah, dan shodaqoh.  Membaca Al-Quran dengan mengerti maknanya. Berdoa dan sholat pada sepertiga malam yang akhir (qiyamullail). Banyak dzikir kepada Allah. Sabar keporo ngalah , menahan hawa nafsu dan menjadikan syaitan sebagai musuh. Menjauhi dosa besar dan tidak meremehkan dosa kecil. Menjaga pergaulan,  menghindari ahli maksiat. Memperbanyak istighfar dan taubat kepada Allah, tobat berarti berpindah dari hal yang kurang baik menuju ke kehidupan dengan penuh keimanan Allah SWT, dan taubat dalam arti sesungguhnya.

Demikianlah, pemahaman hidayah itu dari Allah, mudah-mudahan saja bermanfaat dan barokah..



Sumber :

ganaislamika.com
bincangsyariah.com
muslim.or.id
kompasiana.com 
quran.kemenag.go.id
youtube.com/watch?v=gQ_d-jLXdLM

QS. Thaha : 50
QS. Al-Baqarah: 5
QS. Fatir :4
QS Al-An'am: 125
QS. Al-A'raf:178
QS Fushshilat: 17
QS Al-A’raaf: 43
QS. Al Qashash: 57
QS Asy-Syura : 52

Popular Posts