Tenang Bersama Allah, Meski Dunia Tak Memahami
by Arsi hijab seragam dress terbaru
Ada masa dalam hidup ketika kita memilih diam, bukan karena kalah.
Ada saat kita bersabar, bukan karena lemah.
Dan ada waktu kita berbuat baik, namun justru disalahpahami.
Dunia bertanya, “Mengapa kau tak membela diri?”
Padahal hati kita menjawab pelan,
“Karena Allah Maha Mengetahui.”
Dunia Menilai Tampilan, Allah Menilai Kedalaman
Manusia terbiasa menilai dari apa yang tampak.
Siapa yang paling lantang, dianggap paling benar.
Siapa yang paling terlihat, disangka paling ikhlas.
Padahal Allah sejak awal mengingatkan kita:
إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
“Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.”
(QS. Ali ‘Imran: 119)
Apa yang tersembunyi dari manusia, tidak pernah tersembunyi dari Allah.
Niat yang tidak diucapkan, air mata yang tidak dilihat, dan kesabaran yang tidak dipuji — semuanya tercatat rapi di sisi-Nya.
Mengapa Orang Ikhlas Sering Tidak Dipahami?
Karena orang ikhlas tidak sibuk menjelaskan dirinya.
Ia lebih sibuk menjaga hatinya.
Ia tidak berlomba mencari pembenaran, karena keyakinannya tidak bergantung pada penilaian manusia.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
“Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Niat itu tempatnya di hati.
Dan hati — hanya Allah yang benar-benar tahu.
Ketika Diam Lebih Menyelamatkan daripada Bicara
Tidak semua kesalahpahaman harus diluruskan.
Tidak semua tuduhan perlu dijawab.
Kadang, membela diri justru melukai hati sendiri.
Kadang, diam adalah bentuk tawakal tertinggi.
Allah berfirman:
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Barangsiapa bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya.”
(QS. At-Talaq: 3)
Cukupkan hatimu dengan Allah,
meski manusia belum mencukupkan penilaiannya.
Tanda Ketenangan yang Bersumber dari Allah
Ketenangan sejati bukan berarti hidup tanpa ujian.
Ia hadir ketika:
Kita tidak gelisah meski tidak dipuji
Kita tetap lembut meski disalahpahami
Kita sibuk memperbaiki diri, bukan membuktikan diri
Allah berjanji:
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.”
(QS. Ar-Ra‘d: 28)
Jika hatimu tenang saat dunia meragukanmu,
maka bisa jadi Allah sedang menjagamu dari riya dan ujub.
Penutup: Cukuplah Allah Menjadi Saksi
Wahai jiwa yang lelah,
tidak apa-apa jika tidak semua orang memahami langkahmu.
Tidak semua kebaikan harus disaksikan manusia.
Tidak semua kesabaran harus dibenarkan dunia.
Selama Allah ridha,
selama niat dijaga,
selama hati tetap bersama-Nya —
ketenangan itu nyata, meski dunia tak memahami.

Comments
Post a Comment