'cookieChoices = {};' Nasihat Islami Untuk Kesehatan Jiwa dan Raga.

Wednesday, January 8, 2025

Mengapa Ilmu Disebut Cahaya dalam Islam?

 




GlizHijab | Azzarah Dress - Dress Only Premium Bahan Cerutti Babydoll
Gaun Muslimah Dress Umroh Syari Size XS - JUMBO


Dalam Islam, ilmu disebut sebagai "cahaya" yang menerangi jalan kehidupan manusia. Ia memiliki peran penting dalam membimbing manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Penggambaran ilmu sebagai cahaya banyak ditemukan dalam Al-Qur’an dan hadis, baik secara langsung maupun melalui perumpamaan.


Ilmu sebagai Cahaya dalam Al-Qur’an dan Hadis


Allah SWT sering menyandingkan ilmu dengan cahaya dalam firman-Nya:


> اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ ۖ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ


"Allah (pemberi) cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar..."

(Surat An-Nur: 35)


Ayat ini menggambarkan bahwa ilmu yang berasal dari Allah adalah cahaya yang menghilangkan kegelapan kebodohan dan kesesatan.


Dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda:


> مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ

"Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Dia akan memahamkan agama kepadanya."

(HR. Bukhari dan Muslim)


Hadis ini menegaskan bahwa ilmu agama adalah bentuk cahaya yang memberikan kebaikan bagi pemiliknya.

Makna Ilmu sebagai Cahaya

1. Menghapus Kebodohan dan Kesesatan

Ilmu membuka mata hati manusia terhadap hakikat kehidupan. Tanpa ilmu, manusia akan terjebak dalam kebodohan, seperti orang yang berjalan tanpa arah di malam yang gelap.


2. Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan

Dengan ilmu, seseorang dapat memahami kebesaran Allah dan meningkatkan amal ibadahnya. Rasulullah SAW bersabda:

> مَثَلُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ مِنَ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَصَابَ أَرْضًا

"Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah utus bersamaku seperti hujan yang menyirami bumi."

(HR. Bukhari dan Muslim)


3. Panduan dalam Kehidupan

Sebagaimana cahaya menerangi jalan, ilmu memberikan petunjuk dalam mengambil keputusan dan menjalani hidup sesuai syariat.

4. Membangun Peradaban

Ilmu yang diiringi iman adalah dasar dari kemajuan peradaban Islam. Di masa kejayaan Islam, ilmuwan Muslim seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, dan Al-Ghazali, menggunakan ilmu sebagai cahaya untuk memberi manfaat bagi umat manusia.


Ilmu dalam Islam: Perintah Menuntut Ilmu


Allah SWT memerintahkan manusia untuk terus menuntut ilmu. Dalam Al-Qur’an disebutkan:

> وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا

"Dan katakanlah: 'Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.'"

(Surat Thaha: 114)


Menuntut ilmu adalah kewajiban, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:

> طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

"Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim."

(HR. Ibnu Majah)


Cahaya yang Tidak Akan Padam


Ilmu yang bermanfaat adalah amal jariyah yang pahalanya terus mengalir, bahkan setelah seseorang meninggal dunia. Rasulullah SAW bersabda:


> إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ


"Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya."

(HR. Muslim)


Kesimpulan

Ilmu disebut cahaya dalam Islam karena fungsinya yang mulia: memberikan petunjuk, membimbing manusia keluar dari kebodohan, dan mengantarkan umat menuju kebahagiaan hakiki. Sebagai Muslim, kita diajak untuk terus mencari ilmu, mengamalkannya, dan menyebarkannya agar menjadi cahaya yang menerangi dunia dan akhirat.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang diberi cahaya ilmu dan hikmah. Aamiin.



GlizHijab | Azzarah Dress - Dress Only Premium Bahan Cerutti

Saturday, January 4, 2025

Riwayat Nabi Ibrahim: Perjuangan Melawan Kemusyrikan, Hijrah, dan Pelajaran bagi Kehidupan

 



2IN1 LESTI KEJORA / PERLENGKAPAN HAJI UMROH WANITA





Nabi Ibrahim ‘alaihissalam adalah salah satu nabi besar yang kisahnya menjadi teladan bagi umat manusia dalam keimanan, keteguhan hati, dan perjuangan melawan kebatilan. Berikut ini adalah rangkuman perjalanan hidup beliau, yang penuh dengan hikmah dan pelajaran untuk generasi sekarang.


1. Nabi Ibrahim Melawan Kemusyrikan Kaumnya


Nabi Ibrahim dilahirkan di Babilonia (Irak), di bawah pemerintahan Raja Namrud bin Kan’an, seorang penguasa yang mengaku sebagai Tuhan. Ibrahim tumbuh dalam lingkungan penyembah berhala, termasuk ayahnya, Azar, yang dikenal sebagai pembuat patung sesembahan. Ibrahim sejak kecil telah memikirkan kebatilan penyembahan berhala dan menyeru kaumnya untuk bertauhid.


Aksi Penghancuran Berhala

Untuk menunjukkan kebatilan kepercayaan kaumnya, Nabi Ibrahim melakukan aksi simbolis. Saat kaumnya sedang merayakan festival di luar kota, Ibrahim masuk ke kuil dan menghancurkan semua patung kecuali yang terbesar. Ia kemudian menggantungkan kapak di leher patung tersebut. Ketika kaumnya kembali, terjadilah dialog berikut:


Kaum: "Siapa yang telah melakukan ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sesungguhnya dia termasuk orang yang zalim!"

Ibrahim: "Patung yang besar itu yang melakukannya. Tanyakan kepada mereka jika mereka bisa berbicara!"

Kaum: "Engkau tahu bahwa patung-patung itu tidak bisa berbicara!"


Dengan dialog ini, Ibrahim ingin menunjukkan kelemahan berhala-berhala yang mereka sembah. Namun, bukannya menerima kebenaran, kaumnya justru marah. Mereka memutuskan untuk menghukum Ibrahim dengan membakarnya di dalam api besar.


2. Ujian Dibakar Api oleh Raja Namrud

Atas perintah Raja Namrud, Ibrahim dilemparkan ke dalam api besar yang dinyalakan selama berhari-hari. Namun, Allah menunjukkan kekuasaan-Nya dengan memerintahkan api:


> "Wahai api! Jadilah dingin dan keselamatan bagi Ibrahim!" (QS. Al-Anbiya: 69).


Ibrahim keluar dari api tanpa terluka, tetapi kaumnya tetap menolak beriman. Bahkan, ayahnya Azar menolak dakwahnya dan mengusirnya. Karena itu, Ibrahim memutuskan untuk meninggalkan Babilonia, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an:


> "Sesungguhnya aku akan pergi kepada Tuhanku; Dia akan memberi petunjuk kepadaku." (QS. As-Saffat: 99).


3. Hijrah ke Syam dan Perjalanan Melintasi Kerajaan Raja Ganas

Setelah meninggalkan Babilonia, Ibrahim hijrah ke negeri Syam bersama istrinya, Sarah. Dalam perjalanan, mereka melewati wilayah Mesir yang dikuasai seorang raja zalim bernama Raja Firaun (bukan Firaun pada zaman Nabi Musa). Raja ini dikenal suka memperkosa perempuan yang lewat di wilayahnya.

Ketika Sarah dibawa ke hadapan Raja Firaun, ia berdoa kepada Allah agar dilindungi. Setiap kali raja mencoba mendekatinya, tubuhnya mendadak kaku dan tidak bisa bergerak. Akhirnya, Raja Firaun ketakutan dan memohon Sarah untuk berdoa kepada Allah agar dia dilepaskan, berjanji tidak akan menyakitinya. Sebagai bentuk penghormatan, Raja Firaun memberikan seorang budak perempuan bernama Hajar kepada Sarah.


4. Kelahiran Ismail dan Ujian Hajar di Mekah

Sarah menghadiahkan Hajar kepada Nabi Ibrahim untuk dinikahi. Dari pernikahan ini lahirlah Nabi Ismail. Namun, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk membawa Hajar dan Ismail ke sebuah lembah tandus di Mekah, yang saat itu belum dihuni siapa pun.


Di sana, Ibrahim meninggalkan Hajar dan bayinya dengan bekal makanan dan air yang sangat sedikit. Ketika Hajar bertanya apakah ini perintah Allah, Ibrahim menjawab ya. Dengan penuh tawakal, Hajar berkata:

"Jika ini perintah Allah, maka Dia tidak akan menyia-nyiakan kami."

Setelah bekalnya habis, Hajar bolak-balik antara bukit Shafa dan Marwah mencari air. Allah kemudian mengeluarkan air dari hentakan kaki Ismail, yang dikenal sebagai sumur Zamzam. Keberadaan air ini menjadi awal mula Mekah dihuni oleh suku Jurhum yang kemudian menjadi nenek moyang bangsa Arab.


5. Kelahiran Ishak dan Keturunan Ibrahim


Beberapa tahun kemudian, Sarah melahirkan Ishak sebagai wujud janji Allah kepada Ibrahim. Dari Ishak, lahir para nabi Bani Israil seperti Ya'qub dan Yusuf, sementara dari Ismail lahir Nabi Muhammad ﷺ. Keturunan Ibrahim menjadi penyebar tauhid di berbagai penjuru dunia.


Hikmah dari Kisah Nabi Ibrahim

1. Keberanian Melawan Kebatilan: Nabi Ibrahim mengajarkan bahwa kebenaran harus disampaikan meskipun menghadapi ancaman. Keberaniannya menghadapi Raja Namrud dan kaumnya adalah teladan besar.


2. Kesabaran dalam Ujian: Baik Ibrahim, Sarah, maupun Hajar menunjukkan kesabaran luar biasa saat diuji. Mereka yakin bahwa pertolongan Allah akan datang.


3. Tawakal kepada Allah: Kisah Hajar dan Ismail di Mekah adalah contoh sempurna bahwa berserah diri kepada Allah akan membawa keberkahan.


4. Keteguhan dalam Tauhid: Nabi Ibrahim tidak pernah mundur dalam menyeru kepada Allah meskipun ditentang oleh ayahnya sendiri. Ini menjadi pelajaran penting untuk tetap teguh dalam prinsip meskipun menghadapi tekanan sosial.


Hadis yang Berkaitan

1. Tentang sumur Zamzam:

> مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَهُ

"Air Zamzam itu sesuai dengan niat ketika meminumnya." (HR. Ibnu Majah).

2. Rasulullah ﷺ bersabda:

> "Barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik." (HR. Ahmad).


Manfaat untuk Zaman Sekarang

Berani Menyuarakan Kebenaran: Dalam kehidupan modern, kita sering dihadapkan pada ketidakadilan. Kisah Nabi Ibrahim mengajarkan pentingnya bersikap tegas dalam menyuarakan kebenaran.

Tawakal dalam Kesulitan: Sebagaimana Hajar berserah diri kepada Allah, kita juga harus yakin bahwa setiap kesulitan yang kita hadapi pasti ada jalan keluarnya.

Pentingnya Keluarga dalam Iman: Peran keluarga dalam mendukung dakwah sangat penting, sebagaimana Sarah dan Hajar yang menjadi pendukung Nabi Ibrahim.

Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi kita untuk terus memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah.


KERUDUNG BERGO PUTIH UMROH DAN HAJI 2IN1 LESTI KEJORA



Popular Posts