'cookieChoices = {};' Nasihat Islami Untuk Kesehatan Jiwa dan Raga.: 2025

Monday, March 3, 2025

Memperbanyak Istighfar dan Taubat di Bulan Ramadhan

 



Memperbanyak Istighfar dan Taubat di Bulan Ramadhan – Bulan Terbaik untuk Kembali kepada Allah dengan Penuh Keikhlasan


Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan, bulan di mana pintu ampunan terbuka lebar, dan setiap amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya. Salah satu amalan terbaik yang dapat kita lakukan di bulan suci ini adalah memperbanyak istighfar dan taubat. Sebab, Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga momentum untuk membersihkan hati, memperbaiki diri, dan kembali kepada Allah dengan penuh keikhlasan.


Keutamaan Istighfar dan Taubat di Bulan Ramadhan


1. Pintu Ampunan Terbuka Lebar


Rasulullah ﷺ bersabda:


مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


“Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

(HR. Bukhari No. 38 & Muslim No. 760)


Bulan Ramadhan adalah kesempatan emas bagi kita untuk memperbanyak istighfar, agar dosa-dosa kita yang telah lalu dihapus dan hati kita kembali bersih.


2. Ramadhan, Bulan Penghapus Dosa


Rasulullah ﷺ juga bersabda:


الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ


“Shalat lima waktu, dari Jumat ke Jumat, dan dari Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa-dosa yang terjadi di antara waktu-waktu tersebut, selama dosa besar dijauhi.”

(HR. Muslim No. 233)


Ini menunjukkan bahwa istighfar dan taubat di bulan Ramadhan memiliki keistimewaan luar biasa, karena Allah memberikan pengampunan bagi mereka yang benar-benar ingin kembali kepada-Nya.


3. Menjaga Kesehatan Jiwa dan Raga


Ketika kita banyak beristighfar dan bertaubat, hati menjadi lebih tenang, beban pikiran berkurang, dan kita terhindar dari stres serta kecemasan yang berlebihan. Rasulullah ﷺ bersabda:


مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ


“Barang siapa yang memperbanyak istighfar, niscaya Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap kesedihannya, solusi dari setiap kesempitannya, dan akan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”

(HR. Ahmad No. 2234, Abu Dawud No. 1518, dan Ibnu Majah No. 3819)


Ini membuktikan bahwa istighfar tidak hanya menyucikan hati, tetapi juga membawa ketenangan dan keberkahan dalam hidup.


Bagaimana Cara Memperbanyak Istighfar dan Taubat di Bulan Ramadhan?


1. Membiasakan Zikir dan Istighfar Setelah Shalat


Rasulullah ﷺ mengajarkan kita untuk selalu membaca istighfar setelah shalat. Ucapkan:


أَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ العَظِيْمَ

(Astaghfirullahal 'azhim) – Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, tiga kali setelah shalat wajib.


2. Menghidupkan Waktu Sahur dan Sepertiga Malam Terakhir dengan Istighfar


Allah berfirman dalam Al-Qur'an:


وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ


“Dan di waktu sahur mereka biasa memohon ampun (beristighfar).”

(QS. Adz-Dzariyat: 18)


Waktu sahur dan sepertiga malam terakhir adalah saat yang penuh berkah. Oleh karena itu, manfaatkan waktu ini untuk beristighfar dengan khusyuk.


3. Memperbanyak Doa Taubat di Malam Lailatul Qadar


Malam Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Saat itu, doa-doa kita lebih mudah dikabulkan. Rasulullah ﷺ mengajarkan doa khusus kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha untuk dibaca di malam Lailatul Qadar:


اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي


“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni.”

(Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf, Engkau menyukai pemaafan, maka maafkanlah aku.)

(HR. Tirmidzi No. 3513)


4. Memperbanyak Shalat Taubat


Jika kita merasa banyak melakukan kesalahan, lakukanlah shalat taubat minimal dua rakaat dengan penuh penyesalan dan niat untuk tidak mengulanginya.


5. Meninggalkan Maksiat dan Menjauhi Dosa


Taubat sejati bukan sekadar istighfar di lisan, tetapi juga harus diikuti dengan perubahan perilaku. Bulan Ramadhan adalah waktu terbaik untuk meninggalkan kebiasaan buruk dan menggantinya dengan amal shaleh.


Allah berfirman:


إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُو۟لَٰئِكَ يُبَدِّلُ ٱللَّهُ سَيِّئَٰتِهِمْ حَسَنَٰتٍۚ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا


“Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman, dan mengerjakan amal saleh, maka mereka itu Allah akan mengganti keburukan mereka dengan kebaikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

(QS. Al-Furqan: 70)


Kesimpulan


Ramadhan adalah bulan penuh rahmat yang harus kita manfaatkan sebaik-baiknya untuk memperbanyak istighfar dan taubat. Dengan beristighfar, hati menjadi lebih tenang, dosa-dosa diampuni, dan hidup menjadi lebih berkah. Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang, maka jangan pernah merasa putus asa dari rahmat-Nya.


Semoga kita semua dapat memanfaatkan bulan Ramadhan ini untuk semakin dekat dengan Allah, bertaubat dengan tulus, dan meraih ampunan serta keberkahan yang melimpah. Aamiin.

Friday, February 28, 2025

Malam Lailatul Qadar, Malam yang Lebih Baik dari 1000 Bulan

 


Ramadhan bukan hanya bulan puasa, tetapi juga bulan penuh keberkahan, di mana terdapat satu malam istimewa yang lebih baik dari seribu bulan: Lailatul Qadar. Malam ini adalah kesempatan emas bagi setiap hamba untuk mendapatkan ampunan, keberkahan, dan limpahan rahmat dari Allah ﷻ.


1. Keutamaan Lailatul Qadar dalam Al-Qur’an


Allah ﷻ mengabadikan keistimewaan malam ini dalam surah khusus, Surah Al-Qadr, yang menyatakan:


إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ۝ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ۝ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ۝ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ ۝ سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ۝


"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Lailatul Qadar. Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan hingga terbit fajar."

(QS. Al-Qadr: 1-5)


Dari ayat ini, kita memahami bahwa:

Lailatul Qadar adalah malam diturunkannya Al-Qur’an, mukjizat terbesar yang menjadi petunjuk bagi umat manusia.

Ibadah pada malam ini lebih utama daripada ibadah selama 1000 bulan, atau sekitar 83 tahun 4 bulan.

Para malaikat turun ke bumi, membawa ketenangan dan keberkahan bagi hamba-hamba Allah yang beribadah.

Malam ini penuh dengan kesejahteraan, di mana tidak ada keburukan atau gangguan setan hingga fajar menyingsing.


2. Kapan Terjadinya Lailatul Qadar?

Meskipun tidak disebutkan tanggal pastinya, Rasulullah ﷺ memberikan petunjuk bahwa Lailatul Qadar terjadi di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, terutama pada malam-malam ganjil.


Rasulullah ﷺ bersabda:


تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ


"Carilah Lailatul Qadar di malam-malam ganjil pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan."

(HR. Bukhari dan Muslim)


Oleh karena itu, seorang mukmin dianjurkan untuk meningkatkan ibadah, terutama pada malam 21, 23, 25, 27, dan 29 Ramadhan. Banyak ulama berpendapat bahwa malam ke-27 adalah malam yang paling kuat dugaan sebagai Lailatul Qadar, tetapi tidak ada kepastian mutlak.


3. Amalan di Malam Lailatul Qadar

Karena keutamaan malam ini sangat besar, Rasulullah ﷺ memberikan contoh amalan yang bisa kita lakukan:

a) Memperbanyak Shalat dan Ibadah Malam


Rasulullah ﷺ bersabda:


مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


"Barang siapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."

(HR. Bukhari dan Muslim)


Amalan yang bisa dilakukan meliputi shalat tahajud, membaca Al-Qur’an, berzikir, dan shalat witir.


b) Berdoa dengan Doa yang Diajarkan Rasulullah ﷺ

Ketika Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang doa yang harus dibaca di malam Lailatul Qadar, beliau mengajarkan doa berikut:


اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي


"Ya Allah, Engkau Maha Pengampun, mencintai pengampunan, maka ampunilah aku."

(HR. Tirmidzi)


c) I’tikaf di Masjid


Rasulullah ﷺ selalu melakukan i’tikaf di sepuluh hari terakhir Ramadhan untuk mencari Lailatul Qadar. I’tikaf berarti berdiam diri di masjid dengan fokus beribadah kepada Allah, menjauhkan diri dari urusan dunia, dan memperbanyak dzikir serta doa.


4. Hikmah Lailatul Qadar: Kesempatan Kembali kepada Allah

Lailatul Qadar bukan sekadar malam penuh berkah, tetapi juga kesempatan emas bagi kita untuk kembali kepada Allah dengan sepenuh hati. Beberapa hikmah yang bisa kita ambil:

Penghapusan dosa: Malam ini adalah kesempatan untuk bertobat dan memohon ampunan atas segala kesalahan.

Mendekatkan diri kepada Allah: Dengan memperbanyak ibadah, kita bisa merasakan kedekatan dengan Allah dan meningkatkan keimanan.

Meningkatkan kualitas hidup spiritual: Lailatul Qadar adalah momentum untuk memperbaiki diri dan menjadi lebih baik setelah Ramadhan.


Allah ﷻ memberikan kesempatan ini hanya sekali dalam setahun, dan kita tidak tahu apakah masih diberi umur untuk meraih Lailatul Qadar di tahun berikutnya.


Kesimpulan: Jangan Sia-siakan Kesempatan Emas Ini!

Lailatul Qadar adalah malam istimewa yang lebih baik dari 1000 bulan, di mana ibadah kita akan dilipatgandakan pahalanya. Jangan sampai kita lalai atau terlewat dari malam yang penuh keberkahan ini.


Tips agar tidak melewatkan Lailatul Qadar:

✅ Perbanyak ibadah di sepuluh malam terakhir Ramadhan.

✅ Hidupkan malam dengan shalat, dzikir, membaca Al-Qur’an, dan berdoa.

✅ Bacalah doa اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي dengan penuh harap kepada Allah.

✅ Usahakan i’tikaf di masjid jika memungkinkan.


Semoga kita semua diberikan kesempatan untuk meraih Lailatul Qadar tahun ini dan mendapatkan ampunan serta keberkahan dari Allah ﷻ. Aamiin.





Thursday, February 27, 2025

Kegelisahan Sebagai Warga Negara Indonesia

 



Mungkin kegelisahan seseorang warga tentang Indonesia saat ini, mewakili banyak suara rakyat Indonesia yang merasa bahwa pemerintahan saat ini semakin jauh dari harapan reformasi dan demokrasi yang sesungguhnya. Ada beberapa poin utama yang sering menjadi sorotan di kalangan mahasiswa, cendekiawan, dan rakyat yang peduli terhadap arah bangsa:


1. Politik Tanpa Oposisi Sejati

Demokrasi membutuhkan keseimbangan antara pemerintah dan oposisi. Namun, di Indonesia, oposisi seperti "dipadamkan" dengan cara menarik lawan politik ke dalam lingkaran kekuasaan. Ini yang terlihat dalam hubungan Prabowo dan Jokowi. Awalnya menjadi lawan sengit dalam pemilu, tetapi akhirnya bergabung, bahkan kini melanjutkan pemerintahan. Akibatnya, kritik dan pengawasan terhadap pemerintah menjadi lemah.


2. Kabinet yang Tidak Lazim

Banyak masyarakat dan pengamat politik menilai bahwa susunan kabinet lebih didasarkan pada bagi-bagi kekuasaan daripada kompetensi. Ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas pemerintahan dalam menjalankan program-programnya.


3. Antara Janji dan Realita

Rakyat semakin skeptis terhadap janji-janji politik karena terlalu sering berbeda dengan kenyataan. Misalnya, janji untuk menegakkan hukum dan memberantas korupsi, tetapi faktanya banyak kasus yang justru dilindungi atau diperlunak dengan kebijakan tertentu.


4. Pelemahan Demokrasi dan Hukum

Di era Jokowi, banyak perubahan hukum yang dianggap merugikan rakyat dan memperkuat kepentingan elit, seperti revisi UU KPK yang melemahkan lembaga antikorupsi, serta UU Cipta Kerja yang dipaksakan meskipun mendapat penolakan luas. Hal ini menunjukkan kecenderungan pemerintah untuk mempermudah kepentingan mereka sendiri, bukan melayani rakyat.


5. Dampak Kepemimpinan Militer dan Usia

Pemimpin berlatar belakang militer sering memiliki pendekatan yang lebih otoriter dan melihat lawan politik sebagai musuh, bukan sebagai bagian dari mekanisme demokrasi. Selain itu, faktor usia dan kehidupan yang nyaman dalam lingkaran elit bisa menyebabkan kurangnya kepekaan terhadap penderitaan rakyat.


6. Kekhawatiran terhadap Masa Depan

Banyak rakyat merasa takut dengan kondisi saat ini karena segala aspek kehidupan seolah dikendalikan oleh kepentingan segelintir orang. Demokrasi menjadi formalitas, hukum bisa dinegosiasikan, dan rakyat yang bersuara kritis dianggap pengganggu.


Kegelisahan ini tidak hanya milik satu kelompok saja, tetapi menyebar luas di berbagai kalangan. Harapannya, semakin banyak suara rakyat yang berani berbicara dan menyampaikan kebenaran, sehingga ada kesadaran bagi yang berkuasa untuk memperbaiki diri. Namun, sejarah juga menunjukkan bahwa perubahan tidak akan datang dengan sendirinya—perlu ada tekanan dan kesadaran kolektif agar bangsa ini kembali ke jalur yang benar.



Untuk mengembalikan negara ke arah yang lebih baik, rakyat, mahasiswa, dan kalangan akademis harus mengambil peran aktif dalam berbagai aspek kehidupan bernegara. Berikut beberapa solusi yang dapat dilakukan:


1. Membangun Kesadaran dan Gerakan Intelektual

  • Edukasi Politik yang Kritis

Rakyat perlu diberi pemahaman bahwa politik bukan hanya urusan elite, tetapi juga menyangkut kehidupan sehari-hari. Mahasiswa dan akademisi bisa mengambil peran besar dalam memberikan literasi politik melalui diskusi publik, seminar, dan media sosial.

  • Melawan Hoaks dan Propaganda

Banyak kebijakan buruk pemerintah yang ditutupi dengan narasi yang menyesatkan. Kalangan akademis dan mahasiswa bisa membangun jaringan informasi yang objektif dan berbasis data agar rakyat tidak mudah dimanipulasi.


2. Membangun Kekuatan Sipil dan Gerakan Sosial

  • Konsolidasi Oposisi Rakyat

Jika oposisi politik lemah, maka oposisi rakyat harus lebih kuat. Gerakan mahasiswa, serikat buruh, kelompok tani, dan organisasi masyarakat sipil harus bersatu dalam menyuarakan perlawanan terhadap kebijakan yang merugikan rakyat.


  • Aksi Damai yang Konsisten

Demonstrasi bukan sekadar turun ke jalan, tetapi juga harus dilakukan secara strategis dan berkelanjutan. Tidak hanya di kota besar, tetapi juga di daerah-daerah agar kesadaran rakyat semakin luas.


3. Memanfaatkan Teknologi dan Media Sosial

  • Membentuk Media Alternatif

Banyak media mainstream sudah dikuasai oligarki. Oleh karena itu, mahasiswa dan akademisi bisa membangun media independen, seperti kanal YouTube, blog, dan platform media sosial untuk menyuarakan realitas yang sebenarnya.


  • Menciptakan Narasi Perlawanan yang Kreatif

Rakyat, terutama anak muda, lebih tertarik pada konten yang kreatif dan mudah dicerna. Maka, kritik sosial bisa dikemas dalam bentuk meme, film pendek, musik, atau konten digital lainnya agar lebih efektif menyebarkan kesadaran.


4. Mempersiapkan Kader Pemimpin Baru

  • Mendorong Mahasiswa dan Akademisi Masuk ke Politik

Jika sistem sekarang dikuasai oleh elit lama, maka solusinya adalah menyiapkan pemimpin-pemimpin baru dari kalangan intelektual dan aktivis yang benar-benar berjuang untuk rakyat.


  • Memperkuat Partai Alternatif

Jika partai politik yang ada tidak bisa diandalkan, maka harus ada upaya membangun partai baru atau memperkuat gerakan politik alternatif yang benar-benar berorientasi pada kepentingan rakyat.


5. Menghidupkan Kembali Kekuatan Moral dan Keagamaan

  • Mengajak Tokoh Agama Berani Bicara

Tokoh agama yang masih memiliki pengaruh besar di masyarakat harus berani bersuara dan memberikan kritik terhadap kebijakan yang merusak nilai-nilai moral dan keadilan.


  • Menjadikan Agama sebagai Landasan Etika Bernegara

Agama harus menjadi kekuatan untuk membangun keadilan sosial, bukan alat legitimasi bagi kekuasaan. Oleh karena itu, masyarakat perlu memahami ajaran agama dengan lebih mendalam agar tidak mudah dibodohi oleh elite yang memanfaatkan agama untuk kepentingan mereka sendiri.


Kesimpulan

Perubahan tidak akan terjadi jika hanya mengandalkan satu kelompok saja. Mahasiswa, akademisi, rakyat biasa, tokoh agama, dan semua elemen bangsa harus bersatu dan bergerak secara sistematis. Tanpa perlawanan yang nyata, sistem yang korup akan terus berlanjut. Tetapi jika kesadaran rakyat semakin besar, maka perubahan pasti akan terjadi.



Keutamaan Hari Jumat dalam Islam: Hari Penuh Berkah untuk Kesehatan Jiwa dan Raga

 



Hari Jumat bukan sekadar hari biasa dalam Islam. Ia adalah Sayyidul Ayyam—penghulu segala hari. Banyak keutamaan dan keberkahan yang terkandung di dalamnya, baik untuk kesehatan jiwa maupun raga. Memahami keistimewaan hari Jumat akan mendorong kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, meraih pahala, serta menjaga ketenangan batin.


1. Hari yang Diberkahi dan Diistimewakan oleh Allah


Rasulullah ﷺ bersabda:


"Sebaik-baik hari yang pada hari itu matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu ia dimasukkan ke dalam surga, dan pada hari itu ia dikeluarkan darinya. Dan hari kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jumat." (HR. Muslim)


Hadits ini menunjukkan bahwa Jumat adalah hari istimewa yang telah Allah tetapkan untuk berbagai kejadian besar dalam sejarah manusia. Dengan demikian, setiap Muslim seharusnya lebih menghormati dan memanfaatkan hari ini untuk beribadah lebih banyak.


2. Hari Mustajab untuk Berdoa


Di antara keutamaan hari Jumat adalah adanya waktu mustajab, di mana doa tidak akan ditolak oleh Allah. Rasulullah ﷺ bersabda:


"Pada hari Jumat terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang hamba Muslim berdiri melaksanakan shalat, lalu ia berdoa bertepatan dengan waktu tersebut, melainkan Allah pasti akan mengabulkannya." (HR. Bukhari & Muslim)


Menurut beberapa ulama, waktu mustajab ini bisa terjadi antara duduknya khatib di mimbar hingga selesai sholat Jumat atau menjelang waktu Maghrib. Oleh karena itu, di hari Jumat, kita dianjurkan untuk memperbanyak doa, terutama yang berkaitan dengan kebaikan dunia dan akhirat.


3. Sholat Jumat: Ibadah yang Menyucikan Jiwa


Sholat Jumat adalah ibadah wajib bagi laki-laki Muslim yang baligh dan merupakan pengganti sholat Dzuhur pada hari tersebut. Allah berfirman:


"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan sholat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (QS. Al-Jumu'ah: 9)


Sholat Jumat bukan hanya menggugurkan kewajiban, tetapi juga membersihkan hati dan jiwa dari dosa kecil yang dilakukan selama sepekan. Ketenangan yang didapat dari mendengar khutbah dan berdzikir kepada Allah memberikan dampak positif bagi kesehatan mental.


4. Sunnah Hari Jumat untuk Kesehatan Raga

Islam mengajarkan beberapa amalan sunnah di hari Jumat yang juga memiliki manfaat untuk kesehatan jasmani:

Mandi Jumat – Membersihkan tubuh dan menyegarkan pikiran, sebagaimana sabda Nabi ﷺ: "Mandi pada hari Jumat adalah wajib bagi setiap orang yang telah baligh." (HR. Bukhari & Muslim)

Memakai wangi-wangian – Selain sebagai sunnah, ini juga meningkatkan kepercayaan diri dan kenyamanan orang di sekitar.

Memotong kuku dan membersihkan diri – Sunnah ini membantu menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh.


5. Keberkahan dalam Sedekah di Hari Jumat

Sedekah yang diberikan di hari Jumat memiliki pahala yang berlipat. Ibnu Qayyim berkata, "Sedekah pada hari Jumat dibandingkan dengan sedekah pada hari-hari lainnya adalah seperti sedekah di bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan lainnya."


Dengan bersedekah, seseorang tidak hanya mendapatkan keberkahan rezeki, tetapi juga kebahagiaan batin. Sedekah telah terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan hormon kebahagiaan, mengurangi stres, dan mendatangkan ketenangan hati.


Kesimpulan


Hari Jumat adalah hari penuh keberkahan yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Memanfaatkannya dengan ibadah, dzikir, sholat, dan amalan sunnah lainnya akan membawa manfaat besar bagi kesehatan jiwa dan raga. Dengan memahami keutamaannya, kita bisa menjadikan Jumat sebagai momentum perbaikan diri, memperkuat keimanan, dan mendekatkan diri kepada Allah.


Mari kita muliakan hari Jumat dengan ibadah yang lebih baik, karena inilah hari yang Allah pilih untuk memberikan kita keberkahan dan kesempatan meraih pahala yang besar. Semoga kita termasuk hamba-hamba yang mendapatkan rahmat dan kemuliaan di hari yang istimewa ini. Aamiin.

Puasa sebagai Perisai Diri dari Api Neraka

 



Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga perisai yang melindungi kita dari api neraka. Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa puasa memiliki kekuatan sebagai pelindung bagi orang yang menjalankannya dengan penuh keimanan dan keikhlasan.


1. Puasa adalah Perisai yang Menghalangi Api Neraka


Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:


الصِّيَامُ جُنَّةٌ مِنَ النَّارِ كَجُنَّةِ أَحَدِكُمْ مِنَ القِتَالِ


"Puasa adalah perisai dari api neraka, sebagaimana perisai salah seorang dari kalian dalam peperangan."

(HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan An-Nasa’i)


Hadits ini menegaskan bahwa puasa berfungsi seperti tameng yang melindungi seseorang dalam pertempuran. Sama seperti seorang prajurit yang tidak akan membiarkan dirinya tanpa pelindung di medan perang, kita juga tidak boleh membiarkan diri kita tanpa perlindungan dari godaan dan azab neraka.


2. Puasa Menjaga dari Syahwat dan Dosa


Puasa bukan hanya menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga dari berbagai godaan duniawi yang bisa menyeret kita ke dalam dosa. Rasulullah ﷺ bersabda:


يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ


"Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah, karena itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa adalah perisai baginya."

(HR. Bukhari dan Muslim)


Dari hadits ini, kita memahami bahwa puasa bukan hanya perisai dari api neraka, tetapi juga dari godaan syahwat yang bisa menjerumuskan seseorang ke dalam dosa.


3. Puasa Melatih Kesabaran dan Menghapus Dosa


Allah menyebutkan dalam Al-Qur’an bahwa salah satu sifat penghuni surga adalah orang-orang yang sabar:


وَجَزَاهُم بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا


"Dan Dia memberi mereka balasan karena kesabaran mereka (berupa) surga dan (pakaian) sutera."

(QS. Al-Insan: 12)


Puasa mengajarkan kita kesabaran dalam menghadapi godaan dan kesulitan. Kesabaran ini bukan hanya dalam menahan lapar dan dahaga, tetapi juga dalam mengendalikan emosi, menahan diri dari perbuatan sia-sia, dan menjaga lisan dari ucapan yang menyakiti orang lain.


Rasulullah ﷺ juga bersabda:


مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


"Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."

(HR. Bukhari dan Muslim)


4. Keutamaan Puasa sebagai Jalan ke Surga


Bagi mereka yang menjalankan puasa dengan keikhlasan, Allah telah menyediakan pintu khusus di surga, yaitu Ar-Rayyan. Rasulullah ﷺ bersabda:


إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، فَيُقَالُ: أَيْنَ الصَّائِمُونَ؟ فَيَقُومُونَ، لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، فَإِذَا دَخَلُوا، أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ


"Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu yang disebut Ar-Rayyan, yang pada hari kiamat hanya akan dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa. Tidak ada seorang pun selain mereka yang bisa masuk ke dalamnya. Dikatakan: 'Di mana orang-orang yang berpuasa?' Maka mereka berdiri dan masuk melalui pintu itu. Setelah mereka masuk, pintu itu ditutup, dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu itu selain mereka."

(HR. Bukhari dan Muslim)


Hadits ini memberikan motivasi besar bagi kita untuk menjalankan puasa dengan sebaik-baiknya, karena ganjarannya adalah masuk surga melalui pintu yang istimewa.


Kesimpulan: Jangan Sia-siakan Tameng dari Allah


Puasa bukan hanya ritual tahunan, tetapi sebuah pelatihan spiritual yang dapat menyelamatkan kita dari api neraka. Ia adalah tameng yang melindungi dari dosa, hawa nafsu, dan azab Allah. Melalui puasa, kita belajar menahan diri, bersabar, dan semakin dekat dengan Allah.


Ramadhan adalah kesempatan terbaik untuk memperbaiki diri. Jangan sia-siakan bulan suci ini hanya dengan menahan lapar dan haus tanpa meningkatkan kualitas ibadah dan kesadaran spiritual. Jadikan puasa sebagai perisai sejati, bukan sekadar rutinitas tahunan.


Semoga kita termasuk golongan yang berpuasa dengan penuh keimanan dan mendapatkan tameng perlindungan dari Allah di dunia dan akhirat. Aamiin.





Wednesday, February 26, 2025

Doa Orang yang Berpuasa Mustajab – Waktu Berbuka, Momen Terbaik untuk Berdoa

 



Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga saat di mana doa-doa dikabulkan. Salah satu momen terbaik untuk berdoa adalah ketika berbuka puasa. Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa doa orang yang berpuasa tidak tertolak, terutama saat menjelang berbuka. Ini adalah kesempatan emas bagi setiap Muslim untuk memohon ampunan, keberkahan, dan segala kebaikan dari Allah ﷻ.


1. Doa Orang yang Berpuasa Tidak Tertolak


Rasulullah ﷺ bersabda:


ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَالإِمَامُ العَادِلُ، وَدَعْوَةُ المَظْلُومِ


"Tiga orang yang doanya tidak tertolak: orang yang berpuasa hingga ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang terzalimi."

(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)


Hadits ini menunjukkan bahwa selama seseorang masih dalam keadaan berpuasa, terutama menjelang berbuka, ia berada dalam keadaan mustajab. Saat perut kosong dan hati dalam keadaan tunduk kepada Allah, doa yang dipanjatkan lebih ikhlas dan lebih berpeluang dikabulkan.


2. Waktu Mustajab untuk Berdoa Saat Berbuka

Waktu berbuka adalah saat di mana seseorang merasakan kelemahan fisik setelah seharian menahan lapar dan dahaga. Dalam kondisi ini, seorang hamba lebih merasa butuh kepada Allah, sehingga hatinya lebih khusyuk dalam berdoa.


Allah ﷻ berfirman:


وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ


"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh petunjuk."

(QS. Al-Baqarah: 186)


Menariknya, ayat ini terletak di antara ayat-ayat yang berbicara tentang puasa Ramadhan. Ini menunjukkan hubungan erat antara puasa dan dikabulkannya doa.


3. Doa Saat Berbuka yang Dianjurkan Rasulullah ﷺ

Ketika berbuka puasa, Rasulullah ﷺ mengajarkan kita untuk membaca doa berikut:


ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ


"Telah hilang rasa haus, urat-urat telah basah (dengan makanan/minuman), dan pahala telah tetap, insyaAllah."

(HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan An-Nasa’i)


Atau doa lain yang juga populer:


اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ


"Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakal, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka."

(HR. Abu Dawud dan Ahmad)


Namun, selain doa-doa ini, kita juga dianjurkan untuk memanjatkan doa pribadi sesuai dengan hajat dan kebutuhan kita.


4. Apa yang Harus Kita Minta Saat Berbuka?

Momen berbuka adalah kesempatan emas untuk meminta apa pun kepada Allah. Berikut beberapa hal yang bisa kita minta dalam doa:


✅ Ampunan dan rahmat Allah – Kita bisa memohon agar semua dosa-dosa kita diampuni dan diberikan rahmat-Nya.

✅ Kesehatan dan keberkahan hidup – Berdoalah agar Allah memberi kesehatan jasmani dan rohani.

✅ Rezeki yang halal dan berkah – Mintalah agar Allah memberikan rezeki yang halal, berkah, dan mencukupkan kebutuhan kita.

✅ Keteguhan iman dan perlindungan dari fitnah dunia – Agar kita tetap istiqamah di jalan kebenaran.

✅ Keselamatan keluarga dan orang-orang yang kita cintai – Mintalah agar mereka selalu dalam lindungan Allah.


5. Hikmah di Balik Mustajabnya Doa Saat Berbuka


Mengapa doa di waktu berbuka begitu istimewa? Ada beberapa hikmah yang bisa kita renungkan:

Puasa melemahkan hawa nafsu, sehingga hati lebih ikhlas – Saat seseorang menahan diri dari makan dan minum, nafsunya melemah dan ia lebih fokus kepada Allah.

Perasaan syukur yang mendalam – Setelah seharian berpuasa, kita merasakan betapa berharganya nikmat Allah, sehingga doa yang dipanjatkan lebih tulus.

Momen kemenangan setelah menahan godaan – Ketika berbuka, seseorang telah menyelesaikan ibadahnya dengan baik. Inilah saat yang tepat untuk memohon kepada Allah sebagai bentuk penghormatan atas kesungguhannya dalam ibadah.


Kesimpulan: Jangan Lewatkan Momen Mustajab Ini!

Berbuka puasa bukan hanya soal menikmati makanan dan minuman setelah seharian menahan lapar, tetapi juga waktu emas untuk berdoa dan meminta segala kebaikan dari Allah. Jangan biarkan momen ini terbuang sia-sia dengan hanya fokus pada makanan. Luangkan beberapa detik sebelum berbuka untuk mengangkat tangan dan memohon kepada Allah.


Tips agar doa lebih mustajab saat berbuka:

✅ Sempatkan berdoa beberapa menit sebelum berbuka, saat perut masih kosong dan hati lebih khusyuk.

✅ Berdoalah dengan penuh keikhlasan dan keyakinan bahwa Allah akan mengabulkannya.

✅ Jangan hanya berdoa untuk diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga, umat Islam, dan dunia yang lebih baik.

✅ Istiqamah dalam berdoa – Jangan hanya berdoa saat berbuka, tetapi jadikan ini kebiasaan sepanjang Ramadhan.


Semoga kita semua bisa memanfaatkan waktu berbuka sebagai kesempatan terbaik untuk berdoa dan mendapatkan rahmat serta keberkahan dari Allah ﷻ. Aamiin.








Friday, February 21, 2025

Danantara dan sejumlah issue kekhawatiran

 





Danantara, singkatan dari Daya Anagata Nusantara, adalah Badan Pengelola Investasi (BPI) yang dibentuk oleh pemerintah Indonesia untuk mengelola dan mengoptimalkan aset serta investasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pembentukan Danantara didasarkan pada perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, yang disahkan oleh DPR pada 4 Februari 2025. 


Sebagai super holding, Danantara akan mengelola dividen dari BUMN dan mengalokasikannya untuk investasi strategis di berbagai sektor, seperti infrastruktur dan energi terbarukan. Sebelumnya, dividen BUMN diserahkan ke Kementerian Keuangan dan masuk ke APBN; dengan adanya Danantara, proses ini menjadi lebih efisien dan terarah. 


Peluncuran resmi Danantara dijadwalkan pada 24 Februari 2025 oleh Presiden Prabowo Subianto. Lembaga ini diharapkan dapat menjadi kekuatan ekonomi baru yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui pengelolaan aset negara yang lebih optimal. 


Namun, beberapa pihak mengkhawatirkan kondisi keuangan Danantara yang mungkin belum stabil, mengingat besarnya aset yang harus dikelola dan tantangan dalam restrukturisasi BUMN. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana serta koordinasi antara Danantara, Kementerian BUMN, dan kementerian terkait lainnya menjadi kunci keberhasilan lembaga ini. 


Selain itu, pembentukan Danantara juga diperkuat oleh Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 142/P Tahun 2024, yang menetapkan Muliaman Darmansyah Hadad sebagai Kepala Danantara dan Kaharuddin Djenod Daeng Manyambeang sebagai Wakil Kepala. 


Dengan pengelolaan aset yang mencapai triliunan rupiah, Danantara memiliki potensi besar untuk mendanai proyek-proyek strategis yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing ekonomi Indonesia di kancah global. 


Kekhawatiran bahwa Danantara bisa menjadi ladang baru bagi korupsi memang beralasan, mengingat sejarah panjang kasus korupsi di Indonesia, terutama di BUMN dan lembaga pengelola dana publik. Transparansi dan akuntabilitas menjadi tantangan utama bagi lembaga seperti ini.


Perbandingan dengan Singapura dan Arab Saudi

Singapura dikenal dengan sistem hukum yang kuat, penegakan hukum tanpa pandang bulu, serta tata kelola pemerintahan yang bersih. Komisi Pemberantasan Korupsi di sana, Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB), memiliki kewenangan luas dan bekerja independen tanpa intervensi politik.

Arab Saudi dalam beberapa tahun terakhir melakukan reformasi besar-besaran dalam pemberantasan korupsi, terutama sejak 2017, dengan pembentukan Komite Antikorupsi yang langsung dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.


Indonesia sendiri memiliki KPK, namun efektivitasnya semakin dipertanyakan setelah berbagai revisi undang-undang yang memperlemah independensinya.


Potensi Korupsi di Danantara

Sebagai lembaga yang mengelola investasi dan aset besar BUMN, ada beberapa potensi risiko:

Kurangnya Transparansi: Jika mekanisme investasi dan alokasi dana tidak diawasi secara ketat, rawan terjadi penyalahgunaan dana.

Penyalahgunaan Wewenang: Pejabat di dalam Danantara bisa saja menyalahgunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

Konflik Kepentingan: Jika tidak diatur dengan baik, ada potensi dana digunakan untuk kepentingan politik atau kelompok tertentu.


Apa yang Harus Dilakukan?

Memperkuat Pengawasan: Harus ada lembaga independen yang mengawasi Danantara, misalnya KPK atau lembaga audit seperti BPK dan BPKP.

Keterbukaan Publik: Setiap keputusan investasi harus transparan dan dapat diakses oleh publik.

Sanksi Tegas: Harus ada hukuman berat bagi pejabat yang menyalahgunakan wewenang di Danantara, tanpa pengecualian.

Audit Berkala: Laporan keuangan harus diaudit secara berkala oleh auditor independen.


Jika pengawasan lemah, Danantara bisa menjadi kasus baru seperti Jiwasraya, Asabri, atau kasus Garuda Indonesia, di mana aset negara justru dikorupsi oleh para pejabatnya.

Jadi, meskipun Danantara memiliki potensi besar untuk mendorong ekonomi, jika tidak dikelola dengan transparan dan diawasi ketat, justru bisa menjadi lubang besar bagi korupsi baru.


Kekhawatiran masyarakat terkait potensi konflik kepentingan dalam penunjukan Pandu Sjahrir sebagai bagian dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dapat dipahami, mengingat hubungan kekerabatannya dengan Luhut Binsar Pandjaitan, seorang tokoh berpengaruh di pemerintahan. Pandu Sjahrir adalah keponakan dari Luhut Binsar Pandjaitan, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. 


Pandu Sjahrir memiliki rekam jejak profesional yang cukup panjang di sektor bisnis dan investasi. Ia menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) dan Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH). Selain itu, ia pernah menjadi Wakil Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran. 


Meskipun demikian, kekhawatiran publik mengenai potensi nepotisme dan konflik kepentingan tetap perlu diperhatikan. Untuk mengatasi hal ini, beberapa langkah dapat diambil:

Transparansi dalam Proses Rekrutmen: Pemerintah perlu memastikan bahwa proses penunjukan pejabat di Danantara dilakukan secara transparan dan berdasarkan meritokrasi, bukan karena hubungan kekerabatan.

Pengawasan Independen: Pembentukan badan pengawas independen yang memantau kinerja Danantara dapat membantu mencegah praktik korupsi dan konflik kepentingan.

Keterlibatan Publik: Melibatkan masyarakat dan media dalam memantau aktivitas Danantara akan meningkatkan akuntabilitas lembaga tersebut.

Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, diharapkan Danantara dapat beroperasi secara profesional dan menghindari praktik-praktik yang merugikan kepentingan publik.


Kekhawatiran mengenai potensi pengaruh asing melalui penjualan saham Danantara dan peran figur-figur tertentu dalam kepemimpinannya merupakan isu yang kompleks dan memerlukan analisis mendalam.


Potensi Pengaruh Asing melalui Penjualan Saham

Investasi asing dalam perusahaan Indonesia bukanlah hal baru dan diatur oleh pemerintah untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan modal dan kedaulatan ekonomi. Pemerintah Indonesia telah menetapkan batasan kepemilikan asing di berbagai sektor melalui peraturan yang ketat. Misalnya, dalam sektor keuangan, kepemilikan asing dibatasi hingga 85% dari modal disetor, kecuali untuk perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa efek, di mana batasan tersebut tidak berlaku . Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada peluang bagi investor asing untuk memiliki saham mayoritas, pemerintah tetap memiliki mekanisme pengawasan untuk menjaga kepentingan nasional.


Kepemimpinan dan Dinasti Politik

Terkait dengan kepemimpinan Danantara, nama Pandu Patria Sjahrir sering disebut. Pandu Sjahrir adalah seorang pengusaha terkemuka di Indonesia, menjabat sebagai direktur di PT Toba Bara Sejahtera dan merupakan Founding Partner dari AC Ventures . Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) untuk periode 2018–2021. Keterlibatannya dalam berbagai posisi strategis menunjukkan pengaruhnya dalam sektor bisnis dan politik di Indonesia.


Fenomena dinasti politik di Indonesia bukanlah hal baru. Menurut pakar dari Universitas Gadjah Mada, keberadaan dinasti politik dalam tubuh legislatif dapat berdampak negatif terhadap proses demokrasi di Indonesia . Dominasi keluarga atau kerabat dalam posisi strategis dapat menghambat partisipasi individu dari latar belakang biasa dalam politik, yang pada akhirnya dapat memperlemah proses demokrasi dan meningkatkan praktik kolusi serta nepotisme.


Dampak terhadap Kedaulatan Negara

Isu penjualan saham kepada pihak asing dan dominasi dinasti politik dalam kepemimpinan perusahaan seperti Danantara dapat mempengaruhi kedaulatan ekonomi dan politik Indonesia. Penjualan saham kepada investor asing, jika tidak diawasi dengan ketat, berpotensi mengurangi kontrol domestik atas aset-aset strategis negara. Sementara itu, dominasi dinasti politik dapat mengarah pada pengambilan keputusan yang lebih mementingkan kepentingan kelompok tertentu dibandingkan kepentingan nasional.

Untuk menjaga kedaulatan negara, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk terus memantau dan mengawasi proses investasi asing serta memastikan bahwa kepemimpinan dalam perusahaan strategis didasarkan pada meritokrasi dan transparansi. Selain itu, penegakan regulasi yang ketat dan pengawasan terhadap praktik-praktik nepotisme dan kolusi harus menjadi prioritas guna memastikan bahwa kepentingan nasional tetap terjaga.


Secara keseluruhan, meskipun investasi asing dapat membawa manfaat ekonomi, keseimbangan antara penerimaan modal asing dan perlindungan kedaulatan nasional harus selalu dijaga melalui regulasi yang tepat dan pengawasan yang efektif.



Kekhawatiran masyarakat Indonesia terkait penunjukan mantan Presiden Joko Widodo sebagai pengawas Danantara, terutama setelah namanya masuk dalam daftar nominasi tokoh terkorup versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP), merupakan isu yang signifikan. Selain itu, hubungan dekatnya dengan kelompok yang dikenal sebagai "Sembilan Naga" menambah kompleksitas permasalahan ini.


Penunjukan Mantan Presiden sebagai Pengawas Danantara

Presiden Prabowo Subianto berencana meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) bernama Danantara pada 24 Februari 2025. Badan ini dibentuk untuk mengoptimalkan kekayaan negara melalui investasi strategis. Dalam struktur pengawasannya, Prabowo mengusulkan penunjukan mantan Presiden Joko Widodo sebagai salah satu pengawas Danantara. Langkah ini menuai berbagai reaksi dari masyarakat dan pengamat politik.


Kontroversi Terkait Nominasi OCCRP

Pada akhir 2024, OCCRP merilis daftar nominasi tokoh terkorup, dan nama Joko Widodo termasuk di dalamnya. Menanggapi hal ini, Joko Widodo meminta bukti konkret atas tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa siapa pun bisa menggunakan berbagai cara untuk menuduh tanpa dasar yang jelas. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga menegaskan bahwa semua warga negara Indonesia memiliki kedudukan yang sama di muka hukum dan mempersilakan masyarakat untuk melaporkan jika memiliki bukti terkait tindak pidana korupsi. 


Keterkaitan dengan "Sembilan Naga"

Istilah "Sembilan Naga" merujuk pada sekelompok pengusaha keturunan Tionghoa berpengaruh di Indonesia yang memiliki hubungan dekat dengan pemerintahan Orde Baru. Meskipun keanggotaan kelompok ini tidak pernah dikonfirmasi secara resmi, mereka dikenal memiliki kekuatan ekonomi dan politik yang signifikan. Kedekatan antara elit politik dan kelompok oligarki seperti "Sembilan Naga" sering menimbulkan kekhawatiran tentang potensi konflik kepentingan dan dominasi kepentingan tertentu dalam pengambilan kebijakan negara. 


Dampak terhadap Kepercayaan Publik dan Kedaulatan Negara


Penunjukan figur kontroversial dalam posisi strategis seperti pengawas Danantara dapat mempengaruhi kepercayaan publik terhadap pemerintah dan institusi negara. Isu-isu seperti tuduhan korupsi dan kedekatan dengan kelompok oligarki menambah panjang daftar kekhawatiran masyarakat terhadap elit politik saat ini. Untuk menjaga kedaulatan negara dan kepercayaan publik, penting bagi pemerintah untuk memastikan transparansi, akuntabilitas, dan integritas dalam setiap penunjukan pejabat publik serta pengelolaan aset negara.


Secara keseluruhan, meskipun investasi asing dan kerjasama dengan berbagai pihak dapat membawa manfaat ekonomi, keseimbangan antara penerimaan modal dan perlindungan kedaulatan nasional harus selalu dijaga melalui regulasi yang tepat dan pengawasan yang efektif.

Monday, February 17, 2025

Renungan Hakiki: Untuk Apa Kita Dihidupkan di Dunia?

 





KERUDUNG BERGO PUTIH UMROH DAN HAJI


Pengantar: Ketika Dunia Menipu Kita


Kita sering melihat manusia berlomba-lomba mengumpulkan dunia, seakan-akan mereka akan hidup selamanya. Mereka sibuk menumpuk harta, membangun istana, dan mengejar jabatan tanpa henti. Namun, pernahkah kita bertanya: Untuk apa kita dihidupkan oleh Allah di dunia ini? Apakah untuk sekadar menikmati kehidupan duniawi yang fana? Ataukah ada tujuan yang jauh lebih besar?


Rasulullah ﷺ telah memberikan peringatan keras tentang hakikat dunia dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA:


الدُّنْيَا دَارُ مَنْ لَا دَارَ لَهُ، وَمَالُهَا لِمَنْ لَا عَقْلَ لَهُ

"Dunia itu adalah rumah bagi orang yang tidak punya rumah (di akhirat), dan untuk dunia lah orang yang tidak punya akal mengumpulkannya." (HR. Al-Khara’ithi dalam Makarim al-Akhlaq)


Hadis ini mengingatkan kita bahwa dunia bukanlah tujuan, melainkan sekadar tempat persinggahan bagi orang-orang yang beriman. Mereka yang memahami makna sejati kehidupan tidak akan menjadikan dunia sebagai rumah abadi mereka.


Dunia: Fitnah yang Memalingkan dari Akhirat

Allah ﷻ telah berulang kali mengingatkan dalam Al-Qur'an bahwa dunia hanyalah permainan dan senda gurau:


وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا لَعِبٌۭ وَلَهْوٌۭ ۖ وَلَلدَّارُ ٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌۭ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

"Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah permainan dan hiburan, sedangkan negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?" (QS. Al-An'am: 32)


Orang yang cerdas adalah mereka yang tidak tertipu oleh kesenangan dunia. Rasulullah ﷺ pernah bersabda:


كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ


"Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau seorang musafir." (HR. Bukhari No. 6416)


Seorang musafir tidak akan membangun istana di tempat persinggahannya. Ia sadar bahwa ia hanya singgah sebentar, kemudian akan melanjutkan perjalanan menuju kampung halamannya. Lalu, mengapa kita begitu terikat dengan dunia yang fana ini?


Kebinasaan bagi Mereka yang Terpaku pada Dunia

Dunia tidak dilarang untuk dikejar, tetapi menjadikannya sebagai tujuan utama adalah sebuah kebinasaan. Rasulullah ﷺ bersabda:

تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَالدِّرْهَمِ وَالْقَطِيفَةِ وَالْخَمِيصَةِ، إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَرْضَ

"Celakalah hamba dinar, hamba dirham, hamba kain sutra, dan hamba pakaian mewah. Jika diberi, dia senang. Jika tidak diberi, dia murka." (HR. Bukhari No. 2887)


Orang yang mencintai dunia tanpa memikirkan akhirat telah menjadikan hartanya sebagai tuhannya. Mereka lupa bahwa dunia ini hanyalah titipan yang akan diambil kapan saja.


Untuk Apa Allah Menciptakan Kita?

Allah ﷻ telah menjelaskan tujuan penciptaan manusia dengan sangat gamblang:


وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Kita tidak diciptakan untuk sekadar mencari nafkah, membangun rumah, atau mengumpulkan kekayaan. Semua itu hanyalah sarana untuk mendukung tujuan utama kita: beribadah kepada Allah.

Lalu, bagaimana cara menjalani hidup yang benar agar tidak terjerumus dalam tipu daya dunia?


1. Jangan Jadikan Dunia sebagai Tujuan Utama


Harta, jabatan, dan kesenangan dunia bukanlah masalah selama tidak menjadi tujuan utama hidup kita. Gunakan dunia untuk kebaikan akhirat, bukan sebaliknya.


قُلْ مَتَاعُ ٱلدُّنْيَا قَلِيلٌۭ وَٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌۭ لِّمَنِ ٱتَّقَىٰ


"Katakanlah ( Muhammad pada ummatmu ): Kesenangan dunia itu sedikit, sedangkan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. An-Nisa: 77)


2. Perbanyak Amal yang Kekal


Apa yang kita kumpulkan di dunia akan ditinggalkan. Tetapi ada tiga hal yang akan terus menemani kita setelah mati:


إِذَا مَاتَ ٱبْنُ آدَمَ ٱنْقَطَعَ عَمَلُهُۥ إِلَّا مِن ثَلَاثٍۢ: صَدَقَةٍۢ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍۢ يُنْتَفَعُ بِهِۦ أَوْ وَلَدٍۢ صَالِحٍۢ يَدْعُو لَهُۥ


"Jika anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya." (HR. Muslim No. 1631)


Jika dunia adalah fokus utama kita, maka sia-sialah hidup ini. Tapi jika kita menjadikan akhirat sebagai tujuan, maka dunia akan mengikuti kita.


Penutup: Kembali ke Jalan yang Benar


Saudaraku, renungkanlah! Berapa banyak orang yang mengumpulkan harta seumur hidupnya, tetapi akhirnya meninggalkan semuanya begitu saja? Betapa banyak orang yang mengejar kesenangan dunia, tetapi akhirnya menderita di akhirat?


Rasulullah ﷺ bersabda:


مَا لِي وَمَا لِلدُّنْيَا؟ إِنَّمَا مَثَلِي وَمَثَلُ الدُّنْيَا كَرَاكِبٍ قَالَ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا


"Apa urusanku dengan dunia? Perumpamaanku dan dunia hanyalah seperti seorang musafir yang berteduh di bawah pohon, lalu pergi meninggalkannya." (HR. Tirmidzi No. 2377)


Dunia ini bukan rumah kita. Jangan sampai kita tertipu olehnya. Gunakan hidup ini untuk beribadah, beramal, dan mendekat kepada Allah, karena hanya itulah bekal yang akan menyelamatkan kita di akhirat.


Sudahkah kita menyiapkan bekal untuk kehidupan yang abadi?



Pentingnya Mengatur Waktu untuk Kehidupan yang Harmonis

 





ARRA - Sarimbit Raudhah

Dalam Islam, waktu adalah nikmat besar yang harus dikelola dengan baik. Allah SWT berfirman:

"Demi waktu! Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal saleh, dan saling menasihati dalam kebenaran serta kesabaran." (QS. Al-'Asr: 1-3)

Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya waktu dalam kehidupan manusia. Tanpa pengelolaan yang baik, waktu bisa berlalu sia-sia dan menyebabkan ketidakseimbangan dalam hidup.


1. Mengatur Waktu dalam Perspektif Islam

Islam mengajarkan keseimbangan dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam membagi waktu antara ibadah, pekerjaan, keluarga, dan istirahat. Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atasmu, matamu memiliki hak atasmu, dan istrimu memiliki hak atasmu." (HR. Bukhari)

Hadis ini menegaskan bahwa kita harus mengatur waktu dengan bijak agar semua hak dapat terpenuhi secara adil.


2. Manfaat Mengatur Waktu dengan Baik


Berikut beberapa manfaat yang bisa diperoleh jika kita mampu mengelola waktu dengan baik:


a. Kesehatan Jiwa dan Raga


Menjalani hidup yang teratur, termasuk waktu tidur, makan, dan berolahraga, membantu menjaga kesehatan fisik. Sedangkan mengalokasikan waktu untuk ibadah dan refleksi diri memberikan ketenangan jiwa.


b. Kedekatan dengan Allah SWT


Waktu yang diatur dengan baik memungkinkan kita untuk tidak lalai dalam beribadah. Shalat lima waktu menjadi pengingat utama dalam membagi aktivitas sehari-hari dengan baik.


c. Produktivitas dan Keberkahan dalam Hidup


Orang yang disiplin dalam mengatur waktu cenderung lebih produktif dan sukses. Rasulullah SAW bersabda:

"Ya Allah, berkahilah umatku di waktu pagi mereka." (HR. Tirmidzi)

Bekerja di pagi hari akan membawa lebih banyak keberkahan dibandingkan dengan bermalas-malasan dan membuang waktu tanpa manfaat.


3. Tips Mengatur Waktu dengan Bijak


Agar hidup lebih harmonis dan seimbang, berikut beberapa tips mengatur waktu dalam Islam:


  • Tetapkan Prioritas: Dahulukan yang paling penting, seperti shalat, bekerja, dan memenuhi hak keluarga.
  • Buat Jadwal Harian: Gunakan catatan atau aplikasi untuk merencanakan kegiatan agar lebih terstruktur.
  • Hindari Waktu yang Sia-sia: Kurangi aktivitas yang tidak bermanfaat, seperti terlalu lama di media sosial atau menonton hal yang tidak berguna.
  • Jaga Kesehatan: Seimbangkan antara kerja dan istirahat agar tubuh tetap sehat.
  • Gunakan Waktu Subuh dengan Baik: Waktu pagi adalah saat yang penuh berkah, manfaatkan untuk beribadah dan memulai aktivitas dengan semangat.



Kesimpulan


Mengatur waktu dengan baik adalah kunci untuk mencapai kehidupan yang harmonis. Dalam Islam, keseimbangan antara ibadah, pekerjaan, keluarga, dan kesehatan sangat ditekankan. Dengan disiplin dalam mengelola waktu, kita dapat meraih ketenangan jiwa, kesehatan raga, serta keberkahan dalam hidup.


Semoga Allah SWT memberi kita kemampuan untuk mengatur waktu dengan bijak dan menjadikannya sebagai ladang amal yang bermanfaat. Aamiin.


Tuesday, February 11, 2025

Misteri Makanan yang Diharamkan Nabi Ya'qub dan Ujian Orang Yahudi kepada Rasulullah ﷺ

 


  



ARRA - Sarimbit Raudhah

Pengantar

Surat Ali ‘Imran ayat 93 menjelaskan tentang makanan yang diharamkan bagi Bani Israil, bukan karena aturan dalam Taurat, tetapi karena nazar Nabi Ya'qub عليه السلام sendiri. Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ ditanya oleh sekelompok orang Yahudi mengenai hal ini. Mereka ingin menguji apakah beliau benar-benar seorang nabi dengan menanyakan sesuatu yang hanya diketahui oleh para ulama mereka. Rasulullah ﷺ pun menjawab dengan fakta sejarah yang tidak mungkin diketahui kecuali oleh seorang utusan Allah.

Salah satu poin menarik dari peristiwa ini adalah penyakit yang diderita oleh Nabi Ya'qub عليه السلام, yaitu ‘irq al-nasa (sciatica). Penyakit ini menyebabkan nyeri yang luar biasa, sehingga beliau bernazar untuk meninggalkan makanan dan minuman yang paling disukainya—daging serta susu unta—jika Allah menyembuhkannya.

Mengapa orang-orang Yahudi menanyakan hal ini? Apakah mereka benar-benar mencari kebenaran atau sekadar menguji kenabian Rasulullah ﷺ? Dan bagaimana sains modern menjelaskan penyakit yang diderita Nabi Ya'qub عليه السلام? Artikel ini akan membahas kisah ini lebih dalam.


Misteri di Balik Surat Ali 'Imran Ayat 93

Allah ﷻ berfirman dalam Surat Ali 'Imran ayat 93:

كُلُّ ٱلطَّعَامِ كَانَ حِلًّۭا لِّبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ إِلَّا مَا حَرَّمَ إِسْرَٰٓءِيلُ عَلَىٰ نَفْسِهِۦ مِن قَبْلِ أَن تُنَزَّلَ ٱلتَّوْرَىٰةُ ۚ قُلْ فَأْتُوا۟ بِٱلتَّوْرَىٰةِ فَٱتْلُوهَآ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ

"Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil, kecuali makanan yang diharamkan oleh Israil (Ya'qub) atas dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah (Muhammad), ‘Maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah jika kamu orang-orang yang benar’.” (QS. Ali 'Imran: 93)

Ayat ini menjelaskan bahwa sebelum Taurat diturunkan, Nabi Ya’qub عليه السلام (yang juga disebut Israel) pernah mengharamkan beberapa makanan untuk dirinya sendiri. Hal ini bukan karena perintah dari Allah, melainkan sebagai bentuk nazar pribadinya.

Namun, orang-orang Yahudi saat itu berusaha menutupi fakta ini dan mengklaim bahwa beberapa makanan memang diharamkan oleh agama sejak awal, padahal itu berasal dari nazar Nabi Ya’qub. Oleh karena itu, Allah ﷻ menantang mereka untuk menghadirkan Taurat dan membuktikan klaim mereka, yang tentu saja mereka tidak bisa lakukan.


Orang Yahudi Menguji Kenabian Rasulullah ﷺ

Menurut riwayat dari Ibnu Abbas, sekelompok orang Yahudi datang kepada Rasulullah ﷺ dan bertanya:

"Wahai Abu al-Qasim, kabarkan kepada kami makanan apa yang diharamkan oleh Israil (Ya’qub) atas dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan?"

Mereka bertanya bukan untuk mencari kebenaran, tetapi untuk menguji apakah Rasulullah ﷺ benar-benar seorang nabi. Mereka yakin bahwa hanya para ulama Yahudi yang mengetahui kisah ini. Jika Rasulullah ﷺ bisa menjawabnya dengan benar, itu berarti beliau memang utusan Allah.

Maka, Rasulullah ﷺ bersabda:

"Wahai orang-orang Yahudi! Aku bertanya kepada kalian dengan nama Allah yang telah menurunkan Taurat kepada Musa, apakah kalian tahu bahwa Israil (Ya'qub) pernah mengalami sakit yang parah dan lama? Karena penyakitnya yang berat, ia bernazar kepada Allah bahwa jika Allah menyembuhkannya, ia akan mengharamkan makanan dan minuman yang paling ia sukai. Makanan yang paling ia sukai adalah daging unta, dan minuman yang paling ia sukai adalah susu unta. Pernahkah kalian mendengar hal ini?"

Orang-orang Yahudi itu pun terdiam, lalu mereka mengakui:

"Ya, kami pernah mendengar itu."

Dengan jawaban ini, mereka tidak bisa lagi menyangkal kenabian Rasulullah ﷺ.


Penyakit Nabi Ya’qub عليه السلام: Sciatica (‘Irq al-Nasa)

Dalam hadis di atas, disebutkan bahwa Nabi Ya’qub عليه السلام menderita penyakit ‘irq al-nasa. Dalam istilah medis modern, ini dikenal sebagai sciatica, yaitu nyeri saraf skiatik yang menjalar dari punggung bawah ke kaki.

Gejala Sciatica (‘Irq al-Nasa):

Nyeri yang Menjalar – Biasanya mulai dari punggung bawah, melewati pinggul, paha, dan bisa mencapai kaki.

Kesemutan atau Mati Rasa – Terjadi di sepanjang jalur saraf skiatik.

Lemah Otot – Kaki atau betis terasa lemah, terutama saat berjalan atau berdiri lama.

Nyeri yang Memburuk – Bisa bertambah parah ketika duduk lama, batuk, atau bersin.


Penyebab utama penyakit ini bisa berupa saraf kejepit, hernia diskus, atau peradangan pada tulang belakang.

Mengapa Nabi Ya’qub عليه السلام Mengharamkan Daging dan Susu Unta?

Saat sakit, Nabi Ya’qub عليه السلام mungkin merasa bahwa konsumsi daging dan susu unta memperburuk kondisinya. Oleh karena itu, ia bernazar bahwa jika Allah menyembuhkannya, ia akan berhenti mengonsumsi makanan yang paling disukainya ini.

Namun, Bani Israil kemudian menjadikan ini sebagai aturan agama, padahal itu hanya nazar pribadi Nabi Ya’qub. Allah menegaskan dalam Al-Qur'an bahwa semua makanan halal bagi mereka sebelum Taurat diturunkan, kecuali yang diharamkan oleh Nabi Ya’qub untuk dirinya sendiri.


Kesimpulan: Ujian bagi Nabi dan Kejujuran Rasulullah ﷺ

Peristiwa ini menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi tidak bertanya untuk mencari kebenaran, tetapi untuk menguji Rasulullah ﷺ. Mereka berharap beliau tidak bisa menjawabnya, sehingga mereka bisa menolak kenabiannya. Namun, ketika Rasulullah ﷺ memberikan jawaban yang benar, mereka tidak bisa menyangkalnya.

Di sisi lain, kisah ini juga mengajarkan bahwa tidak semua yang dianggap haram oleh suatu kelompok benar-benar berasal dari syariat Allah. Terkadang, ada aturan yang berasal dari budaya, kebiasaan, atau nazar pribadi seseorang yang kemudian berkembang menjadi tradisi yang dianggap bagian dari agama.

Dengan demikian, kisah ini tidak hanya membuktikan kenabian Rasulullah ﷺ tetapi juga memberikan pelajaran penting dalam memahami hukum Allah ﷻ dan sejarah syariat yang sebenarnya.

Monday, February 10, 2025

Memanfaatkan Ramadhan untuk Mendekatkan Diri kepada Allah

 


ARRA - Sarimbit Raudhah (Koko, Gamis, Kerudung)


Ramadhan adalah bulan penuh berkah, ampunan, dan rahmat. Allah ﷻ memberikan kesempatan kepada hamba-Nya untuk memperbaiki diri, meningkatkan iman, dan kembali kepada-Nya dengan penuh kesungguhan. Bulan ini bukan sekadar waktu menahan lapar dan dahaga, tetapi juga momen terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah.


Rasulullah ﷺ bersabda:


إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ، وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ


"Ketika Ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu."

(HR. Bukhari dan Muslim)


Hadits ini menunjukkan bahwa Ramadhan adalah waktu istimewa di mana Allah memberikan kemudahan bagi hamba-Nya untuk beribadah dan menjauhi maksiat. Inilah saatnya kita memperbanyak amalan kebaikan agar semakin dekat dengan-Nya.


1. Memperbaiki Niat dan Tujuan Berpuasa


Puasa bukan hanya soal menahan lapar dan haus, tetapi juga sarana untuk mendidik jiwa dan meningkatkan ketakwaan. Allah ﷻ berfirman:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ


"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

(QS. Al-Baqarah: 183)


Ayat ini menegaskan bahwa tujuan utama puasa adalah membentuk ketakwaan, bukan sekadar menahan lapar dan haus. Dengan niat yang benar, kita bisa menjadikan Ramadhan sebagai momen terbaik untuk meningkatkan hubungan dengan Allah.


2. Memperbanyak Shalat dan Ibadah Malam


Salah satu cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah di bulan Ramadhan adalah memperbanyak shalat dan ibadah malam. Rasulullah ﷺ bersabda:


مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


"Barang siapa yang menunaikan shalat malam di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."

(HR. Bukhari dan Muslim)


Shalat Tarawih dan Tahajud adalah momen spesial untuk lebih dekat kepada Allah. Jadikan malam-malam Ramadhan sebagai waktu untuk berdialog dengan Allah melalui shalat, doa, dan dzikir.


3. Memperbanyak Membaca dan Merenungkan Al-Qur’an


Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an. Allah ﷻ berfirman:


شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ


"Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil)."

(QS. Al-Baqarah: 185)


Membaca, memahami, dan merenungkan makna Al-Qur’an adalah salah satu cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah. Rasulullah ﷺ bersabda:


خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ


"Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya."

(HR. Bukhari)


Jadikan Ramadhan sebagai momentum untuk lebih akrab dengan Al-Qur’an. Bacalah setiap hari, pahami maknanya, dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari.


4. Memperbanyak Dzikir dan Doa


Ramadhan adalah waktu di mana doa-doa mudah dikabulkan. Rasulullah ﷺ bersabda:


ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَالإِمَامُ العَادِلُ، وَدَعْوَةُ المَظْلُومِ


"Tiga orang yang doanya tidak tertolak: orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang terzalimi."

(HR. Tirmidzi)


Saat berbuka puasa dan di sepertiga malam terakhir adalah waktu mustajab untuk berdoa. Mintalah kepada Allah apa pun yang kita butuhkan, baik dunia maupun akhirat. Perbanyak dzikir agar hati selalu terpaut dengan-Nya.


5. Meningkatkan Sedekah dan Amal Kebaikan


Rasulullah ﷺ adalah orang yang paling dermawan, dan kedermawanannya semakin bertambah di bulan Ramadhan.


Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata:


كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالخَيْرِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ


"Rasulullah ﷺ adalah orang yang paling dermawan dalam kebaikan, dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan."

(HR. Bukhari dan Muslim)


Sedekah di bulan Ramadhan memiliki keutamaan besar, di antaranya:

✅ Menghapus dosa, seperti air yang memadamkan api.

✅ Mendapatkan pahala berlipat ganda.

✅ Membantu sesama dan mempererat ukhuwah Islamiyah.


6. Memanfaatkan Malam Lailatul Qadar


Malam Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Allah ﷻ berfirman:


لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ


"Malam Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan."

(QS. Al-Qadr: 3)


Rasulullah ﷺ bersabda:


مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


"Barang siapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."

(HR. Bukhari dan Muslim)


Gunakan sepuluh malam terakhir Ramadhan untuk memperbanyak ibadah agar bisa meraih malam penuh keberkahan ini.


Kesimpulan: Jangan Lewatkan Kesempatan Emas Ini!


Ramadhan adalah hadiah dari Allah agar kita bisa lebih dekat dengan-Nya. Manfaatkan setiap detik untuk memperbanyak ibadah, membaca Al-Qur’an, berdoa, berdzikir, dan berbuat baik kepada sesama.


Tips agar Ramadhan lebih bermakna:

✅ Niatkan untuk mencari ridha Allah.

✅ Buat target ibadah harian (shalat, Al-Qur’an, dzikir, sedekah).

✅ Hindari maksiat dan perbuatan sia-sia.

✅ Manfaatkan waktu berbuka dan sepertiga malam untuk berdoa.


Semoga kita semua bisa menjalani Ramadhan dengan penuh keikhlasan dan mendapatkan keberkahan serta ampunan dari Allah ﷻ. Aamiin.





Wednesday, February 5, 2025

Puasa Sebagai Terapi Mengelola Emosi Negatif

 





Temukan BY ERNI abaya mewah terbaru mahreen | abaya terbaru |  gamis 2024 | abaya viral seharga Rp371.999. Dapatkan sekarang juga di Shopee! Klik disini bila terkesan

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering menghadapi berbagai ujian yang dapat memicu emosi negatif seperti marah, sedih, atau stres. Islam mengajarkan berbagai cara untuk mengelola emosi tersebut, salah satunya adalah melalui ibadah puasa. Puasa bukan hanya ibadah yang bernilai pahala, tetapi juga terapi yang efektif untuk kesehatan jiwa dan raga.

1. Puasa Membantu Mengendalikan Amarah

Dalam hadits Rasulullah ﷺ disebutkan:

الصِّيَامُ جُنَّةٌ، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ

"Puasa itu perisai, maka janganlah seseorang berbuat rafats (ucapan kotor) dan janganlah berteriak-teriak dalam kemarahan. Jika seseorang mencacinya atau mengajaknya berkelahi, maka hendaklah ia mengatakan, 'Sesungguhnya aku sedang berpuasa.'" (HR. Bukhari & Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa puasa dapat menjadi tameng dalam mengendalikan emosi negatif. Ketika seseorang berpuasa, ia dituntut untuk lebih sabar dan menahan diri dari kemarahan yang dapat merusak pahala puasanya.

2. Puasa Menenangkan Hati dan Pikiran

Saat berpuasa, seseorang diajarkan untuk bersikap lebih tenang dan introspektif. Kondisi ini membantu dalam menenangkan hati dan pikiran, sehingga stres dan kecemasan berkurang. Puasa juga memotivasi seseorang untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah melalui dzikir dan doa, yang memiliki efek menenangkan pada jiwa.

3. Puasa Membantu Mengurangi Rasa Sedih dan Gelisah

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

"Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra’d: 28)

Ketika berpuasa, seseorang lebih banyak mengingat Allah, yang pada akhirnya memberikan ketenangan dan mengurangi perasaan sedih serta gelisah. Selain itu, puasa juga menumbuhkan rasa syukur dan kesabaran, yang dapat membantu seseorang melihat hidup dengan lebih positif.

4. Puasa Sebagai Detoksifikasi Jiwa dan Raga

Selain manfaat spiritual, puasa juga memiliki manfaat kesehatan fisik yang dapat mempengaruhi kestabilan emosi. Penelitian menunjukkan bahwa puasa membantu mengurangi kadar hormon stres dalam tubuh dan meningkatkan produksi hormon endorfin yang membuat seseorang merasa lebih bahagia.

5. Menjadikan Puasa Sebagai Kebiasaan dalam Kehidupan

Agar manfaat puasa dalam mengelola emosi negatif dapat dirasakan secara maksimal, umat Islam dianjurkan untuk membiasakan puasa sunnah, seperti puasa Senin-Kamis dan puasa Ayyamul Bidh (puasa pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriyah). Dengan membiasakan diri berpuasa, seseorang akan lebih mampu mengontrol emosinya dalam kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan

Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga sarana terapi Islami untuk mengelola emosi negatif. Dengan berpuasa, seseorang dapat belajar mengendalikan amarah, menenangkan hati, mengurangi stres, serta membersihkan jiwa dan raga. Oleh karena itu, puasa sebaiknya dijadikan sebagai bagian dari gaya hidup agar kesehatan mental dan spiritual tetap terjaga.

Popular Posts