'cookieChoices = {};' Nasihat Islami Untuk Kesehatan Jiwa dan Raga.: Renungan Hakiki: Untuk Apa Kita Dihidupkan di Dunia?

Monday, February 17, 2025

Renungan Hakiki: Untuk Apa Kita Dihidupkan di Dunia?

 





KERUDUNG BERGO PUTIH UMROH DAN HAJI


Pengantar: Ketika Dunia Menipu Kita


Kita sering melihat manusia berlomba-lomba mengumpulkan dunia, seakan-akan mereka akan hidup selamanya. Mereka sibuk menumpuk harta, membangun istana, dan mengejar jabatan tanpa henti. Namun, pernahkah kita bertanya: Untuk apa kita dihidupkan oleh Allah di dunia ini? Apakah untuk sekadar menikmati kehidupan duniawi yang fana? Ataukah ada tujuan yang jauh lebih besar?


Rasulullah ﷺ telah memberikan peringatan keras tentang hakikat dunia dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA:


الدُّنْيَا دَارُ مَنْ لَا دَارَ لَهُ، وَمَالُهَا لِمَنْ لَا عَقْلَ لَهُ

"Dunia itu adalah rumah bagi orang yang tidak punya rumah (di akhirat), dan untuk dunia lah orang yang tidak punya akal mengumpulkannya." (HR. Al-Khara’ithi dalam Makarim al-Akhlaq)


Hadis ini mengingatkan kita bahwa dunia bukanlah tujuan, melainkan sekadar tempat persinggahan bagi orang-orang yang beriman. Mereka yang memahami makna sejati kehidupan tidak akan menjadikan dunia sebagai rumah abadi mereka.


Dunia: Fitnah yang Memalingkan dari Akhirat

Allah ﷻ telah berulang kali mengingatkan dalam Al-Qur'an bahwa dunia hanyalah permainan dan senda gurau:


وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا لَعِبٌۭ وَلَهْوٌۭ ۖ وَلَلدَّارُ ٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌۭ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

"Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah permainan dan hiburan, sedangkan negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?" (QS. Al-An'am: 32)


Orang yang cerdas adalah mereka yang tidak tertipu oleh kesenangan dunia. Rasulullah ﷺ pernah bersabda:


كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ


"Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau seorang musafir." (HR. Bukhari No. 6416)


Seorang musafir tidak akan membangun istana di tempat persinggahannya. Ia sadar bahwa ia hanya singgah sebentar, kemudian akan melanjutkan perjalanan menuju kampung halamannya. Lalu, mengapa kita begitu terikat dengan dunia yang fana ini?


Kebinasaan bagi Mereka yang Terpaku pada Dunia

Dunia tidak dilarang untuk dikejar, tetapi menjadikannya sebagai tujuan utama adalah sebuah kebinasaan. Rasulullah ﷺ bersabda:

تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَالدِّرْهَمِ وَالْقَطِيفَةِ وَالْخَمِيصَةِ، إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ

"Celakalah hamba dinar, hamba dirham, hamba kain sutra, dan hamba pakaian mewah. Jika diberi, dia senang. Jika tidak diberi, dia murka." (HR. Bukhari No. 2887)


Orang yang mencintai dunia tanpa memikirkan akhirat telah menjadikan hartanya sebagai tuhannya. Mereka lupa bahwa dunia ini hanyalah titipan yang akan diambil kapan saja.


Untuk Apa Allah Menciptakan Kita?

Allah ﷻ telah menjelaskan tujuan penciptaan manusia dengan sangat gamblang:


وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Kita tidak diciptakan untuk sekadar mencari nafkah, membangun rumah, atau mengumpulkan kekayaan. Semua itu hanyalah sarana untuk mendukung tujuan utama kita: beribadah kepada Allah.

Lalu, bagaimana cara menjalani hidup yang benar agar tidak terjerumus dalam tipu daya dunia?


1. Jangan Jadikan Dunia sebagai Tujuan Utama


Harta, jabatan, dan kesenangan dunia bukanlah masalah selama tidak menjadi tujuan utama hidup kita. Gunakan dunia untuk kebaikan akhirat, bukan sebaliknya.


قُلْ مَتَاعُ ٱلدُّنْيَا قَلِيلٌۭ وَٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌۭ لِّمَنِ ٱتَّقَىٰ


"Katakanlah ( Muhammad pada ummatmu ): Kesenangan dunia itu sedikit, sedangkan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. An-Nisa: 77)


2. Perbanyak Amal yang Kekal


Apa yang kita kumpulkan di dunia akan ditinggalkan. Tetapi ada tiga hal yang akan terus menemani kita setelah mati:


إِذَا مَاتَ ٱبْنُ آدَمَ ٱنْقَطَعَ عَمَلُهُۥ إِلَّا مِن ثَلَاثٍۢ: صَدَقَةٍۢ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍۢ يُنْتَفَعُ بِهِۦ أَوْ وَلَدٍۢ صَالِحٍۢ يَدْعُو لَهُۥ


"Jika anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya." (HR. Muslim No. 1631)


Jika dunia adalah fokus utama kita, maka sia-sialah hidup ini. Tapi jika kita menjadikan akhirat sebagai tujuan, maka dunia akan mengikuti kita.


Penutup: Kembali ke Jalan yang Benar


Saudaraku, renungkanlah! Berapa banyak orang yang mengumpulkan harta seumur hidupnya, tetapi akhirnya meninggalkan semuanya begitu saja? Betapa banyak orang yang mengejar kesenangan dunia, tetapi akhirnya menderita di akhirat?


Rasulullah ﷺ bersabda:


مَا لِي وَمَا لِلدُّنْيَا؟ إِنَّمَا مَثَلِي وَمَثَلُ الدُّنْيَا كَرَاكِبٍ قَالَ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا


"Apa urusanku dengan dunia? Perumpamaanku dan dunia hanyalah seperti seorang musafir yang berteduh di bawah pohon, lalu pergi meninggalkannya." (HR. Tirmidzi No. 2377)


Dunia ini bukan rumah kita. Jangan sampai kita tertipu olehnya. Gunakan hidup ini untuk beribadah, beramal, dan mendekat kepada Allah, karena hanya itulah bekal yang akan menyelamatkan kita di akhirat.


Sudahkah kita menyiapkan bekal untuk kehidupan yang abadi?



No comments:

Post a Comment

Popular Posts