Paket Wajah AMA Korean Skincare Cream Pemutih Wajah Permanen Krim Whitening Glowing Korea Jepang

Tenang Bersama Allah, Meski Dunia Tak Memahami




Gamis Umroh Jasmine Syar' 

by Arsi hijab seragam dress terbaru



Ada masa dalam hidup ketika kita memilih diam, bukan karena kalah.

Ada saat kita bersabar, bukan karena lemah.

Dan ada waktu kita berbuat baik, namun justru disalahpahami.

Dunia bertanya, “Mengapa kau tak membela diri?”

Padahal hati kita menjawab pelan,

“Karena Allah Maha Mengetahui.”


Dunia Menilai Tampilan, Allah Menilai Kedalaman

Manusia terbiasa menilai dari apa yang tampak.

Siapa yang paling lantang, dianggap paling benar.

Siapa yang paling terlihat, disangka paling ikhlas.

Padahal Allah sejak awal mengingatkan kita:

إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ

“Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.”

(QS. Ali ‘Imran: 119)

Apa yang tersembunyi dari manusia, tidak pernah tersembunyi dari Allah.

Niat yang tidak diucapkan, air mata yang tidak dilihat, dan kesabaran yang tidak dipuji — semuanya tercatat rapi di sisi-Nya.


Mengapa Orang Ikhlas Sering Tidak Dipahami?

Karena orang ikhlas tidak sibuk menjelaskan dirinya.

Ia lebih sibuk menjaga hatinya.

Ia tidak berlomba mencari pembenaran, karena keyakinannya tidak bergantung pada penilaian manusia.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

“Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Niat itu tempatnya di hati.

Dan hati — hanya Allah yang benar-benar tahu.


Ketika Diam Lebih Menyelamatkan daripada Bicara

Tidak semua kesalahpahaman harus diluruskan.

Tidak semua tuduhan perlu dijawab.

Kadang, membela diri justru melukai hati sendiri.

Kadang, diam adalah bentuk tawakal tertinggi.

Allah berfirman:

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Barangsiapa bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya.”

(QS. At-Talaq: 3)

Cukupkan hatimu dengan Allah,

meski manusia belum mencukupkan penilaiannya.


Tanda Ketenangan yang Bersumber dari Allah

Ketenangan sejati bukan berarti hidup tanpa ujian.

Ia hadir ketika:

Kita tidak gelisah meski tidak dipuji

Kita tetap lembut meski disalahpahami

Kita sibuk memperbaiki diri, bukan membuktikan diri

Allah berjanji:

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.”

(QS. Ar-Ra‘d: 28)

Jika hatimu tenang saat dunia meragukanmu,

maka bisa jadi Allah sedang menjagamu dari riya dan ujub.


Penutup: Cukuplah Allah Menjadi Saksi

Wahai jiwa yang lelah,

tidak apa-apa jika tidak semua orang memahami langkahmu.

Tidak semua kebaikan harus disaksikan manusia.

Tidak semua kesabaran harus dibenarkan dunia.

Selama Allah ridha,

selama niat dijaga,

selama hati tetap bersama-Nya —

ketenangan itu nyata, meski dunia tak memahami.


Comments

Popular posts from this blog

Tidak ada yang abadi di dunia ini

Mencari tahu tentang Promol12

"Fa aina tadzhabun", Maka mau kemana engkau pergi?