Orang Cerdas Adalah Orang yang Mengoreksi Diri
Pengantar
Di zaman ketika orang berlomba terlihat paling benar, paling pintar, dan paling didengar, kita sering lupa satu perkara yang sangat mendasar: mengoreksi diri sendiri.
Padahal, tidak sedikit orang yang lisannya fasih, ilmunya luas, bahkan nasihatnya indah, tetapi hatinya sempit dan jiwanya lelah.
Islam tidak memuliakan kecerdasan yang membesarkan ego.
Islam memuliakan kecerdasan yang menundukkan diri.
Rasulullah ﷺ tidak mendefinisikan orang cerdas sebagai mereka yang menang dalam perdebatan, tetapi sebagai mereka yang berani bercermin sebelum menghakimi.
1. Definisi Orang Cerdas Menurut Rasulullah ﷺ
Rasulullah ﷺ bersabda:
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ
“Orang yang cerdas adalah orang yang mengoreksi (menghisab) dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati.”
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Hadis ini sangat tegas dan jujur.
Orang cerdas bukan yang selalu benar, tetapi yang selalu mau memperbaiki diri.
Ia bertanya pada dirinya:
“Apa niatku?”
“Di mana salahku?”
“Apakah ini diridhai Allah atau hanya memuaskan egoku?”
Inilah kecerdasan yang jarang, tetapi menyelamatkan.
2. Al-Qur’an Mengajarkan Muhasabah, Bukan Menyalahkan
Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah ia persiapkan untuk hari esok.”
(QS. Al-Hasyr: 18)
Perhatikan, Allah tidak berkata:
“Lihat kesalahan orang lain”
“Hitung dosa saudaramu”
Tetapi:
“Hendaklah setiap jiwa melihat apa yang ia persiapkan.”
Orang yang sibuk mengoreksi diri tidak punya waktu untuk membenci.
3. Mengoreksi Diri Melahirkan Kelapangan
Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu berkata:
حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا
“Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab.”
Orang yang terbiasa muhasabah:
Hatinya longgar
Tidak mudah tersinggung
Tidak reaktif
Tidak keras mempertahankan pendapat
Sebaliknya, orang yang anti koreksi:
Hidupnya tegang
Mudah marah
Mudah lelah batin
Sulit tenang
4. Kecerdasan yang Menyehatkan Jiwa
Allah berfirman:
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ
(QS. Qaf: 37)
“Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang memiliki hati (yang hidup).”
Hati yang hidup adalah hati yang:
Mau dinasihati
Mau ditegur
Mau berubah
Muhasabah membuat jiwa sehat, karena beban ego dilepaskan.
Dan ketika jiwa sehat, tubuh pun lebih ringan.
5. Lawan dari Orang Cerdas
Rasulullah ﷺ melanjutkan:
وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا
“Orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya.”
Ia selalu:
Membela diri
Mencari pembenaran
Sulit mengakui kesalahan
Inilah kecerdasan palsu yang melelahkan dan menyempitkan.
Penutup
Orang yang cerdas bukanlah orang yang tidak pernah salah,
melainkan orang yang tidak keras mempertahankan kesalahan.
Ia hidup dengan hati yang longgar,
jiwa yang sehat,
dan langkah yang ringan menuju Allah.
Sebelum kita sibuk menilai orang lain,
ada baiknya kita bertanya pada diri sendiri:
“Jika hari ini aku menghadap Allah,
apa yang sudah aku perbaiki dari diriku?”
Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang cerdas menurut langit,
bukan sekadar pintar menurut manusia.
Wallāhu a‘lam.


Comments
Post a Comment