'cookieChoices = {};' Nasihat Islami, Dan Kesehatan Islami.: budi luhur
Showing posts with label budi luhur. Show all posts
Showing posts with label budi luhur. Show all posts

Friday, March 14, 2014

Jokowi ingin jadi Presiden RI

hmramly::Sekedar Informasi, Menjaga keimanan, Ahklakul karimah, budi luhur,kesehatan, lansia sehat,Kesehatan Lansia, Psikologi Lansia, pasien Geriatri dan Psikogeriatri, Gerontologi, aspek fisiologis, psikologis, sosial, kultural, ekonomi,  anti-aging therapies , berita berita. Mengaku iman pasti dicoba, Jadi Orang kaya Cobaan, jadi orang miskin juga cobaan. Mengikat keimanan, mempersungguh, mengagungkan, syukur dan berdoa,Ciptakan kerukunan mulai dari keluarga sampai dalam bermasyarakat. Belajar menerampilkan bertuturkata baik, Sabar keporo ngalah, Jujur dana amanah, tidak merusak kehormatan hak asasi sesama, saling menghargai dan saling memperhatikan. Ciptakan generus yang solih, alim dan faqih, berakhlaqul karimah, dan mandiri, serta punya tobiat luhur, Jujur, amanah, rukun, kompak, kerjasama yang baik, mujhid muzhid, wujudkan falsafah roda berputar, yang lemah dibantu, yang tidak bisa diberi pelajaran, yang lupa diingatkan, yang salah diarahkan pada kebenaran dan disuruh bertaubat.Harus punya keyakinan yang kuat pada Allah dan Rasul, setelah mati ada kampung akhirat sorga dan neraka. Perjalanan akhirat itu sangat panjang penuh penderitaan sebelum ditempatkan di sorga atau dineraka, kecuali orang yang berimanSebagai Muslim harus tahu bahwa punya buku pegangan utama ,Alquran dan alhadist. Muslim wajib meningkatkan ilmu, ilmu dunia utamanya ilmu akhirat karena ilmu akhiratmu bakal ditanya.Berlatih bersangka baik (husnudhon) jangan bersangka jelek (syakudhon). Paham teori praktek, mana halal mana harom, mana sah mana tidak sah, mana iman mana kafir, mana pahala mana dosa, mana menikah mana berzinah, mana suci mana tidak suci, mana mahrom mana bukan mahrom, mana pahala mana dosa, mana membawa kesorga mana membawa keneraka. Koreksilah dirimu sebelum kamu dikoreksi Allah. Alasan alasanmu didunia hanya mendatangkan penyesalan disisiNya.Penyesalan itu datangnya belakangan dan tidak ada gunanya kalau sudah disisi Allah. Berdoalah, mungkin qodar anda dapat berobah. Karena tidak ada yang bisa merobah qodar Allah kecuali dengan doa.Jagalah hati, makhmumil qolbi.Awal dari kehancuran manusia bila ia lebih mencintai dunia dan takut mati, wahnun.



Jokowi ingin jadi Presiden RI.






Setelah mendapat mandat dari "Sang Ketua" untuk jadi Capres dari PDIP, pak Jokowi sambil mencium Sang saka merah putih mengucapkan Bismillah " saya siap " katanya. Akhirnya apa yang yang dicoba digali oleh awak media selama ini, yaitu apa yang ada dihati pak Jokowi terungkap sudah bahwa yang diuber wartawan apakah Pak Jokowi ingin jadi presiden RI.Yang padahal sebelumnya beliau mengatakan tak pantas, gak tau, urusan yang sedang dihadapi saja masih gak kunjung terwujud sesuai keinginan beliau. Wah macam macam lagi, tapi kalau saya ikuti terus wajah beliau di TV, saya yang jawab ,ah bagaimana nanti sajalah , itu urusan Subhanallahu Taala, gitu kira kira. Atau dengan kata lain dengan bahasa taqwa "gue mau, tapi gue gak mau takabur, dan bahasa budi pekerti, lagi pula gue gak mau ngslong "bos" gue, budi asor, kuwalat, tau".
Berbagai ulasan dan pendapat masyarakat dan kaum cerdik pandai terhadap kepantasan Jokowi ingin jadi presiden RI. Ada yang bilang pantas, karena sudah teruji jadi wali kota Solo dan Gubernur DKI 1 tahun. Ada yang bilang karena beliau suka blusukan ( solo, jakarta, Indonesia(?) ) sehingga tahu kehendak rakyat dan keadaan rakyat, beliau sendiri bilang begitu, ideal dan masuk akal. Ada yang bilang Jokowi tipe pekerja bukan negarawan. Anggap anda mengertilah tipe pekerja macam apa, tipe negarawan macam apa.

Jokowi ingin jadi presiden RI dan mimpi rakyat

Siapa saja jadi presiden bisa bisa saja, termasuk Jokowi ingin jadi presiden RI dan Mimpi rakyat juga punya.Sebagai rakyat kita maunya, ya, pemimpin yang menaungi semua golongan bukan untuk partai dan golongannya.Jangan nanti setelah jadi presiden, sibuk urusan keinginan partainya sendiri, nyadung dawuh dari pimpinan partai, menjalankan misi partai sendiri. Rakyat "sakit hati" lho(!), padahal memang itu partainya, tapi ketika rakyat melihat presidennya memimpin atau mengurusi partai sendiri, apalagi memuji memuja, lha rakyat yang lain bilang, gue ini dianggap apanya, apa gue bukan rakyatnya, apa dia bukan presiden gue, kalau begitu....lha.
Mimpi rakyat lagi, Ingin pemimpin yang mengukur kemakmuran rakyat, ya diukur dari keadaan sak nyatanya keadaan rakyat, jangan statistik.Real data. Semua rakyat dapat bekerja karena kebijakannya sehingga ga ada yang nganggur. Jangan sampai rakyat banting tulang cari kerja sendiri, pandai pandainya sendiri untuk dapat sesuap nasi, ga peduli haram halal, pimpinan kerja dengan gayanya sendiri, masih untung tidak mengikuti "orang orang yang cari uang dan kedudukan". Betul betul membela rakyat walau seorang diplosok di luar negeri nan jauh walau miskin. Rakyat jelata mimpi ingin mulai dari presiden, gubernur, bupati, walikota, kecamatan, Lurah/desa pemimpinnya satu bahasa. Tapi kalau model sekarang apa bisa, presiden partainya P, gunernur partainya G, Bupati partainya X, Kecamatan partai Y dan lurah/desa partai Z.Teori yalah harus mengikuti aturan diatas, nyatanya.
Mimpi rakyat lagi. Sampai dengan lurah/desa juga harus "negarawan". Jadi kalau menyusun rencana kerja
dan anggaran itu mulai dari lurah desa, data bahannya dari lurah/desa. Berapa rakyatnya yang nganggur, bisanya apa, potensinya apa, pendidikannya bagaimana, keadaan sehari hari bagaimana. Nah dari data itu buat perencanaan mau diapakan itu rakyat supaya bisa cari makan, terwujudlah rencana kerja, rencana kerja terwujud, ketemulah anggarannya. Data ini ga perlu pakai anter anter segala, online. Sehingga nyampe ke pusat "real rencana kerja, real anggaran", mimpi namanya juga mimpi.

Jokowi ingin jadi presiden RI dan budi pekerti/achlaqul qarimah

.Mimpinya belum selesai, Jokowi ingin jadi presiden RI hak beliau, kalau memang takdir atau qodar beliau, tak seorang pun bisa menghalangi, walau dimata manusia tak pantas. Mimpi rakyat, dalam pelaksaan ga mungkinlah kalau pemimpin atas sampai pelosok desa membina rakyatnya tidak mendahulukan budipekerti atau achlaqul karimah, baik dirinya bersama rakyatnya. Itu artinya dirinya dan rakyatnya harus meningkatan kepahaman agamanya, karena yang namanya budi pekerti dan achlaqul karimah ada di nno, disono. Lha Pancasila saja nomer satu Ketuhanan yang Maha Esa, kok.Orang paham agama beda dengan mengerti agama, jangan menyerahkan urusan kepahaman agama dirinya dan rakyatnya, kumaha pak kiyai. Atau sowan ke kiyai , sekedar untuk cari simpati pengikut. Hati hati, "Allah tidak pernah tidur, Allah mengetahui keadaan hati seseorang" Kewajiban Kepahaman agama sama, di sisi Allah Swt,  pak Kiyai, presiden sampai pak lurah/desa dan satu satunya rakyat." Allah tidak melihat pada rupamu dan hartamu, tapi Allah melihat pada hati dan amalanmu".Orang mengerti agama tau hukum mana kewajiban mana larangan dari Allah, tapi tidak paham yaaa akan cenderung melanggar, bukan haknya akan disantap, itu dunia, ibadahnya juga semau maunya, berdasarkan perasaannya. Orang tidak paham agama itu tidak punya keyakinan kari akhirot, tidak punya keyakinan mati itu sewaktu waktu sesuai qodar, tidak punya keyakinan setelah mati akan dihadapan pemeriksaan di alam qubur, setelah itu dihadapkan dengan hisaban akhirat, oh, berat lur. Kecuali memang tidak punya keyakinan seperti itu, yah seperti keadaan sekarang. KTPnya pol "muslim" atau yang lain, semua yang punya ktp harus isi itu, tapi  di penjara ada siapa(?), ga tanggung tanggung bos, sekarang.Itu bukti.Kalau Jokowi ingin jadi presiden RI  aklaqul karimah ahlaq/ budi pekerti kepahaman agama perhatikanllah, baik dirinya, pemimpin pemimpinnya dan rakyatnya. Insya Allah, Allah menolong. Tapi kalau tidak, dunianya mungkin saja tercapai, tapi achlaq masyarakat amburadul, apa nikmatnya,  semua kebutuhan dunia rakyatnya terpenuhi tapi dalam keadaan tidak nyaman. Semoga mimpi rakyat ini terwujud didalam kepresidenan siapa saja.

NB: Omong omong tentang mimpi rakyat, rakyat ga ingin jadi presiden , karena presiden cuma satu, tapi ingin punya SAMSUNG Galaxy NotePro [SM-P901] - Black seperti ini ga apa dong,
juga ingin punya Notebook  HP Envy TouchSmart 15-J018TX - Silver yang bagus seperti ini ga apa dong biar ngetiknya bisa dimana mana. Ga mungkinlah Jokowi kasi ini, kalau beras sekilo dua kilo biasa, buku tulis satu dua sering, terdjadi itu.

Adapun tanggapan tanggapan yang nanggap Jokowi ingin jadi presiden RI :



Solopos.com, JAKARTA — PDI Perjuangan akhirnya memastikan mantan wali kota Solo yang kini Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden (capres) yang diusung dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014. Juru bicara (Jubir) Partai Demokrat Andi Nurpati menyatakan partainya siap menghadapi Joko Widodo ataupun calon lain dari partai mana pun.
“Kami sudah menyiapkan strategi. Siapa pun yang dihadapi ada strateginya. Namun, strateginya apa tidak bisa kami sampaikan,” kata Andi Nurpati saat dihubungi di Jakarta, Jumat(14/3/2014).
Ketua DPP Partai Demokrat Divisi Komunikasi Publik itu mengatakan partai sudah mempelajari semua calon presiden yang kemungkinan diusung partai-partai politik peserta Pemilu 2014. Menurut dia, semua nama yang selama ini muncul masih berupa bakal calon atau wacana yang masih memungkinkan untuk berganti.“Dari peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat, kami sudah memiliki beberapa nama yang
siap menghadapi Jokowi, Prabowo Subianto maupun Aburizal Bakrie,” tuturnya. Mengenai Jokowi, Andi menilai kepemimpinan politisi PDI Perjuangan itu sebagai gubernur DKI Jakarta baru setahun dan belum banyak perubahan yang dicapai. “Jokowi baru setahun di Jakarta. Kondisinya masih begini saja,” ujarnya.
Sebelumnya, Jokowi resmi menyatakan kesiapannya maju sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan. “Saya sudah mendapatkan mandat dari Ketua Umum PDI Perjuangan ibu Megawati Soekarnoputri untuk menjadi capres dari PDI Perjuangan,” kata Jokowi di Rumah Si Pitung,Marunda, Jakarta Utara, Jumat.
Warga yang mendengarkan pernyataan tersebut menyambutnya dengan tepuk tangan meriah sambil
mengucapkan, “Alhamdulillah.””Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, saya siap melaksanakan amanat itu,” ucap Jokowi. Pernyataan Jokowi tersebut disampaikan secara langsung di hadapan warga sekitar pukul 14.50 WIB. Setelah menyatakan kesiapannya untuk maju menjadi capres, dia pun mencium bendera merah putih yang ada dibelakangnya.



Jokowi Tipe Pekerja Bukan Pemimpin Negara
OPINI | 15 March 2014 | 08:01  Dibaca: 99    Komentar: 10    0
Perhatikan ketika Jokowi berpidato didepan umum akan Nampak sekali kalimat-kalimat yang
disampaikannya bernada kerja keras, bernada pegabdian, bernada kejujuran, bernada solusi yang
disampaikan secara datar. Tidak akan ada kita dengar kalimat-kalimat pidatonya yang bergelora
berisi filosofis, visi-misi kenegarawan seperti kalau kita menyaksikan pidatonya seorang
pahlawan, Presiden Soekarno misalnya. Tentu kita saat ini tidak akan membandingkan antara
Jokowi dengan Soekarno karena akan sangat jauh perbedaannya.
Dengan banyaknya masyarakat Indonesia menginginkan Jokowi agar bisa menjadi seorang Presiden
di Indonesia, tentu patokan kita adalah sosok Soekarno, mengapa ? karena situasi dan kondisi
Indonesia saat ini berada pada posisi yang sangat terpuruk dalam multi dimensi. Keterpurukan
ini adalah juga disebabkan oleh kinerja para pemimpin terdahulu yang tidak mampu melakukan
perubahan struktural mendasar di Indonesia seperti Soeharto, Habibi, Gusdur, Megawati, SBY
dan tentu nanti akan sangat banyak argumentasinya jika kita membahas satu persatu mereka ini.
Indonesia saat ini setelah kepemimpinan SBY, membutuhkan seorang pemimpin yang bisa mendekati
sosok Soekarno. Yaitu seorang pemimpin Indonesia kharismatik yang mampu membangunkan kembali
semangat kebangsaan Indonesia dari seluruh para pemuda Indonesia khususnya dan seluruh rakyat
Indonesia pada umumnya. Selanjutnya, sosok pemimpin Indonesia ini tentu memiliki kelebihan
yang sangat jujur, berintegritas, ber wawasan nasionalisme Indonesia, tidak mudah dipengaruhi
pihak asing, memiliki semangat kemandirian Indonesia dalam arti luas.
Jokowi memang sebagai seorang pemimpin yang telah dirintisnya sejak menjadi Walikota Solo
sampai menjadi Gubernur DKI Jakarta. Lalu Jokowi sudah juga menampakkan kinerjanya sebagai
pimpinan daerah yang cukup suskses. Melihat karakter dan psikologis sosok Jokowi, dia
sebenarnya adalah orang yang sangat pantas hanya pada posisi Gubernur daerah saja dan bukan
menjadi seorang Presiden Indonesia. Adanya tarik menarik serta perdebatan seru di jajaran
petinggi PDIP, sehingga kulminasinya adalah pertemuan dan deklarasi dengan para pengusaha
Jakarta dan Indonesia sebanyak 60 orang pengusaha di Kantor Pusat PDIP, memberi indikasi kuat
bagi kita semua, bahwa PDIP beserta jajaran tingginya tidak memiliki kepercayaan diri atas
kemampuan PDIP bisa mencapai nilai ambang batas parlemen kecuali mendompleng nama besar
Jokowi dan dukungan para pengusaha pamrih yang 60 orang ini atau lebih.
Suatu bukti PDIP tidak memiliki kepercayaan sendiri adalah dengan selalu ditampilkannya foto
Soekarno pada banyak sepanduk PDIP, begitu juga pada sepanduk utama dalam setiap PDIP
melaksanakan pertemuan besar intern PDIP. Kita ketahui Soekarno beserta seluruh karakter dan
jiwanya tidak identik dengan PDIP. Walaupun Megawati adalah anak biologisnya Soekarno, akan
tetapi Megawati dan para anak-anaknya belum memiliki sifat, karakter, jiwa dan spirit
Soekarno. Bahkan Megawati belum paham tentang  sifat, karakter, jiwa dan spirit ayahnya
sendiri. Oleh karena itu PDIP selama ini mendompleng kebesaran Soekarno dan bagi masyarakat
yang kritis, cara-cara seperti ini tidak akan mempengaruhi mereka. Oleh karena itu pada saat
ini PDIP kembali mendompleng nama besarnya Jokowi dan secara tidak sadar dari petinggi PDIP
meminta dukungan para pengusaha kapitalis etnis Cina di Indonesia agar dalam Pemilu
Legislatif pada tanggal 9 April 2014 mendatang, bisa mendapat suara terbanyak dan minimal
bisa mencapai nilai ambang batas parlemen. Justru 60 pengusaha kapitalis ini akan merusak
citra PDIP dan Jokowi kedepan.
Apa yang terjadi jika Jokowi menjadi Presiden Indonesia ?
Jokowi tidak akan bisa dan tidak akan mampu menggalang sinergi yang kokoh dengan seluruh
pimpinan daerah diseluruh propinsi Indonesia seperti yang Jokowi lakukan dalam jabatan
Gubernur DKI Jakarta (Jokowi belum Nampak teruji),
Jokowi tidak akan bisa blusukan secara Nasional seperti yang dilakukannya di lingkup daerah
karena akan menyita waktu masa efektif kepemimpinannya. Yang diperlukan Indonesia saat ini
adalah blusukan pola pikir melalui pidato bergelora dan menggugah dan perbuatan yang selaras,
Jokowi tidak akan mampu berpidato psikologis secara agitator/orator bergelora untuk seluruh
rakyat Indonesia yang bisa menyuntikkan semangat bergelora tentang kebangkitan dari ketidak
percayaan diri dari seluruh rakyat Indonesia agar bangkit kembali membangun Indonesia,
Jokowi akan selalu bisa didikte oleh orang-orang dilingkungannya dari para petinggi PDIP yang
dijadikan sebagai penghubung dari para pengusaha kapitalis pamrih yang selama ini mendukung
PDIP,
Jokowi hanya menjadi boneka para petinggi PDIP sebagai antek-antek para pengusaha kapitalis
yang berkaitan sangat erat dengan kapitalis asing internasional,
Pengusaha kapitalis yang ada di Indonesia adalah merupakan calo dan kaki tangan kapitalis
Internasional untuk bisa mengendalikan Indonesia,
Jokowi akan stress serta gundah gulana dalam jabatannya sehingga capaian dan kehendak seluruh
bangsa Indonesia kembali tidak akan tercapai seperti yang juga terjadi dalam era kepemimpinan
SBY (SBY dibayangi kapitalis Internasional),
Jika PDIP mencapai ambang batas parlemen dan anggota PDIP dominan di DPR-RI, maka yang akan
terjadi adalah akan banyak UU yang dipengaruhi asing melalui para pengusaha kapitalis dalam
negeri sebagai kacung kapitalis asing. Hal ini sudah pernah terjadi ketika PDIP dominan pada
DPR-RI pada tahun 1999 dan 2004, dengan segala aneka kasus oknum PDIP dan petingginya yang
pernah terjadi,
Jokowi akan mendapatkan banyak protes dan demo dari berbagai kalangan masyarakat di Indonesia
sebagai akibat ekspektasi yang tertinggi diawalnya tidak dapat dibuktikan oleh kepemimpinan
Jokowi sampai 2019.
Semua pembaca akan bertanya, lalu siapa yang akan kita pilih dalam Pemilu mendatang ? Penulis
sudah menyampaikannya dalam bentuk tulisan tentang pemikiran penulis dalam gagasan
kepemimpinan Kolegial perlu diterapkan di Indonesia pada 2014 ini. (tulisan 1, tulisan 2,
tulisan 3)
Semoga tulisan ini menjadi bahan renungan bagi seluruh para pembaca bangsa Indonesia , dan
maksud tulisan ini hanya semata untuk berpartisipasi mengisi kemerdekaan Indonesia agar
Indonesia kedepan menjadi bangsa yang besar dan diperhitungkan kehebatan keadilan dan
kemakmurannya didunia. (Ashwin Pulungan)



Skenario untuk Jakarta
OPINI | 15 March 2014 | 08:43  Dibaca: 40    Komentar: 0    0

Skenario untuk Jakarta, Republik Indonesia.
April 2014. Pemilihan umum. Kurang dari 1 bulan lagi akan dimulai sebuah rangkaian pesta
rakyat. Masihkah bisa dibilang seperti itu?
Kemarin, DKI 1 diberikan mandat untuk menjadi calon RI 1 dari partai nya dan akan menjadi
salah satu kandidat kuat (menurut beberapa orang) untuk menduduki kursi RI 1.
Panas? Memang. Kursi di sana sudah panas sejak beberapa tahun terakhir mengingat kinerja
kepemerintahan jilid dua mempunyai banyak celah kekurangan yang seharusnya bisa diperbaiki,
tetapi nyatanya tidak.
DKI 1 goes to RI 1. Ada yang menyayangkan, ada yang mendukung, ada pula yang menolak. Wajar,
Indonesia itu penuh dengan warna. Mengapa kita yang mendukung harus pusing dengan yang
menolak? Mengapa yang menolak tidak bisa menerima argumen dari yang mendukung?
Anggap saja DKI 1 terpilih nantinya menjadi RI 1, seperti inilah skenario nya (bukan ramalan
loh, karena itu kehendak Yang Maha Kuasa)
Terbaik :
DKI 1 tetap dapat menjalankan janjinya yang telah dia sampaikan kepada warga DKI terkait
dengan pembenahan infrastruktur dan tata ruang serta beberapa janji kecilnya. Bagaimana? DKI
1 memilih Top Down, dan mendukung DKI 2 yang nantinya akan menjadi DKI 1 yang tetap
menjalankan Bottom Up.
DKI 1 yang dahulu hanya memiliki 4 tangan (bersama DKI 2), kini memiliki banyak tangan.
Tentunya masuk dalam kontrol karena nanti DKI 1 akan memiliki kewenangan mutlak terkait
instruksi, keputusan, dan beberapa kebijakan yang menjadi luaran.
DKI 1 (mungkin) bisa tegas dalam regenerasi terkait jabatan struktural. Mana yang kinerja nya
kurang mendukung beliau dalam hal perbaikan sistem, seperti biasa, mempunyai dua pilihan.
Mundur, atau perbaiki sistem dengan yang lebih baik.
Dan… beberapa skenario terbaik lainnya.
Terburuk :
DKI 1 tidak dapat menyelesaikan janji yang telah dia berikan kepada warga DKI karena terlalu
banyak masalah yang sedang dihadapi oleh Indonesia.
DKI 1 tidak bisa mengcover mafia struktural yang memperburuk sistem dan menjadi kerugian bagi
masyarakat yang berhubungan langsung dengan sistem tersebut (suap, korupsi, dan lainnya yang
berdampak pada kesejahteraan dan hak warga negara Indonesia)
DKI 1 mempunyai lebih banyak hutang karena pembenahan Indonesia tidak hanya terdapat di pulau
Jawa. Melainkan dari ujung pulau terluar dari Sabang, sampai dengan daerah terujung dari
Merauke.
Dan… masih banyak skenario terburuk jika DKI 1 maju menjadi RI 1.
Kita, warga negara Indonesia, (mungkin dari saya) sebaiknya tidak bersikap apriori terhadap
apapun yang menjadi skenario terbaik untuk Indonesia. Kita tetap bisa mengawal siapapun
(bukan hanya DKI 1) yang nantinya akan menjadi pemimpin Indonesia.
Tak perlu menyesal karena DKI 1 telah deklarasi akan maju dalam pencapresan RI. Menyesal
karena dia ingkar janji? Boleh jadi. Tetapi menyesal karena kinerja DKI 1 akan terhenti dan
ditinggal berantakan? Belum tentu. DKI masih punya DKI 2 yang banyak orang bilang mempunyai
keputusan berjangka untuk kemajuan Jakarta, terlepas dari semua kekurangan beliau. Terlebih,
DKI 1 tidak memberikan mode autopilot sejak deklarasi pencapresannya kemarin. Berbeda dengan
Indonesia yang sedang dalam mode Autopilot (menurut salah satu teman baik saya) terhitung
sejak hari ini sampai besok.Semua yang akan terjadi, pasti baik untuk Indonesia. yang tidak baik adalah, orang yang membiarkan Pemimpin Indonesia berjalan di jalan yang tidak baik.
Regards.
Dari saudara mu, Warga Negara Indonesia.http://politik.kompasiana.com/2014/03/15/skenario-
untuk-jakarta-638729.html


Gambar :
detik.com
jokowiupdates.blogspot.com
acehtraffic.com











Popular Posts